41 Rumah di Lebak Rusak Akibat Tanah Bergerak

Sebanyak 41 rumah di Kampung Jampang, Desa Sidomanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, rusak berat dan satu di antaranya roboh akibat tanah yang bergerak pada Jumat, 29 Januari 2021.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 02 Feb 2021, 02:13 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 02:13 WIB
Fenomena Likuefaksi "Tanah Bergerak" di Pati Akibat Curah Hujan
Fenomena likuefaksi "Tanah Bergerak" di Pati akibat curah hujan. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 41 rumah di Kampung Jampang, Desa Sidomanik, Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, rusak berat dan satu di antaranya roboh akibat tanah bergerak pada Jumat, 29 Januari 2021. Serta curah hujan tinggi selama sepekan terakhir.

Ketua Rukun Tetangga 01/02 Kampung Jampang di Cimarga bernama Bayi, mengatakan warga yang terdampak bencana tanah bergerak itu mengharapkan bantuan pemerintah untuk relokasi rumah mereka ke daerah yang aman.

"Mereka sangat ketakutan jika hujan lebat disertai angin kencang karena khawatir rumah roboh dan menimbulkan korban jiwa," kata Bayi, Senin (1/2/2021).

Menurut dia, sebagian besar kondisi bangunan rumah mereka sudah retak-retak dan bolong-bolong serta nyaris roboh akibat pergerakan tanah tersebut.

Sementara itu, Plh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama mengatakan pemerintah daerah akan memberikan dana stimulan bagi 41 warga yang terdampak tanah bergerakitu dengan kisaran minimal Rp 10 juta sampai Rp 25 juta.

Dana stimulan itu, kata dia, untuk relokasi pembangunan rumah di tempat yang lebih aman dari ancaman bencana alam.

"Kami sudah mengajukan dana stimulan itu dan berharap Bupati Iti Octavia secepatnya dicairkan untuk membantu warga korban pergerakan tanah," katanya seperti dikutip dari Antara.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Berharap Bantuan Pemerintah

Sementara Aning (60), salah satu korban bencana mengatakan dirinya bersyukur karena rumahnya roboh hanya beberapa jam setelah ia mengungsi ke rumah kerabatnya di desa itu.

"Saya punya firasat rumah akan roboh, jadi setelah salat Subuh langsung mengungsi ke rumah kerabat, dan sekitar pukul 08.0 WIB rumah roboh. Alhamdulillah, kami masih dilindungi," kata janda beranak tiga itu.

Ia berharap mendapat bantuan Pemerintah untuk membangun rumah di lokasi lain yang lebih aman karena sudah tidak mempunyai tabungan untuk membangun rumah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya