Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui, saat ini terjadi tren kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia akibat varian Omicron. Dia pun menyarankan masyarakat untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
"Untuk mereka yang bisa bekerja dari rumah work from home, lakukanlah kerja dari rumah," kata Jokowi dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Selasa (18/1/2022).
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, dia mengingatkan masyarakat untuk mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian. Hal ini agar masyarakat terhindar dari penularan Covid-19, khususnya varian Omicron.
"Jika Bapak/Ibu dan saudara-saudara sekalian tidak memiliki keperluan mendesak, sebaiknya mengurangi kegiatan di pusat-pusat keramaian," ujarnya.
Jokowi menyanpaikan bahwa berdasarkan hasil berbagai studi dan laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), varian Omicron memang memiliki tingkat penularan yang lebih cepat. Hanya saja, pasien yang terpapar umumnya bergejala ringan tanpa harus dirawat di rumah sakit.
Harus Tetap Waspada
Kendati begitu, dia menekankan masyarakat harus tetap waspada dan tak jumawa. Jokowi meminta masyarakat tidak bereaksi berlebihan terhadap lonjakan kasus virus Corona.
"Berhati-hati perlu, waspada perlu, tapi jangan menimbulkan ketakutan dan jangan menimbulkan kepanikan," tutur Jokowi.
Advertisement
Prediksi Puncak Kasus Covid-19 Varian Omicron
Sebelumnya, pemerintah memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron terjadi pada pertengahan Februari sampai awal Maret 2022. Pemerintah menyebut kenaikan kasus virus corona di DKI Jakarta bisa naik lebih tinggi apabila masyarakat tidak waspada.
"Berdasarkan prediksi yang kami lakukan, kami kembali memprediksi bahwa peningkatan kasus berpotensi naik lebih tinggi di Provinsi DKI Jakarta jika kita semua tidak hati-hati," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers di Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).
Luhut menyampaikan kasus Covid-19 di Indonesia kini lebih didominasi oleh transmisi lokal. Menurut dia, kasus didominasi oleh wilayah Jawa-Bali, terutama DKI Jakarta dan sekitarnya.
"Kenaikan kasus Jawa-Bali juga terlihat pada provinsi Jawa Barat dan Banten. Hal tersebut didorong wilayah mereka yang masih masuk aglomerasi Jabodetabek," ujarnya.