Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kondisi ekonomi terkini di global atau dunia maupun di Indonesia.
Menkeu Sri mengatakan, prospek ekonomi global yang diprediksi “Gelap” oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) tahun 2023 ini menemui titik cerah.
Dia tak menampik sebelumnya ekonomi global 2023 diprediksi tumbuh lebih lambat akibat fragmentasi dari geopolitik dan masih adanya risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, kata Sri, berkat kebijakan penghapusan zero covid di Tiongkok diyakini bisa mengurangi perlambatan tersebut.
Advertisement
"Meskipun demikian membaiknya prospek ekonomi di Tiongkok dengan dilaksanakan penghapusan zero covid policy, diperkirakan akan mengurangi resiko dari terjadinya perlambatan ekonomi global yang lebih dalam," ujar Menkeu Sri dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 31 Januari 2023.
Menurut dia, walau pun ekonomi global diprediksi tumbuh lebih lambat, Pemerintah Indonesia tetap optimis pertumbuhan ekonomi dalam negeri tahun ini tetap akan kuat sejalan dengan penghapusan kebijakan PPKM dan meningkatnya aliran masuk penanaman modal asing (PMA) serta berlanjutnya penyelesaian berbagai proyek-proyek strategis nasional.
"Dari sisi pertumbuhan ekonomi kami memperkirakan pada tahun 2022 akan mencapai pada kisaran 5,2 hingga 5,3 persen. Ke depan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 diperkirakan akan tetap kuat," papar Menkeu Sri Mulyani.
Tak hanya itu, ia juga akhirnya angkat bicara terkait namanya yang disebut masuk dalam bursa calon Gubernur Bank Indonesia (BI). Dia mengatakan pemilihan Gubernur BI telah diatur dalam undang-undang yakni diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR RI.
Sri Mulyani menyatakan saat ini dirinya masih fokus menjadi Menteri Keuangan dan juga dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Kami berempat (Sri Mulyani bersama BI, OJK, LPS) tetap fokus ngerjain apa yang ada dalam KSSK kita karena ini adalah tugas utama kita yaitu menjaga stabilitas sistem keuangan dan menjaga pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani.
Berikut sederet pernyataan Sri Mulyani soal kondisi ekonomi terkini hingga kabar digadang jadi Gubernur Bank Indonesia dihimpun Liputan6.com:
1. Beberkan Ekonomi 2023 Tak Jadi Gelap
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, prospek ekonomi global yang diprediksi “Gelap” oleh Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) tahun 2023 ini menemui titik cerah.
Menkeu tak menampik sebelumnya ekonomi global 2023 diprediksi tumbuh lebih lambat akibat fragmentasi dari geopolitik dan masih adanya risiko resesi di Amerika Serikat dan Eropa. Namun, berkat kebijakan penghapusan zero covid di Tiongkok diyakini bisa mengurangi perlambatan tersebut.
"Meskipun demikian membaiknya prospek ekonomi di Tiongkok dengan dilaksanakan penghapusan zero covid policy, diperkirakan akan mengurangi resiko dari terjadinya perlambatan ekonomi global yang lebih dalam," kata Menkeu dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa 31 Januari 2023.
Sejalan dengan kondisi tersebut, pengetatan kebijakan moneter di negara maju diperkirakan mendekati titik puncaknya dengan suku bunga yang masih akan tetap tinggi di sepanjang tahun 2023 ini.
Bahkan secara kumulatif, BI sudah menaikkan suku bunga acuan total 225 bps dari Agustus 2022 hingga awal tahun 2023.
Lebih lanjut, walaupun ekonomi global diprediksi tumbuh lebih lambat, Pemerintah Indonesia tetap optimis pertumbuhan ekonomi dalam negeri tahun ini tetap akan kuat sejalan dengan penghapusan kebijakan PPKM dan meningkatnya aliran masuk penanaman modal asing (PMA) serta berlanjutnya penyelesaian berbagai proyek-proyek strategis nasional.
"Dari sisi pertumbuhan ekonomi kami memperkirakan pada tahun 2022 akan mencapai pada kisaran 5,2 hingga 5,3 persen. Ke depan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 diperkirakan akan tetap kuat," ujarnya.
Di sisi lain, Menkeu melihat ketidakpastian pasar keuangan global mulai berkurang dan ini berdampak positif bagi negara-negara berkembang, hal ini terlihat dari meningkatnya aliran modal global, serta berkurangnya tekanan pelemahan nilai tukar dari berbagai negara.
Advertisement
2. Pasar SBN 2023 Menguat, Sebut Waspadai Tekanan Inflasi Global
Kemudian, Menkeu mengatakan Pasar Surat Berharga Negara (SBN) melanjutkan penguatan di awal tahun 2023. Hal ini didorong pembelian kembali SBN oleh investor nonresiden.
"Sampai dengan 27 Januari 2023, tercatat net buy oleh nonresiden senilai Rp48,53 triliun, perbankan senilai Rp121,98 triliun, dan investor keuangan nonbank senilai Rp3,63 triliun," kata Menkeu.
Menkeu mengungkapkan, penguatan tersebut juga didukung oleh yield SBN seri benchmark 10 tahun yang mengalami penurunan sebesar 20 bps (ytd) ke level 6,74 persen.
Meskipun kondisi pasar SBN sudah mulai kondusif, tekanan inflasi global di beberapa negara yang masih persisten tinggi perlu tetap diwaspadai yang berpotensi memicu naiknya suku bunga kebijakan bank sentral global di luar ekspektasi.
3. Tepis IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2023, Yakin Tumbuh 5 Persen
Lembaga Moneter Internasional atau IMF memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,3 persen pada 2023. Menteri Keuangan Sri Mulyani ikut merespons lebih rendahnya proyeksi IMF perihal pertumbuhan ekonomi nasional.
Bendahara negara ini justru yakin pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di kisaran 5 persen dengan penopang beberapa hal seperti konsumsi domestik.
"Proyeksi untuk 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap di dalam kisaran 5% atau bahkan mendekati asumsi APBN 2023 yaitu 5,3 persen meskipun tetap kita juga kenali atau kita lihat," kata Sri Mulyani saat Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2023, Selasa (1/2/2023).
Dia menyebutkan momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat kuat di 2023 kelanjutan dari 2022. Meski belum diumumkan secara resmi BPS, dia memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 masih di atas 5 persen. Sehingga total pertumbuhan ekonomi Indonesia 2022 berkisar 5,2 sampai 5,3 persen.
Momentum yang baik juga ditopang keputusan Presiden Joko Widodo menghentikan PPKM yang mendorong mobilitas masyarakat kian tinggi.
"Mobilitas masyarakat kita lihat di mana-mana sudah luar biasa ini lebih tinggi lagi dibandingkan Kuartal keempat kemarin yang sudah mengalami peningkatan karena pada akhir tahun ada perayaan Natal dan liburan akhir tahun ini masih berlanjut dan lebih baik lagi dibandingkan tahun 2021," ucap dia.
Sehingga pertumbuhan ekonomi kuartal I 2023 diyakini lebih kuat dibandingkan periode yang sama di 2022 yang kala itu omicorn mulai menyebar.
Momen Ramadan Hari Raya Lebaran dinilai akan menjadi penopang pertumbuhan dan pemulihan ekonomi Indonesia seiring peningkatan konsumsi masyarakat. Dari isi inflasi tetap terjaga dan ada indikasi tekanan harga menurun sehingga mampu mendorong konsumsi di masyarakat.
Kendati diakui Sri Mulyani koreksi akan terjadi dari sisi ekspor. Namun tetap kondisi pemulihan ekonomi nasional dinilai masih berjalan atau relatif lebih baik dari prediksi IMF.
"Termasuk dari RRT yang dengan pembukaan ekonominya itu dampaknya akan sangat signifikan kepada dunia Jadi berbagai faktor ini menimbulkan suatu proyeksi untuk 2023 pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan tetap di dalam kisaran 5% atau bahkan mendekati asumsi APBN 2023 yaitu 5,3 persen," kata Menkeu Sri.
Advertisement
4. Jawab Soal Isu Namanya Digadang-gadang Jadi Gubernur Bank Indonesia
Sri Mulyani Indrawati pun angkat bicara terkait namanya yang disebut masuk dalam bursa calon Gubernur Bank Indonesia (BI).
Sri Mulyani pun memberikan jawaban diplomasi saat ditanya terkait hal ini. Di mengatakan pemilihan Gubernur BI telah diatur dalam undang-undang yakni diusulkan dan diangkat oleh Presiden dengan persetujuan DPR RI.
Sri Mulyani menyatakan saat ini dirinya masih fokus menjadi Menteri Keuangan dan juga dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
"Kami berempat (Sri Mulyani bersama BI, OJK, LPS) tetap fokus ngerjain apa yang ada dalam KSSK kita karena ini adalah tugas utama kita yaitu menjaga stabilitas sistem keuangan dan menjaga pemulihan ekonomi," kata Sri Mulyani, Selasa 31 Januari 2023.
Sementara itu, nama lain yang juga digadang-gadang menjadi calon Gubernur Bank Indonesia yaitu Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya saat ini menjabat sebagai Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Purbaya pun menyatakan kesiapannya juga diminta untuk posisi tersebut. Namun dia memastikan saat ini masih akan fokus sebagai Ketua Dewan LPS.
"Saya belum tahu beritanya, seperti kata Bu Sri Mulyani tadi kita fokus pada kerjaan kita. Kita ikut perintah saja," ujar Purbaya.
Sebagai informasi, saat ini posisi Gubernur BI masih diduduki oleh Perry Warjiyo. Namun masa jabatan Perry akan habis pada Mei 2023.