Wali Kota Tarakan Dorong Masyarakat Peduli Sesama lewat Tausyiah

Wali Kota Tarakan dr Khairul M.Kes mengajak kaum muslim dan muslimah kota Tarakan untuk menunjukan rasa kepedulian terhadap sesama sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.

oleh Liputan6.com pada 22 Mei 2020, 10:03 WIB
Diperbarui 22 Mei 2020, 10:16 WIB
Wali Kota Tarakan Dorong Masyarakat Peduli Sesama lewat Tausyiah
(Foto:Dok. Pemkot Tarakan)

Liputan6.com, Jakarta Di tengah pandemi covid-19 dan semakin dekatnya perayaan hari raya Idul Fitri Wali Kota Tarakan dr Khairul M.Kes mengajak kaum muslim dan muslimah kota Tarakan untuk menunjukan rasa kepedulian terhadap sesama sebagai wujud ketaatan kepada Allah SWT.

Dalam Tausiyah yang disampaikannya, menjelaskan bahwa pentingnya rasa peduli dalam menjalankan hidup sebagai makhluk sosial.

"Islam mengajarkan kita dan menegaskan manusia sebagai mahkluk sosial. Oleh karena kita diajarkan untuk saling peduli terhadap manusia lainnya. Kepedulian dalam islam adalah manifestasi akhlak dan merupakan ketaatan bagi seorang mukmin. Umat muslim diajarkan untuk peduli terhadap sesama. Peduli bisa diwujudkan dalam beberapa hal baik empati maupun simpati. Tetapi Islam mengajarkan memberikan sumbangan materi kepada sesama yang dianggap membutuhkan,"ujarnya, Rabu (20/5/2020)

Ia mencontohkan, kepedulian ibarat seperti sirkulasi dan metabolisme di dalam tubuh manusia. Menurutnya dengan rasa peduli, hal itu menciptakan adanya pergerakan oleh sebab itu. Sehingga pergerakan tersebut menghasilkan hal positif dalam kehidupan.

"Ada banyak alasan kita untuk peduli. Baik itu alasan individu maupun sosial. Sejatinya dalam menjalani kehidupan, kita tidak akan bisa hidup sendiri. Kalau kita lihat fenomena alam yang terjadi, bahwa sirkulasi atau perputaran itu adalah sebuah hal yang menyenangkan. Kalau kita melihat pada sebuah rumah, tentu ada pintu, jendela dan ventilasi tentu tujuannya agar udara bergerak, jika ada sirkulasi maka udara di rumah itu sehat. Kemudian kita melihat ke tubuh kita. Di dalam tubuh kita ada metabolisme. Kita makan, lalu ada proses metabolisme, kemudian sisa makanan kita buang dalam berbagai bentuk bisa dalam bentuk keringat, air seni maupun kotoran. Itu adalah mekanisme tubuh kita. Bayangkan kalau metabolisme tidak terjadi. Kita makan terus, kemudian tidak ada metabolisme. Maka ini bisa menimbulkan penyakit," ungkapnya

Dalam aspek sosial, kepedulian ibarat metabolisme, karena dari situlah ada sirkulasi karena adanya sebab. Misalnya kita membantu masyarakat yang membutuhkan di saat terjadi musibah. Artinya ada perpindahan materi ke tangan satu ke tangan lainnya.

Kepedulian sosial ini sangatlah penting, karena dibutuhkan oleh kaum duafa dan islam mengajarkan kita untuk menjalankan kepedulian itu melalui beberapa perintah yaitu bersedekah. Baik sedekah wajib berbentuk zakat maupun sedekah lainnya.

Sehingga menjelang hari raya Idul Fitri, ia mengajak kaum muslimin untuk menjalankan kewajiban berzakat sebagai bentuk ketaatan terhadap Allah SWT sang pencipta.

"Menjelang hari raya ini marilah kita bersama melaksanakan tanggung jawab kita dengan menyisihkan pendapatan kita 2,5 persen untuk berzakat. Hal itu sebagai wujud ketaatan kita menjalankan perintah agama dan menunjukan rasa keoedulian kita terhadap saudara kita yang membutuhkannya," katanya.

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya