Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG meminta masyarakat waspada bakal adanya potensi gempa maupun tsunami yang menyertainya di tahun 2021.
Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut, tahun 2021 wilayah Indonesia masih tetap aktif gempa.
Baca Juga
Data yang dihimpunnya mencatat rata-rata kegempaan dalam setahun terjadi 6.000 kali. Ini menurutnya wajar karena sumber gempa di tanah air sangat banyak, yaitu 13 segmen megathrust dan lebih dari 295 segmen sesar aktif.
Advertisement
"Kita perlu mewaspadai zona seismic gap, seperti zona subduksi Mentawai, selatan Banten-Selat Sunda, selatan Bali, Lempeng Laut Maluku, Lempeng Laut Filipina dan Tunjaman Utara Papua,” ujar Daryono, Selasa (29/12/2020).
Dia menambahkan, bahwa zona yang perlu diwaspadai yaitu zona sesar Lembang, segmen Aceh, segmen Matano dan Sesar Sorong. Kewaspadaan menjadi titik berat mengingat potensi bahaya yang dapat mengakibatkan jatuhnya korban masyarakat dan kerusakan infrastruktur.
Di sisi lain, Daryono menyampaikan bahwa masyarakat diharapkan selalu waspada terhadap bahaya gempa bumi karena berdasarkan catatan katalog gempa merusak tidak harus berkekuatan besar (M>6,0) tetapi gempa dangkal berkekuatan 4,0 - 5,0 dapat merusak.
"Sebagai upaya mitigasi, membangun rumah tahan gempa di daerah rawan gempa adalah solusi utama dalam mengurangi bahaya dan risiko bencana gempa bumi,” lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Tak Ada Gempa Berpotensi Tsunami di 2020
Dia meminta untuk selalu mewaspadai gempa berpotensi tsunami karena berdasarkan statistik setiap dua tahun sekali di wilayah Indonesia terjadi gempa berpotensi tsunami. Daryono menambahkan bahwa pada tahun 2020 ini tidak terjadi gempa berpotensi tsunami.
"Sebagai langkah antisipasi masyarakat pesisir rawan tsunami wajib memahami konsep evakuasi mandiri.” imbuhnya.
Analisis seismitas sepanjang tahun ini, wilayah yang sangat aktif gempa yaitu wilayah Barat Aceh, Bali, Lombok, Sumbawa, Sumba, Maluku Utara dan Seram.
Sedangkan gempa merusak pada 2020, BMKG mencatat 11 gempa merusak yang terjadi di Simeuleu, Seram, Sukabumi, Tapanuli Selatan, Sabang, Maluku Utara, Bengkulu, Talaud, Pangandaran, Mamuju Tengah dan Brebes-Kuningan.
Advertisement