Ilmuwan Harap Kemitraan Indonesia-Eropa dalam Dunia Riset Bisa Atasi Pandemi

Satryo mendorong agar digenjot aktivitas pertukaran peneliti antara Uni Eropa dengan Indonesia.

oleh Yopi Makdori diperbarui 30 Nov 2021, 02:22 WIB
Diterbitkan 30 Nov 2021, 02:22 WIB
Ilmuwan di laboratorium vaksin COVID-19 buatan Oxford.
Ilmuwan di laboratorium vaksin COVID-19 buatan Oxford. Dok: University of Oxford

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI), Profesor Satryo Soemantri Brodjonegoro merekomendasikan penguatan kerja sama antara Indonesia-Uni Eropa, khususnya dalam bidang riset.

Dia mengharapkan agar kemitraan Indonesia dengan Eropa dapat mengatasi pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih menghantui dunia.

"Saya harap kemitraan Indonesia-Eropa dapat terus berjalan, dapat terus didukung dan sehingga kita dapat mengatasi isu pandemi Covid-19 dan juga perubahan iklim secara global," katanya dalam webinar pembukaan European Research Days (ERD) Indonesia 2021, Senin (29/11/2021).

Di samping itu, Satryo juga meminta penguatan jejaring peneliti muda antarkedua belah pihak lewat berbagai acara. Bisa seminar, workshop, dan lain-lain.

Satryo pun mendorong agar digenjot aktivitas pertukaran peneliti antara Uni Eropa dengan Indonesia. "Yang terakhir memberdayakan asosiasi alumni dan ikatan alumni," harapnya.

Satryo memandang, Indonesia mempunya nilai tawar di mata Eropa. Misalnya terkait kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia baik di darat maupun laut. Hal itu bisa menjadi objek kajian bagi para peneliti luar.

Selain itu, Indonesia juga mempunyai infrastruktur riset yang cukup banyak. Di mana menurut Satryo, tercatat ada lebih dari tiga ribu universitas di Tanah Air yang menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya adalah penelitian. Ditambah kepemilikan laboratorium nasional yang banyak tersebar di sejumlah daerah.

"Kita juga memiliki pasar domestik yang sangat besar yang memiliki potensi yang besar pula. Dan juga Indonesia memiliki peran yang kuat dalam Komunitas ASEAN," papar dia.

 

Modal Eropa

Sementara itu dari sisi Eropa, Satryo melihat bahwa Benua Biru tersebut memiliki sejarah dunia akademis yang panjang. Terlebih lagi, banyak negara Eropa yang memiliki fasilitas riset yang mumpuni.

"Terkait dengan investasi, (Eropa) memiliki jumlah yang besar dan juga pengalaman yang panjang. Eropa juga punya modal kapital dan prasarana infrastruktur pengetahuan yang sangat kuta. Dan juga jejaring ilmuwan yang sangat kuat," katanya.

Berkaca dari sana, Satryo berharap kerja sama penelitian Indonesia-Uni Eropa dapat tetap dilanggengkan guna mengatasi sejumlah permasalahan global.

"Yang tentunya bermanfaat dari kedua belah pihak untuk mencetak solusi-solusi, terutama bagi pandemi Covid-19 dan perubahan iklim," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya