IAIN Cirebon Jadi UISSI, Menag: Digitalisasi Beri Keterjangkauan Guru Madrasah

Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Dirjen Pendidikan Islam telah melakukan perubahan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI).

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 15 Des 2021, 05:32 WIB
Diterbitkan 15 Des 2021, 05:32 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas (Foto: Dokumentasi Kemenag)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Agama (Kemenag) melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Dirjen Pendidikan Islam telah melakukan perubahan IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI). Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) pertama pun dibuka secara online oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas.

Yaqut menyampaikan, transformasi ini menjadi upaya pemerintah dalam menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia yang terkendala mendapat akses pendidikan, khususnya para guru madrasah.

"Saya masih melihat saudara-saudara kita guru-guru madrasah masih sulit mengejar kesejahteraanya, masih belum bisa mengejar sertifikasi mengejar kesejahteraanya. Mengapa kesulitan, saya kira ada dua hal utama menjadi penyebabnya. Pertama ketiadaan biaya untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi dan kedua, biasanya madrasah berada jauh dari perguruan tinggi sehingga sulit harus meninggalkan madrasahnya," tutur Yaqut di Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (14/12/2021).

"Jadi dengan Pendidikan berbasis siber ini kita menghadirkan keterjangkauan, maka akan keterlaluan kalau UISSI nantinya nantinya memberikan biaya tinggi, namun demikian Pak Dirjen sudah inisiatif yang kuliah di UISSI ini gratis," sambungnya.

Yaqut Cholil Qoumas menyebut, transformasi pendidikan berbasis teknologi informasi atau digitalisasi merupakan salah satu program prioritas selama kepemimpinannya. Dia berharap, UISSI Cirebon nantinya dapat menjadi rujukan dalam penyelengaraan pendidikan tinggi Islam berbasis digital, tidak hanya di Indonesia tapi juga dunia.

"Saya berharap UISSI benar-benar menjadi universitas prinsipil dalam menjalankan aktivitas sibernya. Coba dirancang fakultas, jurusan, program studi dan kegiatan UISSI yang kompatibel dengan perkembangan zaman ke depan," Yaqut menandaskan.

Sebelumnya, Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Pendis) mendukung sekaligus menyambut baik transformasi IAIN Syekh Nurjati Cirebon ke Universitas Islam Siber Syekh Nurjati Indonesia (UISSI).

Tranformasi alih status tersebut akan ditandai secara formal dengan soft launching program PJJ PAI yang akan digelar di Kampus IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Selasa (14/12/2021) besok.

Direktur Jendral (Dirjen) Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani mengatakan Kehadiran Cyber Islamic University ini didasari oleh semangat untuk memenuhi janji konstitusi, yaitu memastikan bahwa tidak ada warga negara yang tidak terlayani untuk kuliah di perguruan tinggi keagamaan Islam.

Guru Besar UIN Sunan Gunung DJati tersebut menegaskan bahwa transformasi kelembagaan yang digagas oleh IAIN Syekh Nurjati Cirebon menjadi Cyber Islamic University akan menjadi satu-satunya Perguruan Tinggi Keagamaan Islam siber di Indonesia.

"Dengan model pembelajaran yang sepenuhnya daring mulai dari proses pendaftaran mahasiswa sampai kelulusan, Cyber Islamic University diharapkan akan menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) pertama di Indonesia yang sepenuhnya diselenggarakan secara daring," ujarnya.

Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Ditjen Pendidikan Islam, Suyitno menegaskan bahwa kehadiran Cyber Islamic University dalam hal ini UISSI merupakan tuntutan zaman dan langkah strategis yang harus ditempuh Kemenag untuk merespon kebutuhan di lapangan.

"Jadi Cyber Islamic University, UISSI ini bukan program gengsi-gengsian. Kita ini punya pekerjaan rumah 86 ribu guru yang belum sarjana karena tidak dapat meninggalkan tugas mengajarnya. Jika ini tidak kita atasi, maka mereka tidak dapat meningkatkan jenjang karirnya sebagai guru profesional, dan ini tidak boleh dibiarkan oleh Kemenag," tegas Suyitno.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Berterimakasih

Sementara itu, Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Sumanta Hasyim menyampaikan rasa terima kasih kepada jajaran pejabat Kementerian Agama yang telah mensupport kampus yang berada di Kota Udang ini menuju UISSI. Dukungan terus berdatangan, baik dari internal Kementerian Agama maupun dari eksternal.

"Alhamdulillah, setelah melalui perjuangan yang panjang, saat ini kita dalam proses transformasi kelembagaan dari Institut menuju Universitas, sebuah Pilot Project yang ini merupakan sebuah apresiasi kepada lembaga kita dari Kementerian Agama Republik Indonesia. Pendirian ini adalah hasil kerjasama yang saat ini sedang berjalan dan posisinya di Menpan RB, dan kami berharap dapat diproses dengan cepat dan berdiri Universitas yang memiliki cyber islamic university yang baru satu-satunya ada di Cirebon," kata Sumanta Hasyim.

Rektor juga mengatakan, kahadirian UISSI di Cirebon tonggak sejarah yang terbangun melalui sejarah panjang Kota Cirebon sebagai destinasi pendidikan Islam.

"Cirebon memiliki historis atau sejarah dalam destinasi pendidikan Islam, yang pertama di masanya Syekh Nurjati, kemudian dilanjutkan oleh muridnya, Sunan Gunung Djati, dan terus berkembang pesantren-pesantren hingga alhamdulillah akhirnya berdiri IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang akan bertransformasi menjadi UISSI," tuturnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya