Liputan6.com, Jakarta Ketua Relawan Presiden Joko Widodo, Jokowi Mania (Joman) Imanuel Ebenezer atau Noel meminta pemerintah segera menurunkan harga tes PCR Covid-19 di moda transportasi udara.
"Jujur saja banyak keluhan yang masuk ini sangat membebani masyarakat," kata dia Senin 25 Oktober 2021.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Noel harga tes PCR sekarang mirip dengan harga pesawat, sehingga kontradiktif apabila ada keinginan untuk menggeliatkan ekonomi. Dia menyebut mungkin para pejabat tak terbenani tapi berbeda dengan masyarakat.
"Rakyat bukannya tidak mau di atur, yang menjadi persoalan adalah mahalnya harga PCR," ungkap Noel.
Selain itu, dia melihat pejabat tak peka dengan kondisi masyarakat hari ini. Alasan inilah, yang membuat pihaknya berencana menggugat Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) yang mengatur wajib PCR ke ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) pada Selasa 26 Oktober 2021.
"Karena itu, maka relawan Jokowi Mania menggugat Instruksi Mendagri tersebut," kata dia.
Mobilitas Meningkat
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan, kebijakan tes PCR Covid-19 menjadi syarat naik pesawat bukan tanpa alasan. Menurut dia, aturan ini diterapkan karena mobilitas warga akhir-akhir ini mulai meningkat.
Pasalnya, tingginya mobilitas masyarakat dikhawatirkan akan membuat kasus Covid-19 melonjak kembali. Oleh sebab itu, pemerintah mewajibkan penumpang pesawat tes PCR, meski saat ini kasus Covid-19 di Indonesia sudah membaik.
"Perlu dipahami bahwa kebijakan PCR ini diberlakukan karena kami melihat risiko penyebaran yang semakin meningkat karena mobilitas penduduk yang meningkat pesat dalam beberapa minggu terakhir," kata Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers usai rapat bersama Presiden Jokowi, Senin (25/10/2021).
Dia mengingatkan bahwa beberapa negara kembali mengalami lonjakan kasus Covid-19 setelah melakukan relaksasi aktivitas masyarakat. Padahal, tingkat vaksinasi Covid-19 di negara-negara tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan Indonesia.
"Contohnya seperti Inggris, Belanda, Singapura dan beberapa negara Eropa lainnya," ucap Luhut.
Advertisement