Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama Fachrul Razi menjelaskan saat ini tingkat konsumsi daging di Indonesia cukup rendah yaitu baru capai 2,6 kilogram perkapita. Dibandingkan kata dia  empat negara ASEAN yaitu Malaysia, Piliphina, Thailand dan Vietnam yang capai 4,5 kilogram.
"Konsumsi daging masyarakat Indonesia rata-rata berkisar 2,6 kilogram perkapita, sementara negara lain sudah mencapai 4,5 kilogram per kapita," kata Fachrul dalam acara Pencanangan Gerakan Teladan Berkurban Nasional 2020, Rabu (29/7/2020).
Baca Juga
Sebab itu, dia berharap berkurban pada Hari Raya Idul Adha Tahun 1441 Hijriah akan memiliki manfaat besar. Mulai dari sisi peningkatan konsumsi daging halal dan penguatan ekonomi umat.
Advertisement
Dia merinci dari hasil survei Indonesia Development and Islamic Studies menyebutkan potensi ekonomi kurban Indonesia pada 2019 mencapai 28,4 triliun atau setara dengan 181 ribu ton daging. Dia menjelaskan hal tersebut dengan jumlah masyarakat yang ikut berkurban sebanyak 3,5 juta orang.
Sementara, ditengah pandemi Covid-19, proyeksi potensi ekonomi kurban secara nasional mengalami penurunan. Diperkirakan kata dia, nilainya mencapai 20,5 triliun yang dihitung dari 2,3 juta warga yang berkurban.Â
"Potensi kurban yang relatif tinggi memerlukan pengelolaan yang secara terencana, terpola, amanah dan profesional agar melahirkan nilai tambah untuk kesejahteraan masyarakat serta sangat membantu pemberdayaan peternak lokal, swasembada daging halal dan mengurangi impor ternak di tanah air," ungkap Fachrul.
Â
Gerakan Teladan Berkurban
Fachrul, bersama Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla mencanangkan Gerakan Teladan Berkurban Nasional 2020 dalam rangka menyambut Idul Adha 1441H.
Lokasi pencanangan Gerakan Teladan Berkurban Nasional 2020 digelar serentak secara daring dari tiga daerah yaitu Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.
"Bangsa Indonesia adalah bangsa agamis. Dimana ibadah kurban sudah membumi sejak Islam hadir di nusantara ini. Ibadah kurban merupakan sebuah refleksi ketakwaan dan kesolehan sosial seorang muslim," ungkap Fachrul.Â
Advertisement