Pengamat Sebut Ada 3 PR KSAL Muhammad Ali dalam Membangun TNI AL

Menurut Anton, ada tiga pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh Muhammad Ali dengan jabatan barunya ini.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 29 Des 2022, 11:43 WIB
Diterbitkan 29 Des 2022, 11:43 WIB
Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi melantik Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya (Laksdya) Muhammad Ali menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi melantik Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya (Laksdya) Muhammad Ali menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). (Dok. Tangkapan Layar Youtube TNI Angkatan Laut)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menyambut baik terpilihnya Laksamana Madya (Laksdya) Muhammad Ali sebagai Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) ke-28.

"Dengan dilantiknya Muhammad Ali mengakhiri rangkap jabatan yang dilakukan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono yang telah berlangsung selama 26 hari," ujar Anton dalam keterangannya, Kamis (29/12/2022).

Anton menyebut, pengangkatan Ali memiliki kesamaan dengan Yudo dalam hal riwayat karir jabatan sebelum menjadi pimpinan tinggi matra laut. Keduanya sama-sama menjabat pos Panglima Kogabwilhan I sebelum menjadi KSAL.

Menurut Anton, ada tiga pekerjaan rumah yang harus dikerjakan oleh Muhammad Ali dengan jabatan barunya ini.

"Ada tiga hal yang setidaknya membutuhkan atensi Ali. Pertama, memastikan roda regenerasi di TNI AL berjalan," kata dia.

Menurut Anton, penunjukkan Ali sebagai KSAL memberi harapan berjalannya regenerasi di matra laut. Sebab, Ali adalah kandidat KSAL yang memiliki usia pensiun paling panjang dari delapan perwira tinggi Laksamana Madya TNI AL lainnya.

"Apalagi, sejauh ini matra laut juga tidak imun dengan problem surplus pamen senior dan perwira tinggi. Oleh karena itu, bersama Panglima TNI, Ali semestinya dapat mencari formula dalam mengatasi masalah ini," kata dia.

Mengingat program kerja prioritas Panglima TNI adalah membangun SDM prajurit, maka hendaknya program tersebut terrefleksi dalam pemutakhiran mekanisme pembinaan karir prajurit. Dalam titik ini, konsistensi implementasi kebijakan promosi, mutasi dan demosi karir prajurit menjadi krusial.

"Jangan sampai justru fenomena favoritisme terhadap klik, kelompok, atau angkatan tertentu menjadi marak. Inkonsistensi hanya akan menambah kompleksitas dan beban Ali dalam memimpin TNI AL," kata Anton.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perkuat Upaya Modernisasi Alutsista

KSAL, Laksamana Yudo Margono, Menunjuk Dua Kapal Perang Terbaru TNI AL. (Senin, 21/03/2022). (Liputan6.com/Yandhi Deslatama).
KSAL, Laksamana Yudo Margono, Menunjuk Dua Kapal Perang Terbaru TNI AL. (Senin, 21/03/2022). (Liputan6.com/Yandhi Deslatama).

Pekerjaan rumah kedua Ali yakni harus memperkuat upaya modernisasi alat utama sistem senjata (alutsista). Dia menyebut Panglima TNI Laksamana Yudo Margono sudah memastikan pemenuhan minimum essential force (MEF) tahap tiga yang akan berakhir pada 2024 akan meleset dari target 100 persen.

Meski demikian, tetap ada ruang bagi KSAL baru untuk membuat kebijakan guna memperkaya kualitas pengadaan dan modernisasi alutsista.

"Selain dengan meningkatkan akuntabilitas dan transparansi proses pengadaan, Ali juga dapat membantu membangun formulasi dalam pengelolaan pemeliharaan dan perawatan (harwat) alutsista," kata Anton.

Sudah menjadi rahasia umum bahwa kesiapan alutsista TNI AL masih jauh dari harapan. Keragaman alutsista yang dimiliki membawa kompleksitas tersendiri dalam harwat alutsista.

Oleh karena itu, ketersediaan daftar identifikasi semua jenis alutsista TNI AL akan menjadi penting untuk menghitung life cycle cost alutsista.

"Daftar ini juga kelak akan menjadi pijakan bagi Kemhan, Bappenas dan Mabes TNI untuk menyusun formula terkait harwat. Dengan demikian, proses harwat tidak lagi berdasarkan selera melainkan berbasis data akurat," ucap Anton.


Agenda Transformasi TNI AL

Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi melantik Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya (Laksdya) Muhammad Ali menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi resmi melantik Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Laksamana Madya (Laksdya) Muhammad Ali menjadi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). (Dok. Tangkapan Layar Youtube TNI Angkatan Laut)

Selain itu, Ali juga dapat mengintensifkan agenda transformasi TNI AL. Agenda tersebut hendaknya menargetkan adanya peningkatan signifikan hari patroli serta kesiapan dari armada TNI AL.

Karena itu, penyederhanaan jenis dan fungsi armada yang dimiliki TNI AL semestinya menjadi sentral dari agenda ini. Penyederhanaan jenis armada tentu saja dapat menekan tingginya anggaran harwat.

Dengan demikian, skala prioritas baru dalam rangka modernisasi alutsista TNI AL dapat disusun dengan baik di tengah keterbatasan porsi anggaran pertahanan. Berbekal pengalaman sebagai mantan Asisten Perencanaan KSAL, Antno menyebut Ali mampu menyiapkan dan mengeksekusi agenda ini.

"Ketiga, mendukung peningkatan interoperabilitas TNI. Sebagai mantan Panglima Kogabwilhan I, Ali tentu sudah memiliki pemahaman dan pengalaman dalam memperkuat interoperabilitas TNI. Dengan kondisi ancaman keamanan maritim yang dinamis, Ali tidak punya pilihan selain mendukung upaya peningkatan interoperabilitas dan kesiapsiagaan matra laut dalam menghadapi kemungkinan terburuk," kata dia.

Infografis KSAL Laksamana Yudo Margono Calon Tunggal Panglima TNI
Infografis KSAL Laksamana Yudo Margono Calon Tunggal Panglima TNI (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya