KIB dan KIR Disebut Bisa Bersatu, PPP: Bukan Hal yang Mustahil

Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menyambut baik wacana penggabungan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas oleh PPP, PAN dan Partai Golkar, dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang tengah dijajaki oleh Gerindra dan PKB.

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Feb 2023, 15:00 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2023, 15:00 WIB
Airlangga dan Muhaimin
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin jalan santai bersama di Istora Senayan, Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta Pusat, Jumat (10/2/2023). (Liputan6.com/Winda Nelfira)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani menyambut baik wacana penggabungan antara Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digagas oleh partainya, PAN dan Golkar, dengan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang tengah dijajaki oleh Gerindra dan PKB.

Dia menilai, dinamika politik saat ini sangat dinamis. Sehingga sangat memungkinkan jika KIB dan KIR bergabung di Pemilu 2024.

"Dalam proses politik yang masih bersifat dinamis menghadapi Pilpres 2024 ya, maka penggabungkan KIB dengan KIR bukan hal yang mustahil," kata Arsul, saat dihubungi, Minggu (12/2/2023).

Dia mengatakan, sangat terbuka untuk berkomunikasi dan membahas terkait penggabungan koalisi tersebut. Dan juga sangat terbuka membahas siapa yang akan dipasangankan sebagai capres dan cawapres di 2024.

"Segala sesuatunya terbuka untuk dibicarakan diantara 3 parpol yang berada di KIB dengan 2 parpol di KIR. Tentu dalam konteks penggabungan itu maka bisa dibicarakan siapa paslon yang akan diusung," jelas Arsul.

Terlebih, PPP sangat terbuka untuk membahas penggabungan koalisi. Sebab, partai politik yang tergabung merupakan koalisi di pemerintahan.

"Yang jelas PPP tidak menutup kemungkinan berkoalisi dengan parpol-parpol yang selama ini memang sudah menjadi bagian dari koalisi pemerintahan saat ini," ungkap Arsul.

 

 

 

 

 

 

 

Masih Sangat Dini

Kendati demikian, menurutnya untuk pembahasan capres dan cawapres masih sangat dini dibicarakan.

Terlebih partai politik ini belum resmi bergabung.

"Namun masih terlalu pagi untuk berspekulasi soal paslon ini, manakala komunikasi 5 parpol yang ada di dua koalisi ini belum terjadi," kata Arsul.

 

Reporter: Alma Fikhasari/Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya