Survei: Mayoritas Responden Ingin Motif Pembunuhan Brigadir J Diungkap ke Publik

Polri telah menetapkan Irjen Ferdy Sambo sebagai pelaku utama pembunuhan berencana terhadap Brigadir J. Namun hingga saat ini, motif pembunuhan tersebut masih belum terbuka jelas.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 25 Agu 2022, 18:02 WIB
Diterbitkan 25 Agu 2022, 18:02 WIB
Kapolri Umumkan Irjen Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Brigadir Yoshua
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama jajaran terkait menyampaikan konferensi pers di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Irjen Ferdy Sambo ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan ajudannya, Brigadir J alias Nofriansyah Yoshua Hutabarat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Survei Indikator Politik Indonesia memaparkan hasil temuannya terkait latar belakang kematian Brigadir J alias Nofiransyah Yosua Hutabarat di rumah dinas mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo.

Hasilnya, dari survei yang dilakukan pada 11 Agustus 2022 hingga 17 Agustus 2022 ini, responden terbelah pada dua sudut pandang, apakah benar alasan kematian Brigadir J karena hal tertentu atau tewas akibat adu tembak pascainsiden pengancaman dan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo.

"Hasilnya, 81,8 persen responden mengatakan Brigadir J sengaja dibunuh karena alasan tertentu dan hanya 10,0 persen responden yang mengatakan Brigadir J tewas terbunuh akibat adu tembak karena melakukan pengancaman dan pelecehan seksual terhadap istri Ferdy Sambo. Sedangkan sisanya, 8,2 persen responden mengaku tidak tahu/tidak menjawab," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi saat pemaparan via daring, Kamis (25/8/2022).

Lebih lanjut menurut hasil survei, mayoritas responden yakin ada alasan di balik kematian Brigadir J atau ada motif yang mendasari peristiwa tersebut. Karena itu, mayoritas responden meminta Polri mengungkap motif pembunuhan Brigadir J ke publik. 

Kendati Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto sempat menyatakan bahwa motif pembunuhan Brigadir J tidak perlu dibuka untuk menjaga perasaan. Motif pembunuhan ini akan diungkap di persidangan nanti.

"Kalau ditanyakan kepada publik, mereka tidak mau tahu, mereka maunya motif atau alasan pembunuhan harus diungkap kepada publik," tutur Burhanuddin.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Publik Ingin Tahu

Sidang Kode Etik Ferdy Sambo
Sebuah layar TV menampilkan Mantan Kepala Divisi (Kadiv) Propam Irjen Ferdy Sambo menjalani sidang kode etik terkait kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J alias Nofryansyah Yoshua Hutabarat di Gedung TNCC Mabes Polri, Jakarta, Kamis (25/8/2022). Sidang etik Ferdy Sambo yang digelar secara tertutup ini turut menghadirkan sejumlah saksi. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Melalui pertanyaan lanjutannya, Burhanuddin mengungkap, 65,6 persen responden survei memilih motif atau alasan pembunuhan segera diungkap ke publik. Sementara hanya 29,7 persen responden yang senada dengan pernyataan Kabareskrim. Sedangkan 4,7 persen responden memilih tidak menjawab dan mengaku tidak tahu.

"Mau kontennya disebut dewasa atau menjijikan pun, publik ingin itu dibuka. Mengapa? karena sejauh ini pihak kepolisian baru menyampaikan 'motif' menurut versi Sambo dan istrinya," kata Burhanuddin.

Sebagai informasi, responden survei terdiri dari warga negara Indonesia berusia 17 tahun atau sudah menikah dan memiliki ponsel atau total 83 persen dari jumlah populasi nasional. Pemilihan responden dilakukan dengan metode random digit dialing (RDD) dengan total responden debanyak 1229 orang.

Margin of error diperkirakan sebesar kurang lebih 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Wawancara sendiri dilakukan dengan responden melalui telepon oleh pewawancara yang dilatih.

Infografis Menguak Misteri Motif Pembunuhan Brigadir J
Infografis Menguak Misteri Motif Pembunuhan Brigadir J (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya