Gunung Merapi Masih Berstatus Siaga, Sudah Puluhan Kali Keluarkan Awan Panas

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan status Gunung Merapi,masih Level III atau Siaga.

oleh Putu Merta Surya PutraArie Nugraha diperbarui 11 Mar 2023, 18:35 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2023, 18:35 WIB
Penampakan Asap Tebal Erupsi Gunung Merapi
Asap tebal mengepul saat erupsi Gunung Merapi terlihat dari desa Tunggularum di Sleman pada 11 Maret 2023. Gunung Merapi di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) erupsi pada Sabtu (11/3/2023). Imbasnya, meluncurkan awan panas guguran ke arah Kali Bebeng atau Kali Krasak. (AFP/Devi Rahman)

Liputan6.com, Jakarta Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan status Gunung Merapi,masih Level III atau Siaga.

Diketahui, hari ini, Sabtu (11/3/2023) dari pukul 12.12 sampai 15.00 WIB,terjadi rentetan awan panas yang dikeluarkan bersumber dari longsoran kubah lava barat daya.

Adapun, dalam jangka waktu tersebut, tercatat 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4 km ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak.

"Pada saat kejadian, angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara. Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang," ujar Kepala BPPTKG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Agus Budi Santoso, dalam siaran persnya.

Agus mengatakan potensi bahaya saat ini masih tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

Aktivitas erupsi saat ini terhitung masih tinggi; pada minggu ini guguran lava teramati sebanyak 19 kali ke arah barat daya (hulu Kali Boyong, Kali Bebeng dan Kali Sat atau Putih) dengan jarak luncur maksimal 1.200 m.

"Suara guguran terdengar dari Pos Kaliurang dan Pos Babadan sebanyak 6 kali dengan intensitas kecil hingga sedang," kata Budi.

Aktivitas Vulkanik Gunung Merapi Masih Tinggi

Budi menyebutkan aktivitas vulkanik internal juga masih tinggi ditunjukkan oleh data seismisitas dan deformasi (perubahan fisik gunung).

Seismisitas internal seperti gempa vulkanik dalam (VTA) terjadi sebanyak 77 kejadian per hari, gempa vulkanik dangkal (VTB) 1 kejadian per hari, gempa Multifase (MP) 6 kejadian per hari, dan gempa guguran sebanyak 44 kejadian per hari. Sedangkan laju deformasi EDM RB1 sebesar 0.5 cm per hari.

Saat ini Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava, yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah.

"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 13 Januari 2023 volume kubah lava barat daya terhitung sebesar 1.598.700 m3 dan kubah tengah sebesar 2.267.400 m3," ungkap Agus.

Kedua kubah lava ini apabila longsor secara masif berpotensi menimbulkan awan panas sejauh maksimal 7 km ke arah barat daya dan 5 km ke arah selatan-tenggara.

Sebelumnya, Badan Geologi melalui PVMBG-BPPTKG telah menetapkan tingkat aktivitas Gunung Merapi menjadi Siaga sejak tanggal 5 November 2020.

Gunung Merapi dinyatakan memasuki masa erupsi efusif pada tanggal 4 Januari 2021 yang ditandai dengan aktivitas berupa pertumbuhan kubah lava, guguran, dan awan panas guguran.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya