Kepuasan Kinerja Jokowi Turun, PKS: Jangan Sepelekan Harga Kebutuhan Pokok

PKS Berpandangan seharusnya keluarga terutama kaum ibu agar tidak dipandang sebelah mata hanya sebagai objek kebijakan yang dianggap tidak berdaya.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 16 Mei 2022, 13:46 WIB
Diterbitkan 16 Mei 2022, 13:46 WIB
BLT Minyak Goreng
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan Bantuan Langsung Tunai atau BLT minyak goreng kepada sejumlah pedagang kecil dan penerima di Pasar Rakyat Angso Duo Baru Jambi, pada Kamis 7 April 2022 ini.

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Survei Indikator Politik Indonesia merilis tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi turun menjadi 58,1 persen yang merupakan angka kepuasan terendah selama enam tahun terakhir. 

Menurut Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, turunnya tingkat kepuasan publik terendah dalam enam tahun terakhir faktor terbesarnya adalah mahalnya harga-harga kebutuhan pokok terutama minyak goreng.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara PKS Kurniasih Mufidayati menegaskan jika harga kebutuhan pokok yang merupakan kebutuhan utama dan tidak boleh diremehkan. 

"Jika sebuah keluarga mendapatkan tekanan dengan harga-harga kebutuhan pokok yang mulai merangkak sejak akhir tahun 2021 hingga Idul Fitri dengan salah satu persoalan pokok minyak goreng maka masyarakat juga pasti akan bergejolak,” ungkap Kurniasih dalam keterangannya, Senin (16/5/2022).

"Maka kami ingatkan jangan pernah bermain-main dan tidak serius yang terkait dengan kebutuhan keluarga apalagi kebutuhan pokok. Mafia minyak goreng yang terang benderang ada amat mungkin bisa terjadi di komoditas pokok lainnya. Korbannya tetap pengguna paling akhir yakni kaum ibu dan keluarga," sambungnya.

Anggota Komisi IX DPR RI ini menegaskan, seharusnya keluarga terutama kaum ibu agar tidak dipandang sebelah mata hanya sebagai objek kebijakan yang dianggap tidak berdaya. 

Kurniasih mengungkapkan, jika kaum ibu bergerak karena mendapatkan tekanan kesulitan yang bertubi-tubi, artinya ada persoalan kebijakan yang tidak baik-baik saja. 

"Rendahnya kepuasan terhadap Presiden Joko Widodo hingga titik paling rendah dalam enam tahun terakhir adalah cerminan ketidakpuasan kaum ibu dan keluarga karena kecewa yg dengan penanganan melonjaknya harga-harga pokok terutama minyak goreng," terangnya.

Ketua DPP PKS Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga ini mengingatkan, persoalan kebutuhan pokok menjadi fokus penanganan dibandingkan hasrat politik tiga periode. 

"Sisa dua tahun masa jabatan digunakan semaksimal mungkin untuk memastikan rakyat tidak kelaparan, tidak bertaruh nyawa saat terpaksa antre minyak goreng. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan utama dibanding menggalang kekuatan politik demi klaim perpanjangan masa jabatan," pungkas Kurniasih.

Terendah dalam 6 Tahun

Sebelumnya, hasil survei menyebutkan kepuasan terhadap Presiden Jokowi kembali menurun menjadi 58,1%.

"Kepuasan terhadap Presiden Jokowi kembali menurun menjadi 58,1%, terendah dalam enam tahun terakhir. Dengan demikian, sejak Januari 2022, approval rating Presiden sudah turun lima kali, meski sempat mengalami rebound pada 20-25 April 2022,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam keteranganya, Minggu (15/5/2022).

Burhanuddin menyebut penurunan kepuasan terhadap kinerja Jokowi, disebabkan harga kebutuhan pokok yang melonjak, terutama minyak goreng. 

"Secara umum, penurunan approval Presiden Jokowi kali ini disebabkan oleh kesenjangan (gap) antara ekspektasi kebijakan dengan realitas di lapangan terkait penanganan minyak goreng,” kata dia.

Diketahui, angka kepuasan  tersebut menurun dibanding survei sebelumnya pada 20-25 April 2022, dengan persentase kepuasan 59%.

Infografis Alasan Larangan Ekspor CPO dan Bahan Baku Minyak Goreng. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Alasan Larangan Ekspor CPO dan Bahan Baku Minyak Goreng. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya