Jabodetabek Terkepung!

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PSTA - LAPAN) menyatakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) hingga Karawang berpotensi terjadi hujan lebat pada dini hari pada 20 hingga 21 Februari

oleh Andry Haryanto diperbarui 22 Feb 2021, 14:55 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2021, 08:51 WIB
FOTO: Banjir Rendam Tol JORR di Kawasan TB Simatupang
Suasana banjir yang menggenangi Jalan Tol JORR di kawasan TB Simatupang, Jakarta Selatan, Sabtu (20/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Serua yang berada di pinggir jalan tol. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Sepekan terakhir ini beberapa warga di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi menjadi pekan yang melelahkan. Warga bejibaku dengan banjir yang mengepung kawasan pemukiman mereka. Tidak hanya Jabodetabek. Banjir juga terjadi di Karawang, Jawa Barat. Sarana umum seperti jalan raya turut terdampak. 

Informasi yang dihimpun dari BPBD Karawang, banjir telah merendam ribuan rumah di wilayah perkotaan dan pedesaan.

Sejumlah perumahan, kawasan pertokoan dan rumah sakit terendam banjir di wilayah perkotaan. Bahkan beberapa perumahan elit seperti Perumahan Grand Taruma dan Perumahan Galuhmas juga dilanda banjir.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

FOTO: Banjir Rendam Kawasan Permukiman di Pekayon
Warga melihat keluar jendela saat banjir di RW 07, Kelurahan Pekayon, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). Banjir di kawasan tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Bencana banjir terparah terjadi di wilayah Telukjambe Barat, dengan ketinggian air ada yang mencapai 1-2 meter.

Jauh-jauh hari Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (PSTA - LAPAN) menyatakan wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) hingga Karawang berpotensi terjadi hujan lebat pada dini hari pada 20 hingga 21 Februari 2021.

Menurut anggota Tim Reaksi dan Analisis Kebencanaan (TREAK) PSTA-LAPAN Erma Yulihastin, berdasarkan prediksi Satellite-based Disaster Early Warning System (Sadewa-LAPAN) hujan dini hari dengan intensitas lebih besar dari 10 milimeter per jam diprediksi kembali terjadi dalam durasi sekitar 3-4 jam pada 20 - 21 Februari 2021.

 

FOTO: Banjir Jakarta, Jalan Kemang Raya Tertutup Air
Petugas menggunakan perahu karet mengevakuasi beberapa warga yang terjebak banjir di kawasan Jalan Kemang Raya, Jakarta, Sabtu (20/2/2021). Hujan yang mengguyur Jakarta sejak Jumat (19/2) membuat sejumlah titik di Jakarta terendam banjir. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)
FOTO: Banjir Rendam Permukiman Warga di Kebalen
Sejumlah sepeda motor terendam banjir di kawasan Kebalen, Jakarta, Sabtu (20/2/2021). Curah hujan yang tinggi menyebabkan banjir setinggi orang dewasa di kawasan Kebalen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Mekanisme yang menyebabkan hujan dinihari tersebut berkaitan dengan penguatan angin dan peningkatan suplai kelembapan yang berasal dari utara (Laut Jawa) dan barat laut (Selat Sunda) yang menuju pesisir utara Jakarta

Sebelumnya, Badan Geologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan dini hujan ekstrem yang akan berlangsung pada 18-19 Februari 2021 di Jakarta dan sekitarnya.

Informasi tersebut juga dibuktikan oleh hasil prediksi Satellite-based Disaster Early Warning System (Sadewa) yang dimiliki Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Berdasarkan prediksi Sadewa LAPAN, hujan ekstrem mulai terjadi di kawasan Jakarta sejak pukul 23.00 WIB dengan intensitas yang meluas dan memanjang hingga meliputi Bekasi, Depok, Tangerang, bahkan hingga Karawang.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Bekasi merinci dari 56 kelurahan, separuh lebih terdampak banjir.

"33 dari 56 kelurahan di Kota Bekasi terdampak," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Agus Harpa dalam keterangannya, Sabtu (20/2/2021).

Data yang masuk sampai siang kemarin, sudah ada 49 lokasi yang surut dari 79 lokasi. Sisanya sebanyak 30 titik terdampak banjir.

Selain itu, sebanyak 1.459 KK dengan total 5.836 jiwa terdampak banjir. Adapun yang mengungsi karena banjir ada 230 jiwa dibagi di dua lokasi.

FOTO: Banjir Rendam Kawasan Permukiman di Pekayon
Warga duduk di atas bangku sebuah rumah saat banjir di RW 07, Kelurahan Pekayon, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). Banjir di kawasan tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Fenomena banjir Jakarta 2021 kembali menjadi sorotan sejumlah media asing, salah satunya menyebut bahwa faktor tenggelamnya permukaan tanah Ibu Kota menjadi penyebab bencana musiman tersebut.

Media AS Vox, dalam videonya berjudul "Why Jakarta is sinking" yang dipublikasi dalam situs berbagi video populer pada 19 Februari 2021, menyebut bahwa permukaan tanah Jakarta, khususnya di bagian utara, tenggelam 25 centimeter setiap tahunnya.

FOTO: Banjir Rendam Kawasan Permukiman di Pekayon
Warga tiduran di atas sepeda motor saat banjir di RW 07, Kelurahan Pekayon, Jakarta Timur, Sabtu (20/2/2021). Banjir di kawasan tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Aktivis Lingkungan Hidup, Chaerudin meminta agar Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tidak menyalahkan air sebagai penyebab banjir di Ibu Kota yang tak kunjung usai.

"Kalau banjir, kita jangan salahkan airnya, kalinya. Tapi caranya menangani yang mesti dilihat," kata Chaerudin, Sabtu (20/2/2021).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya