Update Corona 27 September: Bertambah 3.611, Total Pasien Covid-19 Sembuh 203.014

Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak Sabtu, 26 September 2020, pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

oleh Devira PrastiwiNafiysul Qodar diperbarui 27 Sep 2020, 15:17 WIB
Diterbitkan 27 Sep 2020, 15:16 WIB
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19.
Ilustrasi coronavirus, virus corona, koronavirus, Covid-19. Kredit: Fernando Zhiminaicela via Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Kasus sembuh dari virus corona Covid-19 terus meningkat. Per hari ini, Minggu (27/9/2020), ada penambahan 3.611 pasien yang dinyatakan sembuh dari Covid-19.

Dengan begitu, total akumulatif kasus sembuh Covid-19 di Indonesia berjumlah 203.014 orang.

Informasi tersebut berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19.

Sementara untuk penambahan kasus positif ada 3.874 orang per hari ini. Jadi, total akumulatif ada 275.213 orang di Indonesia terkonfirmasi positif Corona Covid-19.

Sedangkan pasien yang meninggal akibat Covid-19 bertambah 78 orang per hari ini. Dengan begitu, total akumulatifnya hingga kini terdapat 10.386pasien Corona Covid-19 meninggal dunia di Indonesia.

Data update pasien virus Corona Covid-19 ini tercatat sejak Sabtu, 26 September 2020, pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Curhat Dokter Paru ke Jokowi

Presiden Jokowi berbincang dengan dr Faisal Rizal Matondang, seorang dokter paru, melalui panggilan video.
Presiden Jokowi berbincang dengan dr Faisal Rizal Matondang, seorang dokter paru, melalui panggilan video. (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berbincang dengan dr Faisal Rizal Matondang, seorang dokter paru, melalui panggilan video dari Istana Kepresidenan Bogor, Minggu (27/9/2020).

Faisal merupakan seorang dokter yang bertugas menangani pasien Covid-19 di RSPI Sulianti Saroso.

Dalam perbincangan itu terungkap bahwa Faisal sempat dinyatakan positif terinfeksi Covid-19. Faisal sendiri sudah bersiaga menangani pasien Corona sejak virus itu mewabah di Indonesia.

Hal itu membuat dia sering berkontak erat dengan sejumlah pasien sehingga Faisal pun sempat terpapar virus Corona. Namun, setelah menjalani isolasi dan perawatan, dia kini telah kembali turun ke lapangan menangani pasien Corona.

"Kemarin rontgen terakhir dan sudah di-swab (tes usap). Saya dinyatakan sudah boleh bertugas. Jadi hari ini saya baru hari pertama bertugas," kata Faisal kepada Jokowi dikutip dari siaran pers Sekretariat Presiden, Minggu.

"Alhamdulillah sudah sembuh. Dokter Faisal, bagaimana penanganan Covid di RSPI Sulianti Saroso?" ucap Jokowi melanjutkan perbincangan.

Dokter spesialis paru lulusan Universitas Indonesia tersebut menjelaskan, perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit tersebut sudah sesuai dengan prosedur dan standar dari Kementerian Kesehatan. Begitu pula dengan sarana dan obat-obatan yang tersedia lengkap.

Namun, dia mengakui bahwa saat ini pihaknya mengalami kekurangan tenaga medis. Hal itu disebabkan karena lonjakan pasien Corona yang datang.

"Alat medis insyaallah tersedia. Tenaga mungkin masih tetap kurang. Pasien makin bertambah," ungkap Faisal kepada Jokowi.

Faisal juga menjelaskan mengenai kesehariannya saat merawat para pasien Covid-19. Dia menuturkan, para pasien seringkali mengalami kebosanan saat menjalani isolasi dan perawatan di rumah sakit.

Untuk mengatasi hal itu, dia biasanya memberikan waktu dan atensi yang lebih kepada para pasien. Berbincang dan bercanda adalah cara Faisal memberikan sedikit hiburan kepada para pasien, meski merasakan keterbatasan dan sesak selama menggunakan masker dan alat pelindung diri lainnya.

"Saya biasa sama pasien-pasien sering agak lama. Di samping periksa, walaupun saya sesak karena tertutup oleh APD, saya suka bercanda-bercanda. Terakhir itu saya kasih semangat buat pasien supaya pasien tetap berpikir positif untuk dapat hasil negatif swab-nya," jelasnya.

"Saya bisa bayangkan betapa beratnya bertugas menangani Covid ini," sahut Jokowi.

Dokter Faisal pun berpesan agar masyarakat tetap disiplin menerapkan 3M untuk mencegah penularan Covid-19. Mulai dari, mengenakan masker, mencuci tangan secara berkala, dan menjaga jarak serta menghindari kerumunan.

"Tetap jaga sesuai protokol kesehatan, pakai masker, mencuci tangan, menghindari berkumpul-kumpul. Mudah-mudahan kita bisa lewati pandemi ini," ujar Faisal.

Di akhir perbincangan, Jokowi menyampaikan ucapan terima kasih dan menghargai dedikasi serta kerja keras yang ditunjukkan oleh Faisal, para dokter lainnya, dan tenaga medis di seluruh Indonesia untuk memberikan perawatan kepada para pasien Covid-19.

"Saya menyampaikan terima kasih, mengapresiasi yang tinggi, menghargai kerja keras yang tinggi dari para dokter dan tenaga medis yang berjuang," tutur Jokowi.

 

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya