Cegah Covid-19, Wagub NTT Sebut Pengungsi Dipindah ke Rumah Penduduk

Para pengungsi bencana banjir bandang dan longsor di NTT telah dipindahkan ke rumah penduduk untuk mencegah kluster Covid-19.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 11 Apr 2021, 21:38 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2021, 21:21 WIB
FOTO: Kondisi NTT Usai Diterjang Banjir Bandang
Pengungsi banjir bandang beristirahat di tempat penampungan sementara di Lewoleba Timur, Pulau Lembata, Nusa Tenggara Timur, Selasa (6/4/2021). Tim penyelamat terus menggali puing tanah longsor untuk mencari korban yang terkubur usai bencana banjir bandang. (AP Photo/Ricko Wawo)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Josef Nae Soi mengatakan, pemerintah daerah sudah memindahkan pengungsi ke beberapa rumah penduduk untuk menghindari kerumunan dan meminimalisasi penyebaran Covid-19.

"Seluruh desa, dusun, sudah dilayani, semua pengungsi sudah kita pindahkan ke rumah penduduk agar menghindari cluster Covid-19," ujar Josef dalam jumpa pera virtual, Minggu (11/4/2021).

Dia menyebut, berbagai bantuan juga telah diserahkan kepada warga terdampak bencana banjir bandang dan longsor di NTT. Dia memastikan setiap desa terdampak telah diberikan bantuan kebutuhan pokok.

"Bantuan tanggap darurat berupa makanan, selimut, kebutuhan pokok, sudah kami bantu sampai ke desa-desa," kata dia.

Dia menyebut, mulai Senin, 12 April 2021 besok pihaknya akan kembali memberikan bantuan menuju wilayah yang sulit dijangkau. Bantuan akan dikirim melalui jalur darat, laut, dan udara.

"Khusus bagi Sabu Raijua dan Sumba Timur bagian Selatan, besok KRI Ahmad Yani akan bertolak ke Sabu Raijua dan kemudian ke Sumba Timur bagian Selatan. Di beberapa daerah di Kupang kami juga akan mengerahkan feri ke desa-desa yang belum terjangkau beberapa hari ini," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Korban Meninggal 174 Jiwa

Kondisi Lembata NTT usai Terjangan Banjir Bandang
Warga membawa seorang pria yang terluka saat banjir di Ile Ape, di Pulau Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur, Minggu (4/5/2021). Bencana banjir bandang telah menewaskan lebih dari 70 orang dan puluhan hilang serta membuat ribuan orang mengungsi. (AP Photo/Ricko Wawo)

Diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan data korban meninggal dunia akibat bencana di Nusa Tenggara Timur (NTT). Hingga Sabtu 10 April 2021, korban meninggal bertambah menjadi 174 orang.

"Ada penambahan jumlah korban dari Kabupaten Kupang," ujar Kepala BNPB Doni Monardo di Jakarta, Sabtu (10/4/2021), yang dilansir dari Antara.

Secara signifikan, jumlah korban meninggal di Kabupaten Kupang bertambah menjadi 12 orang, dan tiga orang hilang.

Kemudian di Kabupaten Sabu Raijua menjadi tiga orang meninggal, dan lima orang hilang.

Doni mengatakan pihaknya mendapat laporan ada dua nelayan yang telah ditemukan dan telah diberi bantuan logistik serta bahan bakar untuk mencapai Kabupaten Sabu Raijua.

Sementara data korban meninggal di beberapa wilayah masih sama. Kota Kupang enam orang, Kabupaten Flores Timur 71 orang, Kabupaten Malaka enam orang, Kabupaten Lembata 46 orang.

Kemudian Kabupaten Ende satu orang, Kabupaten Alor 28 orang dan Kabupaten Sikka satu orang. Selain itu BNPB melaporkan, 48 orang masih belum dapat ditemukan.


Banjir Bandang Terjang NTT

Infografis Banjir Bandang Terjang NTT. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Banjir Bandang Terjang NTT. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya