Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai survei calon presiden (capres) hari ini tidak bisa menjadi pegangan penentu Pilpres 2024.
Hal ini menanggapi hasil survei elektabilitas calon presiden Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dikalahkan Anies Baswedan yang digelar Charta Politika.
Baca Juga
Menurut Fadli, Pilpres masih jauh, bakal calonnya pun belum jelas siapa yang bertarung. Survei hanya menjadi indikator hari ini saja belum menggambarkan kondisi sesungguhnya.
Advertisement
"Survei-survei ini kan hanya indikator-indikator saja, dan tidak bisa dijadikan pegangan, apalagi dalam satu situasi bakal calonnya ini masih belum jelas," ujar Fadli di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Kamis (1/12/2022).
Menurut Fadli, survei hanya menggambarkan popularitas semata. Survei akan lebih dapat menjadi acuan ketika sudah penetapan calon presiden dan calon wakil presiden.
"Kalau sekarang ini menurut saya tidak bisa menjadi indikator apa-apa kecuali popularitas seseorang, pada waktunya apalagi ketika sudah ditetapkan siapa calon presiden, apakah nanti ada dua pasang kah atau tiga, itu baru keliatan, baru kita bisa menilai survei-survei itu reliable," ujar ketua BKSAP DPR ini.
Fadli menduga survei hari ini dipakai untuk kampanye politik. Digunakan para konsultan politik. Bukan survei yang independen.
"Kalau sekarang ini bisa saja bagian dari kampanye politik. Survei kan sekarang ini bisa jadi alat untuk konsultan politik. Bukan sekadar survei yang independen," ujarnya.
Survei Charta Politika yang Baru
Sebelumnya, Charta Politika merilis hasil survei terbaru tentang elektabilitas tokoh kuat sebagai Calon Presiden di Pemilu 2024. Charta menggelar survei periode 4-12 November 2022.
Dalam pertanyaan tertutup, Charta Politika meminta responden untuk memilih tiga tokoh idola sebagai Capres. Mereka adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan dan Prabowo Subianto.
Hasilnya, responden memilih Ganjar Pranowo dengan elektabilitas tertinggi yakni 37,4 persen. Disusul Anies Baswedan dengan 29,3 persen. Terakhir, nama Prabowo dengan tingkat keterpilihan 25,3 persen. Sisanya tidak tahu dan tidak menjawab.
Survei dilakukan menggunakan metode Multistage Random Sampling. Responden survei 1.220 orang. Margin of Error 2,83 persen.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement