Profil Arbi Sanit, Pengamat Politik yang Dikenal Getol Suarakan Aspirasi

Sebelum meninggal dunia, pengamat politik Arbi Sanit dikenal sebagai pengamat politik serta dosen Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (UI).

oleh Devira Prastiwi diperbarui 25 Mar 2021, 11:52 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2021, 11:51 WIB
arbi-sanit-150216b.jpg
Arbi Sanit

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik Arbi Sanit meninggal dunia sekitar pukul 07.00 WIB, Kamis (25/3/2021). Kabar tersebut dibenarkan Humas Universitas Indonesia (UI) Amelita Lusia.

"Iya betul mas," kata Amelita kepada Liputan6.com, Kamis (25/3/2021).

Sebelum wafat, pria yang lahir pada 4 Juni 1939 di Painan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat itu sempat dibawa ke ICCU Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rabu, 24 Maret 2021 dan dipasang ventilator pukul 22.00 WIB.

Pagi tadi, Arbi Sanit mengembuskan nafas terakhirnya. Ia didiagnosis gagal jantung akut, ada cairan di paru-parunya.

Sebelum akhirnya pergi untuk selama-lamanya, Arbi Sanit dikenal sebagai pengamat politik serta dosen Ilmu Politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (UI).

Saat masih sekolah hingga kuliah, Arbi Sanit tergolong orang yang pendiam. Rupanya, sifat pendiam itu muncul sepeninggal ayahandanya, Wedana Muara Labuh di Sumatera Barat.

Kepergian ayahanda juga membuat Arbi Sanit jarang bermain di luar rumah. Ia lebih suka menyendiri dan belajar.

Berikut profil singkat Arbi Sanit, pengamat politik yang dikenal getol menyuarakan aspirasinya dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Pendidikan dan Latar Belakang Singkat

Kampus Universitas Indonesia (UI) (Doc. Universitas Indonesia)
Kampus Universitas Indonesia (UI) (Doc. Universitas Indonesia)

Arbi Sanit lahir 4 Juni 1939 di Painan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Ia merupakan anak kelima dari 11 bersaudara.

Arbi Sanit mengenyam pendidikan SD dan SMP di desa Batangkapas, Painan, tanah kelahirannya.

Kemudian Arbi melanjutkan bangku SMA di Medan, Sumatera Utara. Ia lalu berkuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (Fisip UI).

Arbi pun pernah studi bebas mengenai sistem politik Indonesia di Universitas Wisconsin, AS pada 1973–1974 silam.

Semasa kuliah, Arbi Sanit lebih suka belajar dan tidak mengikuti kegiatan di kampus. Ia memilih bekerja di perusahaan pelayaran Djakarta Lloyd hingga menjadi asisten dosen di fakultasnya.

Selama sekolah dan kuliah, Arbi tergolong pendiam. Sifat pendiam itu muncul sepeninggal ayahandanya, Wedana Muara Labuh di Sumatera Barat.

Sejak itu, Arbi Sait juga jarang bermain di luar rumah. Dia menyendiri dan lebih suka belajar. Pada masa kuliah juga tidak terlibat kegiatan kampus. Bahkan dia tidak ikut dan tidak lulus mapram.

 


Perjalanan Karier

Stunting, Kerdil, Seminar Gizi untuk Bangsa
Seminar Gizi untuk Bangsa (GUB) kembali dilaksakan. Stunting menjadi fokus pada seminar yang dilaksanakan Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI) (sumber foto: Istimewa)

Arbi Sanit memulai kariernya sebagai dosen Ilmu Politik Universitas Indonesia. Selain sebagai dosen, ia juga aktif terlibat dalam seminar serta pengkajian sistem politik di Indonesia.

Ia juga sempat terlibat aktif sebagai anggota redaksi pada Majalah Persepsi dan Majalah Ilmu dan Budaya.

Pada 1970-1971 Arbi menjadi Kepala Bagian Kemahasiswaan UI. Lalu pada 1971-1973 menjadi Sekretaris Departemen Ilmu Politik dan juga menjabat Kepala Bagian Administrasi.

Lalu menjadi Kepala Biro Administrasi Pendidikan pada 1974–1977. Arbi kemudian naik menjadi Pembantu Dekan III FISIP UI pada 1975–1978. Arbi Sanit juga menjadi Ketua Harian Kelompok Kerja Perencanaan Pengembangan FISIP UI.

Kemudian pada 1980-1983, Arbi menjadi Dekan Fakultas Ilmu Politik Universitas Nasional (Unas_ Jakarta.

Arbi pun aktif di media. Ia pernah menjadi anggota Redaksi Indonesia Magazine, Jakarta pada 1978.Lalu, anggota Redaksi Majalah Persepsi, Jakarta pada 1979 dan Majalah Ilmu dan Budaya Universitas Nasional pada 1981.

Arbi Sanit pun lantas kemudian dikenal sebagai pengamat politik hingga akhir hayatnya.

 


Berani Bersuara

[Bintang] Arbi Sanit
Arbi Sanit, seorang ilmuwan dan pengamat politik Indonesia. (via Liputan6.com)

Arbi Sanit dikenal sebagai sosok yang getol menyuarakan aspirasinya. Dia memprediksi Pemilu 2014 mendatang menjadi era kehancuran.

Sebab, sejumlah elite partai politik (parpol) tersandung kasus korupsi yang membuat masyarakat sudah tidak lagi percaya.

Kemudian Arbi berpendapat, tidak ada satu pun partai yang mempunyai figur pemimpin panutan masyarakat. Hal tersebut dapat menambah kemerosotan citra partai di masyarakat.

Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap partai politik, dia mempunyai solusi agar parpol berani dan tegas serta selektif memilih calon anggota dewan.

Di sisi lain, dia juga menulis beberapa buku. Karya yang pernah di tulis oleh Arbi Sanit berjudul Sistem Politik Indonesia, Penghampiran dan Beberapa Aspek Lingkungan pada 1981.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya