Total Ada 200 Kg Sabu yang Disita BNN dari Gudang Beras di Tangerang

Arman menyatakan, jumlah barang bukti sabu yang disita masih mungkin bisa bertambah karena semua karung di gudang itu belum diperiksa.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 29 Jul 2020, 02:20 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2020, 02:20 WIB
BNN sita 200 kg sabu dari gudang beras di Tangerang
BNN sita 200 kg sabu dari gudang beras di Tangerang. (Liputan6.com/Pramita Tristiawati)

Liputan6.com, Jakarta - Setidaknya ada 200 kilogram paket sabu siap edar yang ditemukan aparat Badan Narkotika Nasional (BNN) dalam penggerebekan di gudang beras dan jagung di Jalan Prabu Siliwangi, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang pada Selasa (28/7/2020).

200 kilogram paket narkoba ini ditemukan berada di 50 karung berisi jagung kering. Setiap karung berisi 4 paket narkoba dengan berat masing-masing satu kilogram sabu.

"Barang bukti sabu atau amfetamin yang kita temukan kurang lebih 200 kilogram. Namun demikian ini bisa bertambah karena seluruh karung belum diperiksa," ujar Deputi Pemberantasan BNN, Irjen Arman Depari di lokasi penggerebekan, Selasa.

Arman menjelaskan bahwa barang haram tersebut diangkut dum truk yang berpelat nomor asal Sumatera, kemudian menyebrangi laut, tiba di Banten hingga menuju Tangerang. Meski begitu, Arman belum bisa memastikan bahwa paket sabu tersebut berasal dari tanah Sumatera.

"Besok akan kita jelaskan dari mana asalnya, yang jelas ini kendaraan dari Sumatera ke Jakarta dan sementara disimpan di tempat ini, seolah-olah ini adalah gudang beras. Dari sini rencananya akan didistribusikan kepada pemesan," jelas Arman.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

6 Tersangka

Enam Tersangka Diamankan BNN dari Gudang Sabu di Tangerang
Enam Tersangka Diamankan BNN dari Gudang Sabu di Tangerang (Liputan6/Pramita)

Dalam kasus ini, BNN telah menetapkan enam orang sebagai tersangka. Saat ini, BNN masih mendalami peran tersangka dan jalur distribusinya.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan petugas pemberantasan narkotika di berbagai negara tetangga, terutama di ASEAN.

"Nanti akan kita konfirmasi kembali jaringan mana yang terlibat. Oleh karena itu kami akan segera berkoordinasi dengan petugas di negara tetangga terutama Asean," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya