Liputan6.com, Jakarta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo membeberkan alasan terjun ke partai politik. Menurut dia, jalur politik menjadi salah satu cara mengubah Indonesia menjadi lebih baik.
Baca Juga
Advertisement
"Saya mulai membangun kesadaran apa sih yang bisa kita lakukan agar kita bisa ikut menentukkan ternyata sistem politik itu sudah ada maka ada sistem kepartaian. Tidak ada sistem politik yang paling sempurna tapi demokrasi kemudian menjadi pilihan yang sekarang ada dan diikuti. Maka pada saat itu saya sampaikan saya harus ikut partai," kata Ganjar melalui zoom meetting di acara Ideafest 2022, JCC, Jakarta, Sabtu (26/11/2022).
Dia melakukan aktifitas politik sejak duduk di bangku perkulihan. Sejak berstatus mahasiwa, Ganjar mengaku gemar mengikuti aksi unjuk rasa. Namun, kata dia unjuk rasa tidak akan mengubah keadaan.
"Sebenernya waktu saya beraktfitas politik sejak saya mahasiswa karena saya geram, dulu waktu saya mahasiswa ikut demo, ikut marah-marah, baperan, maki-maki itu tiap hari. Kalau demo saya seneng banget tapi ternyata kita tidak mengubah apapun. Apapun tidak kita rubah saat itu itu," ujar dia.
Ganjar menerangkan, aksi demo yang dilakukan sia-sia. Ganjar mengaku memutar otak agar suaranya ikut di dengar para pengambil kebijakan saat itu. Ganjar memilih untuk bergabung ke partai politik.
Meski, keputusan sempat dihujat oleh rekan-rekanya. Tapi, Ganjar berusaha menyakinkan mereka semua.
"Ketika kemudian kawan-kawan tidak mau ikut partai dan kemudian mengatakan 'aah partai busuk'. iya kalau berani masuk, kan busuk tuh yoo kita perbaiki, kamu berani ambil resiko gak. Kalau kamu bukan seorang lead speaker menurut saya kamu akan menjadi pengumpat saja, kamu akan menjadi orang ngamukan, baperan kalau kemudian jadi netizen ya netizen yang marah," ucap Ganjar.
Â
**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:
1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)
Bertemu Tokoh
Ganjar mengatakan, ia kemudian bertemu dengan tokoh-tokoh yang dikaguminya pada zaman itu. Dia bertukar pikiran.
Diakuinya, saat itu ia tak terlalu memahami betul dunia politik. Namun, kata dia semua itu butuh proses. Untungnya, banyak tokoh-tokoh yang mau mengajarkan.
"Saat itu saya bisa ngobrol Suryadi, bu Ros. Itu awal-awal saya berdiskusi dengan mereka dan saya culun saya gak ngerti, saya agak bego. Pokoknya gak ngerti apa-apa tapi learning by doing maka kemudian di ajari. Itulah proses politik," ujar dia.
Ganjar mengatakan, ia mulai berani bersuara. Ganjar mengusulkan untuk memanggil anak-anak muda untuk menyampaikan idenya dan ikut berdebat.
"Saya daftar pertama saat itu tapi tidak jadi debat karena apa? Karena waktu itu tidak dibolehkan waktu orde baru sehingga batal," ujar dia.
Ganjar menerangkan, saat itu lah semakin semangat untuk merubah keadaan. Walaupun, dalam perjalanan penuh dengan tantangan. Bagi Ganjar, itu adalah seni dalam berpolitik.
"Ada ada badai topan ada tekanan itulah kemudian politik menjadi seni dan tempahan-tempahan itulah mungkin saya sampai saya duduk di sini," ujar dia.
"Dari situ menjadi paham dan kemudian bagaimana kita memfasilitasi," tandas dia.
Advertisement