Dilarang Mudik, Polres Jaksel Siapkan Sistem Putar Balik

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyebutkan akan ada pos penyekatan berlaku pada 6-17 Mei 2021 saat periode larangan mudik.

oleh Maria Flora diperbarui 01 Mei 2021, 21:44 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2021, 14:44 WIB
Hiruk Pikuk Stasiun Pasar Senen Jelang Pelarangan Mudik Lebaran 2021
Calon penumpang kereta api jarak jauh antre untuk melakukan tes Genose atau Antigen di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Sabtu (1/5/2021). Jelang batas pelarangan mudik lebaran 2021 pada 6 hingga 17 Mei 2021, Stasiun Pasar Senen dipadati calon penumpang. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Polres Metro Jakarta Selatan menyiapkan sistem putar balik bagi warga yang nekat pulang kampung meski aturan dilarang mudik diberlakukan pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.

"Kami minta kesadaran masyarakat untuk tidak mudik. Kami akan membuat sistem putar balik," kata Kepala Polres (Kapolres) Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Andriansyah di Jakarta, Jumat, 30 April 2021 kemarin. 

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyebutkan akan ada pos penyekatan berlaku pada 6-17 Mei 2021 saat mudik dilarang.

Ada 31 lokasi yang menjadi titik keluar-masuk pemudik dari dan menuju Jakarta. Yang terdiri atas 14 penyekatan, kemudian 17 adalah check point. Dari 14 titik penyekatan, dua di antaranya berada di wilayah Jakarta Selatan yakni di Pasar Jumat dan Budi Luhur.

Larangan mudik tersebut, lanjut Azis semata-mata untuk menekan lonjakan Covid-19 yang pernah terjadi pada libur panjang di tahun sebelumnya. Sekaligus berkaca dari melonjaknya kasus Covid-19 di India. 

 "Saya harus peringatkan kepada masyarakat penyebaran terbesar ketika weekend dan nanti ada libur Ramadan," katanya.

 

** #dilarangmudik 

     #ingatpesanibu

     #DILARANG MUDIK

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Kasus Covid-19 d Jaksel Meningkat

Saat ini, kasus positif Covid-19 di wilayah Jakarta Selatan, lanjut dia, mengalami peningkatan menjadi sekitar 1.800 setelah sempat turun hingga 1.300 kasus dari awalnya sekitar 5.000 kasus.

"Dari 5.000 turun menjadi 1.300 kemudian naik gara-gara pede (percaya diri) sudah vaksin kemudian naik jadi 1.800 padahal kemarin sempat turun karena PPKM, Kampung Tangguh," ucapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya