Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter memastikan 11 rangkaian kereta api (trainset) dari China akan datang pada paruh pertama tahun ini. Sebanyak 11 KRL impor itu bakal didatangkan dari perusahaan CRRC Qingdao Sifang Co Ltd.
Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto mengatakan, rangkaian kereta impor China itu akan tiba di Tanah Air secara bertahap di sepanjang semester I 2025 ini.
Advertisement
Baca Juga
"Sesuai dengan time deliver, ini akan selesai di bulan Juni. Jadi di awal tahun ini ada 1 transet, kemudian setiap bulan akan datang 2 trainset, 2 trainset, terus sampai Juni total 11 trainset," jelasnya di Kantor KAI Commuter, area Stasiun Juanda, Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Advertisement
Menurut dia, impor kereta ini perlu dilakukan lantaran jumlah penumpang KRL yang terus membludak. Di sisi lain, kapasitas angkut dari moda kereta yang tersedia sudah tidak mencukupi.
"Fenomena yang ada di lapangan sudah membuktikan, bahwa rangkaian kami atau trainset kami semakin berkurang, penumpang semakin berdesakan. Dan ini lah mungkin menjadi jawaban untuk memenuhi kebutuhan di semester 1," ungkap Asdo.
Asdo menjelaskan, sebanyak 11 trainset impor itu masing-masing memiliki 12 gerbong. Kriteria ini telah sesuai dengan masterplan KAI Commuter, yang bakal mengoperasikan KRL dengan 12 gerbong, baik untuk produk impor maupun kereta baru buatan PT INKA (Persero).
"Kalau yang kereta baru ini, baik yang INKA maupun yang dari CRRC ini, semuanya 12 trainset, dan ini tidak boleh dipisah-pisah," tegas Asdo.
Â
Bakal Pinjam Rp 3,6 Triliun
Untuk pendanaan, KAI Commuter menyiapkan dua skenario, dengan mengandalkan penyertaan modal negara (PMN) dan mencari pinjaman.
Dipaparkan Asdo, pihaknya membutuhkan pemasukan investasi senilai Rp 9,1 triliun untuk pengadaan 35 rangkaian kereta baru. Total dana itu bakal digunakan untuk mendatangkan kereta impor dan kereta baru dari INKA, maupun pengadaan kereta retrofit (yang sudah ditingkatkan kapasitas angkutnya).
"Untuk pembelian 35 trainset baru, baik INKA maupun CRRC, dan retrofit, ini komposisinya 60-40. Sekitar 60 persen adalah PMN, 40 persen adalah loan. Jadi loan KCI ini sebesar Rp 3,6 triliun," terang dia.
"Untuk mendanai impor ini hanya cukup Rp 2,8 triliun. Artinya, nanti full PMN yang dari pemerintah itu semua untuk membayar INKA. Plus bagian loan dari KCI yang untuk memenuhi pembayaran INKA," dia menambahkan.
Saat ditanya alokasi pinjaman itu berasal dari mana, Asdo belum bisa membeberkannya lebih lanjut. "Loan ya, sindikasi nanti ada. Ini kan satu lagi proses, kita belum bisa expose," pungkasnya.
Advertisement
KRL Jurusan Jakarta Kota-Bogor Dilempar Batu hingga Kaca Jendela Pecah
Sebelumnya, Kereta rel listrik (KRL) jurusan Jakarta Kota-Bogor dilempari batu oleh orang tak dikenal di sekitar Tanjung Barat, Jumat, (24/1/2025) pagi.Â
Akibat insiden tersebut kaca jendela pecah hingga pecahan kacanya luluh lantak di dalam KRL.
 "Kaget dibangunin mbak-mbak langsung lari karena pecahan depan mata banget," tulis salah seorang pengguna kereta seperti dikutip dari Instagram @dramakrlcommuterline.Â
Hingga saat ini belum diketahui adanya korban atas insiden ini. Liputan6.com juga masih berusaha menghubungi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) untuk mengkonfirmasi peristiwa ini.