Antisipasi Banjir, Jakarta Kerahkan 257 Alat Berat untuk Keruk Lumpur

Pemprov DKI Jakarta terus melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi banjir. Salah satunya dengan melakukan pengerukan lumpur yang membuat pendangkalan aliran sungai.

oleh Yopi Makdori diperbarui 05 Feb 2021, 16:41 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2021, 16:41 WIB
Melihat Program Grebek Lumpur di Setu Babakan
Petugas menggunakan alat berat untuk mengeruk lumpur di kawasan Setu Babakan, Jakarta, Rabu (21/10/2020). Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, program pengerukan lumpur kali, sungai, atau waduk di Jakarta akan dilakukan hingga akhir tahun 2020. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta terus melakukan sejumlah upaya untuk mengantisipasi banjir. Salah satunya dengan melakukan pengerukan lumpur yang membuat pendangkalan aliran sungai di Ibu Kota.

Upaya ini dinamai Gerebek Lumpur. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan bahwa Gerebek Lumpur ini dilakukan dengan menerjunkan ratusan alat berat.

"Kemudian program yang baru ada Gerebek Lumpur atau meningkatkan daya tampung air dengan cara melakukan pengerukan, 257 alat berat kita hadirkan lebih dari 260 truk kita hadirkan untuk membantu," kata Riza Patria di Jakarta, Jumat (5/2/2021).

Untuk mengakselerasi pengerukan, menurut Riza pihaknya berencana menambah satu shift atau sesi untuk melakukan pengerukan. Jadi total pengerukan dilakukan selama dua sesi per harinya.

"Kemudian juga ke depan yang selama ini kita satu shift, kita akan coba dua shift dalam rangka pengerukan," kata Riza.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Langkah Antisipasi Lainnya

Cegah Pendangkalan, Anak Sungai Ciliwung Dinormalisasi
Pekerja menggunakan alat berat untuk mengeruk lumpur dan sampah yang mengendap di anak Sungai Ciliwung, Jakarta, Jumat (26/1). Pengerukan dilakukan untuk mencegah pendangkalan sungai. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Antisipasi banjir juga dilakukan dengan program-program lama seperti normalisasi, naturalisasi daerah aliran sungai. Selain juga membuat waduk.

"Kemudian mempersiapkan pompa-pompa mobile dan pompa stasioner yang baru kita memperbanyak pompa mobile," katanya.

Menurut Riza pihaknya juga membuat sodetan-sodetan aliran sungai guna menampung air yang selama ini tergenang.

"Kemudian ada juga yang baru juga program kita membuat sodetan-sodetan atau terobosan, kemudian membuat kelokan-kelokan supaya bisa menampung air yang selama ini bergenang," ucap Riza.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya