Jumlah Sampah Jakarta ke TPST Bantar Gebang Meningkat Tiap Tahun

Untuk mengurangi sampah yang ada di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta, kata Syaripudin, berencana membangun Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di dalam kota.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Mar 2021, 20:00 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2021, 19:56 WIB
Kabut Metan Kaki Bukit Bantar Gebang
Sejumlah pemulung saat berada ditumpukan sampah di TPA Bantar Gebang, Kota Bekasi, Jawa Barat. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah sampah di Jakarta yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Hingga 2020, jumlah sampah warga Ibu Kota yang dikirim ke TPST ini sebanyak 7.424 ton sampah/hari.

Menurut Pelaksana Tugas (plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta Syaripudin, sampah-sampah tersebut banyak didominasi oleh sisa makanan (53 persen), kemudian plastik (sembilan persen), residu (delapan persen), kertas (tujuh persen), dan lain-lainnya.

"Menuntaskan permasalahan sampah ini tidak dapat dilakukan hanya dari unsur pemerintah saja. Tentu, dibutuhkan upaya bersama masyarakat, dimulai dari pemilahan dan pengurangan sampah rumah tangga," kata Syaripudin dilansir Antara, Sabtu (20/3/2021).

"Karena sejatinya sampah rumah tangga juga bisa didaur ulang, seperti menjadi kompos, untuk nantinya mampu mengurangi volume sampah yang dihasilkan secara keseluruhan di Jakarta," imbuh dia.

Untuk mengurangi sampah yang ada di Jakarta, Pemprov DKI Jakarta, kata Syaripudin, berencana membangun Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di dalam kota. Atau yang biasa disebut sebagai Intermediate Treatment Facility (ITF) yang melibatkan penugasan pembangunan kepada dua BUMD yaitu PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya.

Akan ada empat titik di wilayah Ibu Kota yang akan dibangun ITF. ITF ini nantinya diharapkan dapat mengurangi volume sampah dengan pengolahan berbasis teknologi tepat guna, teruji dan ramah lingkungan, serta dapat menghasilkan energi terbarukan dengan memiliki kemanfaatan umum atau nilai tambah.

"Adapun titik lokasi ITF yang dibangun, yakni ITF Sunter sebagai pusatnya berdasarkan Pergub 33/2018 penugasannya kepada PT Jakarta Propertindo, ITF Wilayah Layanan Barat berdasarkan Pergub 65/2019 penugasannya kepada PT Jakarta Propertindo, serta ITF Wilayah Layanan Timur dan Selatan berdasarkan Pergub 71/2020 penugasannya kepada Perumda Sarana Jaya," tuturnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Fungsi ITF

Lebih lanjut, Syaripudin memaparkan, ITF wilayah layanan barat direncanakan akan mengolah sampah sebesar 2.000 ton per hari dengan efisiensi 80 persen.

Untuk pembangunan ITF wilayah layanan barat, PT Jakpro bekerja sama dengan konsorsium PT Wijaya Karya (WIKA)-PT Indoplas Karya Energi (Indoplas).

Untuk ITF di wilayah layanan timur dan selatan, diperkirakan mampu mereduksi sampah sebanyak 70-90 persen. Ditambah lagi dengan ITF Sunter sebagai pusatnya yang mampu mengurangi sampah sebanyak 2.200 ton per hari dan menghasilkan energi listrik sebesar 35 Mega Watt (MW).

Fasilitas pengelolaan sampah tersebut nantinya dapat meminimalkan ketergantungan daerah terhadap TPST di luar daerah.

"Pengolahan dan pemanfaatan sampah di berbagai wilayah tersebut diharapkan menjadi salah satu solusi atas volume sampah di TPST Bantar Gebang. Selain itu, proyek ini juga mampu menjadi salah satu upaya untuk memanfaatkan sampah menjadi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat Jakarta," ucapnya.

Ia juga tidak merinci kapan sejumlah ITF di Jakarta tersebut ditargetkan mulai operasi dan manfaatnya bisa dirasakan masyarakat Ibu Kota.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya