Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mengatakan Rasulullah SAW memiliki empat karakter yang jika diamalkan akan menjadikan Indonesia sebagai bangsa panutan dan unggul.
Keempat karakter itu adalah Siddiq, yang artinya sesuai antara perkataan dan perbuatan, Amanah yang berarti dapat dipercaya, Tabligh artinya mampu menyampaikan kebaikan, serta Fathonah yang artinya cerdas.
"Jika empat hal itu dapat kita teladani dan amalkan, Insya Allah bangsa ini akan menjadi bangsa panutan. Sekaligus menjadi bangsa Adi Daya, karena kualitas manusianya yang unggul. Apalagi jika kualitas tersebut dilakukan oleh para pejabat dan pemegang kekuasaan negara," tutur LaNyalla dalam Tabligh Akbar Maulid Nabi 1444 H yang diselenggarakan Keluarga Besar Alumni Ponpes Al Fatah Temboro dan Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Tangerang di Masjid Al Amjad, Kabupaten Tangerang, Minggu (20/11/2022).
Advertisement
LaNyalla menambahkan, bangsa ini juga akan semakin besar sebab masih adanya para penjaga moral serta pengingat akan semua itu, yaitu para ulama. Karena ulama adalah pewaris Nabi.
Baca Juga
"Makanya tak hanya Maulid Nabi, acara Haul terhadap Ulama-Ulama besar, penting untuk dilakukan. Cara tersebut selain sebagai pengingat dan pemberi inspirasi, sekaligus pelecut generasi penerus, bahwa kita adalah bangsa yang besar, karena kita memiliki banyak Ulama besar. Bahkan Ulama yang masuk dalam kategori Waliyullah," ujar dia.
Namun, peran para ulama di negeri ini bukan saja sebagai penjaga moral. Sebab, jauh sebelum Indonesia merdeka, para Ulama telah memberi kontribusi yang tidak kecil, melalui kehadiran pondok-pondok pesantren sebagai entitas masyarakat madani, yang melahirkan generasi terdidik yang berakhlak.
"Kalau kita melihat sejarah awal kemerdekaan Indonesia, peran Resolusi Jihad yang dikeluarkan Rois Akbar NU saat itu, Hadratus Syeikh Kiai Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945, yang kemudian memicu lahirnya peristiwa 10 November 1945, yang kita kenal dengan Hari Pahlawan, jelas sangat berarti bagi bangsa ini," papar dia.
Peran Ulama
Sebelumnya, kata LaNyalla, sejarah mencatat peran para Ulama dalam memberikan sumbangan pemikiran dalam sidang-sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
"Para Ulama saat itu aktif memberikan sumbangan pemikiran, terutama terkait bentuk dan dasar dari negara ini. Yang akhirnya disepakati sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia atau NKRI. Dan dasar dari negara ini adalah Ketuhanan. Seperti termaktub dalam UUD kita di Pasal 29 Ayat (1). Sungguh luar biasa sumbangsih para Ulama kita terdahulu," ungkapnya.
Karena itu, LaNyalla berharap Keluarga Besar Alumni Ponpes Al Fatah dan pengurus Dewan Masjid Indonesia, yang sangat memahami pemikiran-pemikiran Ulama terdahulu, untuk dapat ikut berupaya menata ulang Indonesia untuk lebih baik.
"Itulah mengapa saya menawarkan gagasan untuk mengingat dan membaca kembali pikiran para pendiri bangsa. Tentang sistem demokrasi dan sistem ekonomi yang paling sesuai dengan bangsa yang super majemuk dan kaya akan sumber daya alam ini. Poinnya, kita harus kembali kepada Pancasila. Agar kita tidak menjadi bangsa yang tercerabut dari jati diri dan karakter bangsa ini," jelasnya.
Ketua DPD RI didampingi Anggota DPD RI asal Banten Habib Ali Alwi dan Deputi Administrasi DPD RI Lalu Niqman Zahir.
Hadir Pengasuh Ponpes Al Fatah Temboro KH M Yusuf Al Baqir, Ketua MUI Kabupaten Tangerang KH Ues Nawawi, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesra Kabupaten Tangerang (Asda I), Yani Sutisna, mewakili Bupati, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kabupaten Tangerang KH Sanwani, Ketua Alumni Jabodetabek Al Fatah Temboro, Abah Yusuf Nasir, dan para alumni Ponpes Al Fatah.
Advertisement