Pesawat Jokowi Berputar 360 di Perbatasan Turki-Iran, Pengamat Penerbangan Duga ATC Bingung

Pesawat GIA-1 yang ditumpangi Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk ke Jerman, sempat berputar 360 derajat di perbatasan Turki-Iran.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 27 Jun 2022, 20:07 WIB
Diterbitkan 27 Jun 2022, 20:07 WIB
FOTO: Hari Kedua di Jerman, Presiden Jokowi Berangkat Menuju Lokasi KTT G7
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menuju lokasi KTT G7 dari Munich, Jerman, 27 Juni 2022. Jokowi juga dijadwalkan akan mengadakan pertemuan bilateral dengan sejumlah pemimpin negara yaitu Kanselir Jerman, Presiden Perancis, PM India, Presiden Senegal, dan PM Kanada. (Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta Pesawat GIA-1 yang ditumpangi Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk ke Jerman, sempat berputar 360 derajat di perbatasan Turki-Iran. Pengamat Penerbangan Gerry Soejatman menduga, bukan belum adanya izin melintas di Turki yang menjadi alasan berputarnya pesawat GIA-1

"Saya curiga bukan di masalah belum ada flight permit/approval untuk melintas diatas Turki, tetapi curiga ATC Turki bingung, antara pesawat 737 kepresidenan dan 777 #GIA1," tulis Gerry dalam akun Twitternya, @GerryS, seperti dikutip Liputan6.com, Senin (27/6/2022).

Menurut dia, hal ini mungkin saja terjadi. Jokowi memang tidak menggunakan pesawat kepresidenan saat bertolak ke Jerman. Dia menggunakan pesawat GIA-1.

"Kok bingung? Ya mungkin aja mereka expect "Indonesian Air Force 001" (737 Kepresidenan) dan yang nongol adalah "Indonesia 1" (Callsign Garuda ketika membawa #President #Indonesia), agak konyol memang, but silly things can happen."

"Belum lagi kalo misal Flightplan yang disubmit ke ATC adalah M/ flight (Military) atau N/ (non-scheduled) tanpa nulis Remark STS/STATE FLT (flight kenegaraan). Misal yah... bukan ngeclaim ini yang terjadi."

Namun, dia mengatakan, bisa jadi memang benar alasan pesawat GIA-1 berputar 360 di perbatasan Turki-Iran karena flight permit-nya. Hanya saja, dia mempertanyakan, mengapa ini bisa terjadi ketika yang berada di pesawat itu adalah seorang kepala negara. 

"Muter cuman 1x, jadi yah mungkin aja ATC Turki ingin ngecek permits/approvalsnya. Cuman ya, ini bawa seorang kepala negara lho. Biasanya diberi courtesy no-delay dan bahkan rute shortcut. Makanya saya jadi penasaran," cuitnya.

Kata Istana

Istana menjelaskan alasan pesawat GIA-1 yang ditumpangi Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat berangkat ke Munich, Jerman, berputar 360 derajat di perbatasan Turki dan Iran. Istana mengatakan kejadian ini waktu ketibaan di Munich, Jerman lebih cepat dari perkiraan.

"Hal itu berkaitan dengan waktu ketibaan di Munich, Jerman, di mana pesawat GIA-1 diperkirakan tiba lebih cepat dari slot waktu yang disediakan," kata Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudin kepada wartawan, Senin (27/6/2022).

Menurut dia, pesawat GIA-1 harus berputar terlebih dahulu agar waktu kedatangan sesuai dengan jadwal yang sudah ditetapkan. Bey menekankan keputusan pilot untuk melakukan holding sudah mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan.

"Agar kedatangan pesawat GIA-1 sesuai dengan jadwal yang ditetapkan, pilot melakukan holding guna menyesuaikan waktu ketibaan dengan tetap mengutamakan aspek keselamatan, keamanan dan kenyamanan penerbangan," jelasnya.

Bey menyampaikan bahwa keputusan tersebut juga sudah dikomunikasikan kepada Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono. Dalam hal ini, Tonny Harjono menyetujui keputusan pilot.

"Dan hal itu sudah dikomunikasikan dan disetujui Sekretaris Militer Presiden Marsda TNI M Tonny Harjono yang turut serta dalam penerbangan tersebut," tutur Bey.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya