Jakarta Terapkan PSBB Transisi, Jumlah Perjalanan KRL Ditambah

Sebagian jalur rel juga masih dipakai bersamaan dengan jenis kereta lain misalnya KLB antar kota dan kereta yang mengangkut logistik.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2020, 15:05 WIB
Diterbitkan 07 Jun 2020, 15:05 WIB
Penumpang KRL Terus Menurun
Petugas keamanan berjaga di salah satu peron Stasiun Manggarai, Jakarta, Kamis (16/4/2020). PT KCI menyatakan jumlah penumpang kereta listrik (KRL) terus menurun selama pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jabodebek hingga 50 persen. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT KCI menambah jumlah perjalanan Kereta Rel Listrik (KRL) selama masa transisi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Jakarta untuk meminimalisir penumpukan penumpang. Sebelumnya, jumlah perjalanan sebanyak 784 perjalanan menjadi 935 perjalanan setiap harinya.

VP Corporate Communication PT KCI, Anne Purba mengatakan penambahan perjalanan sudah dilakukan secara maksimal dan sulit untuk ditambah kembali, khususnya di jam-jam sibuk.

"PT KCI selama ini juga tidak mengurangi Jarak waktu antarkereta atau headway terutama pada jam-jam sibuk," ujar Anne dalam siaran pers, Minggu (7/6/2020).

Di lintas Bogor, waktu tunggu kereta pada jam sibuk tetap 5 menit dengan 124 perjalanan KRL pada jam sibuk pagi hari, dan 126 perjalanan pada sore hari.

Di lintas Bekasi, headway pada jam sibuk adalah 10-15 menit dengan 51 perjalanan KRL pada jam sibuk pagi hari, dan 55 perjalanan pada sore hari.

Di lintas Rangkasbitung/Serpong, headway pada jam sibuk adalah 10-15 menit dan 30 menit untuk kereta-kereta pemberangkatan maupun tujuan Rangkasbitung dengan keseluruhan 58 perjalanan pada jam sibuk pagi hari dan 67 perjalanan pada sore hari.

Sementara di lintas Tangerang, headway pada jam sibuk adalah 18-20 menit, dengan 26 perjalanan pada jam sibuk pagi hari dan 31 perjalanan pada sore hari.

"Jumlah frekuensi perjalanan dan jarak waktu antar kereta saat ini sudah dimaksimalkan. Di lintas Bogor misalnya, sudah sangat sulit menambah perjalanan kereta karena headway sudah maksimal sesuai kapasitas prasarana perkeretaapian yang tersedia," jelasnya.

Sebagian jalur rel juga masih dipakai bersamaan dengan jenis kereta lain misalnya KLB antar kota dan kereta yang mengangkut logistik.

Untuk itu, imbuhnya, PT KCI sebagai operator sarana KRL dalam beberapa tahun belakangan mengambil pendekatan berbeda untuk dapat melayani lebih banyak masyarakat.

Dengan frekuensi perjalanan yang tidak dapat berubah banyak, PT KCI memperpanjang rangkaian kereta menjadi mayoritas 10 dan 12 kereta dalam satu rangkaian.

KCI saat ini memiliki 36 rangkaian kereta dengan formasi 12 kereta, 41 rangkaian kereta dengan formasi 10 kereta, dan 35 rangkaian kereta dengan formasi 8 kereta.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Titik Penyekatan

Dia menuturkan, setiap harinya 88 rangkaian KRL beroperasi melayani masyarakat. Sementara sisanya merupakan kereta cadangan untuk pengganti saat ada kereta yang mengalami kendala teknis, antisipasi saat perlu mengeluarkan kereta tambahan, dan rangkaian kereta yang sedang menjalani perawatan rutin.

"Pada masa transisi ini, KCI masih mengikuti aturan dari pemerintah mengenai jumlah pengguna yang diizinkan dalam satu kereta yaitu 35 persen dari kapasitas maksimum," ucapnya.

Dengan demikian, untuk menjaga kapasitas dan jaga jarak fisik di dalam kereta maka pengguna akan diatur melalui beberapa titik penyekatan sebelum masuk ke peron untuk naik kereta.

Penyekatan ini juga sudah berlangsung selama masa PSBB, saat jumlah pengguna KRL turun lebih dari 80 persen. Penyekatan untuk mengutamakan physical distancing di dalam kereta ini terkadang membawa konsekuensi logis yaitu adanya antrean pengguna di stasiun-stasiun.

 

Reporter: Yunita Amalia/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya