MPR: Perkuat Disiplin Prokes Keluarga Agar Anak Terlindungi dari Paparan Covid-19

Dengan semakin ganasnya varian Covid-19 saat ini, upaya untuk membuka interaksi sosial anak di luar rumah harus dipertimbangkan lagi secara matang.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jul 2021, 20:08 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2021, 17:46 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat. (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengungkapkan, PPKM darurat harus menjadi agenda prioritas bersama karena paparan Covid-19 tidak hanya menyasar orang dewasa, tetapi juga terhadap anak-anak yang merupakan masa depan bangsa.

"Anak-anak menjadi salah satu kelompok yang rentan terhadap paparan Covid-19 dengan risiko yang sama tingginya dengan orang dewasa, kondisi ini harus menjadi perhatian setiap keluarga dan kita bersama," katanya saat membuka diskusi daring bertema Upaya Menyelamatkan Anak Indonesia Dalam Pandemi (Tata Kelola Kesehatan Anak Hingga Persiapan Vaksinasinya), yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12 di Jakarta, Rabu (7/7/2021).

Dalam diskusi yang dimoderatori Tenaga Ahli Wakil Ketua MPR RI Koordinator Bidang Penyerapan Aspirasi Masyarakat dan Daerah, Anggiasari Puji Aryatie itu hadir Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19, Bambang Supriyanto, Komisi Perlindungan Anak Indonesia Retno Listyarti, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development UNAIR/ Ketua PUSAT Pusat Riset Rekayasa Molekul Hayati UNAIR, Ni Nyoman Tri Puspaningsih sebagai narasumber.

Selain itu juga menghadirkan Guru Besar Fakultas Kedokteran UI, Tjandra Yoga Aditama, Dewan Pakar DPP Partai NasDem Dieny Tjokrosuprihatono, dan Jurnalis Kompas Ahmad Arif, sebagai penanggap.

Menurut Lestari, selama lebih dari satu setengah tahun ini diakui anak-anak Indonesia kehilangan kehidupan yang diwarnai keceriaan bermain bersama teman-temannya, karena harus tetap tinggal di rumah bersama keluarga.

Namun, ujar Rerie, sapaan akrab Lestari, dengan semakin ganasnya varian Covid-19 saat ini upaya untuk membuka interaksi sosial anak di luar rumah harus dipertimbangkan lagi secara matang.

"Saat ini sejumlah negara sudah ada yang memilih untuk melonggarkan protokol kesehatan di area publik. Di negara lainnya, ada yang tetap mewajibkan protokol kesehatan ketat untuk menghindari ledakan kasus, akibat varian baru Covid-19," ujar Rerie.

Menurut anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, sejumlah pilihan-pilihan kebijakan dari berbagai negara itu harus menjadi pembelajaran bagi kita dalam menghadapi gelombang baru sebaran Covid-19 di tanah air.

Apalagi, tegasnya, paparan Covid-19 saat ini juga menjangkau anak-anak. Saat ini, ujar Rerie, kita masih berada di tengah ujian dalam menghadapi ledakan kasus positif Covid-19 di sejumlah daerah.

"Mari kita memperkuat disiplin kita dan keluarga dalam menerapkan protokol kesehatan, agar anak-anak kita terlindungi dari paparan Covid-19," tegasnya.

Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan COVID-19, Bambang Supriyanto mengungkapkan, pada awalnya anak-anak tidak menjadi perhatian, tetapi karena kasusnya terus meningkat sehingga membutuhkan kewaspadaan bersama.

Menurut Bambang, berbicara ancaman Covid-19 terhadap anak tidak bisa melulu berdasarkan pertimbangan angka-angka, tetapi harus dilihat dari potensi yang hilang dari generasi penerus bangsa, bila terjadi kematian anak-anak.

Bambang menyarankan, agar dilakukan penundaan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk mengantisipasi peningkatan paparan Covid-19 terhadap anak-anak.

"Karena kesiapan PTM harus datang dari semua pihak tidak hanya kesiapan dari pemerintah saja," jelas Bambang.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rawan Klaster Keluarga

Sedangkan Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Retno Listyarti mengungkapkan anak-anak yang terpapar Covid-19 sebagian besar karena terciptanya klaster keluarga.

Sementara dalam uji coba PTM di berbagai daerah, ungkap Retno, terlihat belum siapnya sejumlah pihak untuk menjamin pelaksanaan PTM berjalan dengan aman dan efektif.

Retno berharap dalam pelaksanaan PTM harus dilibatkan secara aktif dinas kesehatan di daerah terkait, untuk memastikan keamanan anak-anak dari sisi kesehatan dalam proses belajar.

"Kunci dalam meningkatkan perlindungan anak-anak di masa pandemi ini, adalah penguatan ketahanan keluarga, penguatan testing, tracing dan treatments (3T), dan lengkapi immunisasi dasar balita dan anak-anak," ujar Retno.

Orang tua, jelas Retno, harus menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam menjalankan disiplin menjalankan protokol kesehatan dalam keseharian.

Adapun Juru Bicara Kemenkes RI, Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan lonjakan kasus positif Covid-19 yang terjadi saat ini disebabkan masih tingginya mobilitas masyarakat dan sebagian lainnya abai menerapkan protokol kesehatan.

Nadia mengingatkan, agar masyarakat mewaspadai titik lengah, seperti antara lain saat makan bersama di rumah makan dan pertemuan keluarga, di fase-fase ini anak-anak rawan sekali terpapar Covid-19.

Menurut Nadia, sosialisasi bahwa vaksinasi Covid-19 terhadap anak itu penting. Namun lebih penting lagi setelah divaksin anak-anak juga dibiasakan menerapkan protokol kesehatan dalam keseharian.

Sementara itu Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development Universitas Airlangga, Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengungkapkan, virus tersebut akan selalu menyesuaikan diri dengan lingkungannya agar bisa tetap survive. Sehingga, mutasi virus korona akan terus terjadi.

"Jadi, hanya dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan yang ketat seperti memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun dan menghindari kerumunan, kita bisa menekan risiko terpapar Covid-19," jelas Ni Nyoman.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya