Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyampaikan bahwa pemerintah tak ingin kembali kecolongan masuknya varian baru Covid-19 ke Indonesia. Hal ini mengingat varian delta yang masuk Indonesia berasal dari luar negeri.
"Kita juga tidak ingin lagi kecolongan lolosnya varian baru, seperti Mu dan Lambda, masuk ke Indonesia," ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin (20/9/2021).
Baca Juga
Untuk itu, kata dia, pemerintah akan membatasi pintu masuk perjalanan internasional ke Indonesia sebagai upaya mencegah varian baru Covid-19 masuk. Selain itu, proses karantina bagi warga negara asing maupun Indonesia yang datang dari luar negeri akan diperketat.
Advertisement
Luhut menyampaikan pintu masuk udara hanya akan dibuka di Jakarta dan Manado. Sementara itu, pintu masuk untuk jalur laut hanya dibuka di Batam dan Tanjung Pinang.
"Dan untuk jalur darat hanya dapat dibuka di Aruk, Entikong, Nunukan dan Motaain," jelas Luhut.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap 3m #vaksinmelindungikitasemua
Proses Karantina akan Diperketat
Luhut menekankan proses karantina akan diperketat tanpa dengan waktu karantina 8 hari dan melakukan tes swab PCR sebanyak 3 kali. Tak hanya itu, pemerintah meningkatkan kapasitas karantina dan testing, terutama di pintu masuk darat.
"TNI dan Polri akan ditugaskan untuk melakukan peningkatan pengawasan di jalur-jalur tikus, baik di darat maupun laut," tegasnya.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengakui kebobolan Varian Delta masuk ke Indonesia. Hal ini dinilai kurang ketat menjaga pintu masuk Indonesia dari sisi laut.
"Kita bisa lihat bahwa pintu masuk kemarin yang lonjakan Varian Delta, kita agak kebobolan. Karena kita lupa menjaga dari sisi lautnya," ungkap Budi Gunadi saat Rapat Kerja Komisi IX DPR RI pada Senin, 13 September 2021.
"Banyak kapal-kapal pengangkut barang yang masuk ke Indonesia dari India. Pada waktu itu, mereka diizinkan mendarat, sehingga banyak menurunkan penumpang," sambung dia.
Advertisement