Maruli Simanjuntak Jadi Pangkostrad, Pengamat Militer CIDE: Fenomena President's Men

Baik Maruli Simanjuntak dan Agus Subiyanto keduanya sama-sama pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 23 Jan 2022, 10:18 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2022, 10:17 WIB
Pangdam Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak
Pangdam Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak

Liputan6.com, Jakarta - Penunjukan Mayjen Maruli Simanjuntak sebagai Panglima Komando Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) baru Agus Subiyanto sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) dinilai sebagai fenomena President’s Men. Fenomena tersebut pun dinilai bukan hal yang baru.

"Ada kesan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyetujui usul penempatan perwira tinggi yang pernah bekerja dekat dengannya tidak bisa dihindari. Hal ini bisa dilihat dengan penunjukan Agus Subiyanto sebagai Wakasad dan Maruli Simanjuntak sebagai Pangkostrad. Keduanya sama-sama pernah menjabat sebagai Komandan Paspampres," kata Pengamat militer dari Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas dalam keterangan tertulis diterima, Minggu (23/1/2022).

Anton menambahkan, riwayat penugasan pada pos yang bersinggungan langsung dengan presiden menjadi salah satu 'jalur' promosi di tubuh militer. Tidak hanya di era Presiden Jokowi, sejak era Presiden Suharto pun hal terkait juga pernah terjadi.

Anton memberi contoh, saat Panglima ABRI yang pernah dijabat oleh mantan ajudan presiden yakni Try Sutrisno dan Wiranto. Dampaknya, Try Sutrisno tercatat menjabat posisi Wakil Presiden RI.

"Selanjutnya, era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pada tahun 2008 pos jabatan Pangkostrad sempat diisi Erwin Sudjono dan Danjen Kopassus dipegang Pramono Edhi Wibowo. Diketahui, keduanya adalah ipar SBY," jelas Anton.

Walaupun demikian, Anton menegaskan, riwayat kedekatan dengan presiden tidak dapat memberikan garansi penuh bahwa sosok tersebut dapat menduduki jabatan bintang empat.

Tak Banyak Ubah Kecenderungan Riwayat Jabatan

Dia mengatakan, penunjukkan Maruli sebagai Pangkostrad tidak banyak mengubah kecenderungan pola riwayat jabatan seorang Pangkostrad. Hal ini merujuk pada riwayat penugasan Maruli sebagai Panglima Kodam IX/Udayana dan berkualifikasi pasukan tempur yakni Kopassus.

Jika merujuk pada pola riwayat karier 20 perwira tinggi yang menjabat posisi Pangkostrad sejak era reformasi, maka rekam jejak Maruli memiliki kesamaan kecenderungan yakni pernah menjabat Panglima Kodam, memiliki jejak kualifikasi satuan tempur Kopassus dan berasal dari lulusan akademi militer yang lebih muda dari pejabat pendahulu.

Dia menambahkan, mutasi 328 Perwira TNI yang baru saja dilakukan oleh Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dianggap roda regenerasi sudah bergerak.

"Roda regenerasi terutama di tubuh TNI AD sudah mulai bergerak. Hal ini ditandai dengan adanya lulusan Akmil 1990-1992 sudah mulai menjabat pos bintang 3," kata Anton dalam keterangan tertulis diterima, Minggu (23/1/2022).

Dia menyatakan, hal tersebut adalah sinyal yang baik, mengingat ada kekhawatiran regenerasi di TNI AD akan melambat akibat adanya penumpukan perwira yang tidak mempunyai jabatan. Namun demikian, pergerakan regenerasi harus disertai dengan penataan kebijakan pensiun yang juga harus lebih baik.

"Mau tidak mau, kebijakan 'resign by design' harus disiapkan. Hal ini tentu saja harus mencakup penerapan program Masa Persiapan Pensiun secara konsisten," jelas Anton.

Dia mewanti, jika 'resign by design' tidak dilakukan maka akan ada fenomena penumpukan perwira yang semakin tidak terkendali.

"Perbaikan kebijakan ini krusial karena jika ini alpa maka fenomena penumpukan perwira akan semakin parah," kata Anton.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya