Prakiraan Badai Dahsyat Jabodetabek Bikin Heboh, Kepala BRIN: Itu Pendapat Personal Periset

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko buka suara soal polemik prakiraan badai dahsyat yang terjadi di Jabodetabek, pada Rabu 28 Desember 2022 lalu.

oleh Winda Nelfira diperbarui 29 Des 2022, 18:37 WIB
Diterbitkan 29 Des 2022, 18:37 WIB
Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Tetesan air hujan yang ada di jendela kaca dengan latar belakang mendung menyelimuti langit Jakarta, Kamis (1/2). BMKG juga meminta warga mengantisipasi potensi angin berkecepatan tinggi. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko buka suara soal polemik prakiraan badai dahsyat yang terjadi di Jabodetabek, pada Rabu 28 Desember 2022 lalu.

Prediksi badai dahsyat itu bermula dari unggahan Pakar Klimatologi di Pusat Iklim dan Atmosfer BRIN, Erma Yulihastin.

Menurut Laksana, dalam komunitas ilmiah, akademisi memiliki kebebasan akademis dan otoritas keilmuan sesuai bidangnya. Namun, kata dia, hal tersebut berbeda saat disampaikan di ruang publik.

"Dalam memberikan otoritas atas informasi sains di ruang publik, otoritas tersebut tidak berlaku. Ruang publik memiliki dampak dan konsekuensi hukum yang luas,” kata Handoko dalam keterangan resminya, Kamis (29/12/2022).

Handoko menyatakan, sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia, BRIN merujuk dan bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengenai informasi dan prediksi cuaca dan iklim.

“Kami mengacu terhadap BMKG yang mengeluarkan informasi tentang kondisi cuaca. Selama ini kami bekerja sama erat dengan BMKG. Informasi cuaca, publik harus mengacu ke BMKG," kata dia.

Handoko mengungkapkan bahwa prediksi cuaca hujan ekstrem hingga badai dahsyat yang dikeluarkan oleh Erma Yulihastin bersifat personal, bukan resmi dikeluarkan oleh BRIN.

"Kemarin adalah pendapat personal periset BRIN, bukan dari BRIN," ungkap Handoko.

Kendati demikian, Handoko menyampaikan bukan berarti BRIN tidak memiliki tanggung jawab dan berkontribusi atas informasi publik yang disampaikan Erma Yulihastin.

"Pada sebagian besar kasus, BRIN turut menjadi pemasok data utama berbagai informasi, termasuk untuk kebakaran hutan, cuaca, iklim, kebencanaan, kesehatan, nuklir dan lain sebagainya,” ucap dia.

 

Tingkatkan Standar, Moral dan Budaya Periset

Handoko menyatakan BRIN memiliki banyak periset mumpuni di hampir semua bidang keilmuan. Tetapi, dia menegaskan BRIN sebagai lembaga tidak memiliki otoritas keilmuan di semua bidang. Otoritas keilmuan periset BRIN, ujar dia sesuai kepakarannya.

"Otoritas informasi sains di ruang publik yang dimiliki BRIN hanya informasi benda jatuh dari angkasa sesuai UU 21/ 2013 tentang Keantariksaan," ujar Handoko.

Handoko menerangkan bahwa beragam kasus misinformasi semacam ini seharusnya dapat menyadarkan akan pentingnya penguatan literasi sains bagi publik. Menurut dia sebagai lembaga pemerintah untuk riset dan inovasi, BRIN menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab atas hal ini.

“Khususnya BRIN, kami sedang bekerja keras untuk membenahi, tidak hanya ekosistem riset dan inovasi, tetapi juga meningkatkan standar dan norma serta budaya ilmiah di kalangan periset secara nasional,” katanya.

Prakiraan Badai Dahsyat

Sebelumnya, Peneliti Klimatologi, pada Pusat Riset Iklim, dan Atmosfir, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erma Yulihastin, mengungkap ada potensi banjir besar di kawasan Jabodetabek, khususnya Tangerang, Banten, lantaran ada hujan ekstrem dan badai dahsyat. Banjir besar tersebut diprakirakan terjadi pada Rabu, 28 Desember 2022.

"Potensi banjir besar Jabodetabek. Siapa pun Anda yang tinggal di Jabodetabek, dan khususnya Tangerang atau Banten, mohon bersiap dengan hujan ekstrem dan badai dahsyat pada 28 Desember 2022," kata Erma dalam unggahannya di Twitter, Selasa (27/12/2022).

Menurut dia, prakiraan BRIN tersebut berdasarkan analisis data dari Satellite Early Warning System (Sadewa).

Dia menjelaskan, badai dahsyat dari laut akan berpindah ke darat melalui jalur barat dengan angin baratan yang membawa hujan badai dari laut, dan dari utara melalui angin permukaan yang kuat.

 

Sentral Lokasi

"Maka Banten, dan Jakarta-Bekasi akan menjadi lokasi sentral tempat serangan badai tersebut. Dimulai sejak siang hingga malam hari pada 28 Desember 2022," ujar Erma.

Selain itu, kovergensi di darat akan masif sehingga hujan persisten pada 28 Desember 2020 akan meluas. "Menjangkau wilayah lain di Jawa bagian barat," lanjut dia.

Dia pun menjelaskan soal warpada 'Tol Hujan' laut dan darat pemicu banjir. Tol hujan itu merupakan badai yang sudah terbentuk pada pukul 03.00 WIB, Selasa (27/12/2022) pagi.

"Tol hujan ini bernama badai Squall Line di laut (Samudera Hindia), yang bergabung dengan badai konvektif skala meso (MCC) yang terbentuk di darat dengan inti badai di atas wilayah Banten, dan sekitarnya," ujar Erma.

Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Waspada Cuaca Ekstrem di Indonesia Jelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya