Pemkot Bogor Tiadakan Ganjil Genap untuk Relaksasi Perekonomian

Bima menyatakan, peniadaan ganjil genap setiap akhir pekan juga dalam upaya mendorong peningkatan perekonomian di Kota Bogor.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 02 Mar 2021, 13:38 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2021, 13:38 WIB
Wali kota Bogor Bima Arya
Wali kota Bogor Bima Arya (Putu Merta/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Kota Bogor menghentikan pemberlakuan ganjil genap kendaraan di Kota Bogor. Langkah ini sebagai upaya relaksasi sektor perekonomian di Kota Bogor.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan, relaksasi perekonomian berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, jumlah kasus positif maupun kematian akibat Covid-19 di Kota Bogor terus menurun dalam sepekan terakhir.

Pertimbangan lainnya jumlah keterisian bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit rujukan menurun, dan angka kesembuhan naik.

"Semua indikator trennya baik. Karena langkah kita selalu terukur berdasar data-data maka dua minggu ke depan meniadakan ganjil genap sambil kita evaluasi. Karena kita ingin rem dan gas ini sesuai dengan data tadi," kata Wali Kota Bogor Bima Arya, Selasa (2/3/2021).

Bima menyatakan, peniadaan ganjil genap setiap akhir pekan juga dalam upaya mendorong peningkatan perekonomian di Kota Bogor. Namun Bima membantah jika kebijakan ganjil genap menjadi salah satu penyebab roda perekonomian di Kota Hujan memburuk.

"Sebetulnya sektor ekonomi membaik, tadi data disampaikan. Hunian hotel mulai membaik, kunjungan pasar pun demikian. Tapi karena datanya tadi seperti itu jadi ganjil genap tidak dilanjutkan," ucapnya.

Namun demikian, Bima menyatakan akan memperkuat PPKM Mikro dalam upaya menekan kasus Covid-19 di Kota Bogor.

"Kordinasi di lapangan akan diperkuat lagi. Nanti akan ada simulasi khusus dengan 36 lurah baru bersama Satgas Covid-19 Kota Bogor," ujar Bima.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tetap Disiplin Prokes

Sementara itu, Kapolresta Bogor Kota Kombes Susatyo Sigit Purnomo menambahkan, berdasarkan hasil rapat bersama bahwa pekan depan kebijakan ganjil genap ditiadakan. Hal ini mengingat tren kasus Covid-19 mengalami penurunan.

"Kita juga perlu relaksasi secara ekonomi untuk semua pelaku ekonomi selama dua minggu ke depan," kata dia.

Susatyo meminta masyarakat tetap disiplin protokol kesehatan meskipun adanya kebijakan relaksasi penerapan ganjil genap selama dua pekan ini.

"Kalau tertib, tertata, pasti kasus akan menurun. Sebaliknya, kalau tidak disiplin lalu kasus Covid-19 kembali naik, bisa jadi kami akan menerapkan kembali ganjil genap," terangnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya