Liputan6.com, Jakarta Terkait libur akhir tahun yang akan datang, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta Pemerintah Kota Solo membuat call center terkait rencana karantina 14 hari kepada seluruh pemudik. Call center itu penting agar masyarakat bisa berkomunikasi tentang kebijakan yang diambil itu.
Seperti diberitakan, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo mengatakan akan mengkarantina pemudik pada libur panjang akhir tahun selama 14 hari. Pendatang akan dikarantina di rumah karantina Technopark, Jebres.
Baca Juga
"Pak Wali Kota sudah bicara pada saya, sebenarnya dia ingin membuat equal treathment, jadi perlakuan yang sama. Dan kondisi Covid-19 di Jateng ini perlu pengendalian cukup serius. Saya kira, ide pak Wali Kota mengkarantina mereka yang datang dari luar itu baik," kata Ganjar ditemui di kantornya, Kamis (10/12).
Advertisement
Masyarakat yang ingin masuk ke Solo lanjut Ganjar diminta melakukan komunikasi. Disinilah lanjut dia, pentingnya call center sebagai tempat komunikasi dan menerima laporan dari masyarakat agar semua berjalan lancar.
"Sehingga ada cara berkomunikasi. Dalam hal-hal tertentu seperti mungkin kondisi darurat dan sebagainya, bisa dikendalikan," ucapnya.
Solo raya lanjut Ganjar memang perlu dikendalikan. Mengingat, daerah itu masih tinggi penyebaran Covid-19. Meski begitu, Ganjar meminta agar kebijakan karantina bagi setiap pendatang dikomunikasikan dengan masyarakat.
"Menurut saya itu cara yang baik, sehingga orang tidak keluar masuk dan tidak terkontrol. Apalagi, mereka yang tidak pernah tahu kondisinya, apakah dalam kondisi sehat atau tidak. Saya minta masyarakat tidak berpikir negatif, karena pak Wali Kota ingin betul-betul memberikan perlindungan pada warganya agar semua selamat," tegasnya.
Ganjar juga mendukung rencana Pemkot Semarang melakukan penutupan di sejumlah ruas jalan utama. Keputusan itu lanjut Ganjar penting untuk mengurangi potensi-potensi kerumunan.
"Sensitivitas kepala daerah menjadi penting. Ketika ini masih tinggi Covid-19, maka segera dilakukan tindakan untuk mengurangi potensi kerumunan. Apakah menutup jalan, memberlakukan jam malam serta patroli yang diketatkan. Saya kira, ide pak Hendi ini baik dan saya apresiasi karena sudah mengkomunikasikan pada masyarakat sejak awal," katanya.
Ganjar juga meminta daerah-daerah lain di Jateng untuk melakukan pengetatan. Kontrol terhadap potensi-potensi kerumunan harus diperketat agar masyarakat sadar bahwa kondisi saat ini belum baik.
"Pemerintah harus mengintervensi dengan cara-cara yang bisa mengurangi kerumunan. Saya tidak pernah bosan mengingatkan, kurangi kerumunan apapun yang terjadi," imbuhnya.
Akan tetapi, Ganjar meminta tidak semua kegiatan masyarakat dilarang. Misalnya acara pernikahan, boleh dilaksanakan asal tertib dan jumlahnya terbatas.
"Lebih baik resepsi ditunda dulu, yang penting akadnya dilaksanakan. Sama juga dengan perayaan hari besar agama, boleh dilaksanakan dengan jumlah terbatas.
"Selebihnya bisa dilaksanakan melalui streaming. Mungkin rasanya beda, tapi kondisi ini yang bisa disiasati. Saya minta seluruh Bupati/Wali Kota di Jateng peduli dengan kondisi masing-masing, dan berikhtiar mengurangi kerumunan. Karena, kerumunan itulah Covid-19 mudah menyebar," tutupnya.
Â
(*)