Liputan6.com, Jakarta - FIFA membatalkan agenda drawing atau pengundian Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya digelar pada 31 Maret 2023. Pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 Bali itu dilakukan FIFA pada Sabtu 25 Maret 2023.
Anggota Komite Eksekutif Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (Exco PSSI) Arya Sinulingga menjelaskan, meski FIFA tidak memberi alasan, PSSI menduga sikap ini diambil karena penolakan kepala daerah setempat. Gubernur Bali I Wayan Koster menolak menyelenggarakan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Pulau Dewata.
Sejumlah pihak pun merespons terkait FIFA yang membatalkan drawing atau pengundian Piala Dunia U-20 2023 Bali tersebut. Salah satunya Pengamat Sepak Bola M Kusnaeni.
Advertisement
Dia menilai, pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 membuat Indonesia rawan sanksi FIFA. Dia bahkan menilai Tanah Air bisa divonis hukuman lebih berat dari yang diterima pada 2015. Saat itu FIFA membekukan PSSI karena intervensi pemerintah. Akibatnya, kompetisi sepak bola lokal terhenti.
Tim nasional Indonesia dari berbagai umur juga dilarang mengikuti ajang internasional. Status Indonesia sebagai tuan rumah Piala AFF level usia turut dicoret.
FIFA mencabut hukuman ini setahun berselang, setelah pemerintah tidak lagi mengurusi masalah PSSI. Kini, Kusnaeni menilai Indonesia bakal mendapat hukuman lebih berat karena mengerecoki turnamen FIFA.
"Pembatalan drawing merupakan warning awal. Jika kita sampai gagal melaksanakan event tersebut, Indonesia dianggap menodai kepercayaan yang diberikan FIFA. Otoritas tertinggi sepak bola internasional itu dirugikan secara material dan inmaterial, karena pelaksanaan event mereka kacau balau," ungkap Kusnaeni.
Senada, Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) juga menilai, pembatalan tersebut merupakan tindakan keras yang dilakukan FIFA terhadap polemik penolakan timnas Israel U-20. PSTI berharap pemerintah Indonesia untuk segera bertindak tegas untuk mengakhirinya.
Tak hanya itu, Media Israel pun turut menyoroti situasi penolakan terhadap Timnas Israel U-20 di Indonesia yang berbuntut pada dibatalkannya undian (drawing) untuk Piala Dunia U-20 2023.
One.co.il melalui pemberitaannya mengeklaim bahwa situasi penolakan terhadap Timnas Israel jelang Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia sudah berada di level baru.
"Penolakan terhadap partisipasi timnas muda Israel di Piala Dunia mulai memasuki babak baru. Di saat yang sama, muncul keprihatinan serius tentang penyelenggaraan turnamen di Indonesia setelah Gubernur Bali melarang tim Israel untuk bermain di daerahnya," tulis One.co.il.
Berikut sederet respons berbagai pihak usai FIFA membatalkan agenda drawing atau pengundian Piala Dunia U-20 2023 Bali dihimpun Liputan6.com:
1. Pengamat Sepak Bola Gita Suwondo Nilai Jika FIFA Pindahkan Piala Dunia U-20 2023, Indonesia Takkan Bisa Ikut Serta
Pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia terancam. FIFA dikabarkan menunda pelaksanaan undian yang seharusnya berlangsung di Bali pada 31 Maret mendatang. D
iduga penundaan ini dikarena masifnya penolakan Israel sebagai salah satu tim peserta Piala Dunia U-20 2023.
Penolakan kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 2023 semakin gencar dalam sepekan terakhir. Jika sebelumnya cuma ormas-ormas yang menentang, kini Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Wayan Koster juga menolak daerahnya menjadi lokasi pertandingan Israel di Piala Dunia U-20 2023.
Penundaan undian Piala Dunia U-20 2023 ini dibenarkan pengamat sepak bola Gita Suwondo. Penundaan yang dilakukan FIFA ini dilakukan secara mendadak dan tak diketahui sampai kapan. Namun Gita berharap penyelenggaraan Piala Dunia U-20 2023 masih dapat terus berjalan dan Indonesia tak mendapatkan sanksi dari FIFA.
Jika sampai FIFA memindahkan tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 maka Indonesia akan rugi besar. Timnas Indonesia U-20 dipastikan tidak akan bisa ikut bertanding. Jatah akan diberikan kepada tuan rumah pengganti.
Segala macam biaya besar yang sudah dikeluarkan untuk persiapan Piala Dunia U-20 2023 maupun timnas Indonesia U-20 juga bakal mubazir.
"Saya ngak tau kedepannya akan seperti apa. Namun saya menduga dampaknya sangat signifikan bagi Indonesia. Saya berharap tidak ada sanksi dari FIFA. Jika Drawing Piala Dunia U-20 batal bisa jadi FIFA akan mencari negara lain untuk tempat penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Tentu ini sangat merugikan Indonesia. Minimal Indonesia tak akan bisa ikut berlaga di Piala Dunia U-20," ucap Gita.
Menurut Gita, ketika tahun 2019 Indonesia mengajukan diri ke FIFA sebagai pengganti tuan rumah Piala Dunia U-20 menggantikan China, Indonesia harus setuju dengan seluruh persyaratan yang diajukan FIFA. Termasuk menjamin dan menerima semua negara yang lolos babak kualifikasi Piala Dunia U-20.
Sebenarnya kata Gita, untuk memberikan izin atlet sepakbola Israel untuk bertanding di Indonesia tidaklah sulit. Sudah banyak atlet Israel yang bertandang ke Indonesia dan bertanding di beberapa event perhelatan olahraga dunia.
Contohnya di tahun 2015 atlet bulu tangkis Israel bermain di Indonesia Master dan Indonesia Open. Selain itu pada Februari lalu atlet Israel juga bertanding cabang olahraga sepeda di Velodrome Rawamangun.
"Namun karena event olahraganya tak terlalu besar, maka tak menjadi perhatian masyarakat. Namun karena Piala Dunia U-20 merupakan event yang besar, maka banyak pihak yang memperhatikannya," terang Gita.
Lanjut Gita, saat ini negara yang paling siap menyelenggarakan Piala Dunia U-20 adalah Qatar. Sebab mereka baru menyelesaikan Piala Dunia. Jika Piala Dunia U-20 dipindah ke Qatar, menurut Gita tertutuplah kesempatan Indonesia untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia tahun 2040 dan Olimpiade 2036 yang rencananya akan dilaksanakan di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Sebab peluang Israel untuk ikut Piala Dunia dan Olimpiade sangat besar. Indonesia bisa dianggap sebagai negara yang tidak bisa menerima kontingen dari negara lain yang diterima IOC dan FIFA. Kecuali IOC dan FIFA yang melarang Rusia karena telah melakukan invasi ke Ukraina. Sedangkan Israel tak dilarang baik oleh IOC maupun FIFA. Indonesia tak bisa mengatakan ingin menjadi tuan rumah untuk Piala Dunia dan Olimpiade namun tak mau menerima Israel," jelas Gita.
Advertisement
2. Pengamat Timur Tengah Nilai Jadi Isu Politik
Pengamat Timur Tengah yang juga Dosen Hubungan Internasional Universitas Bina Nusantara, Tia Mariatul Kibtiah S. Ag., M.Si menilai isu penolakan timnas Piala Dunia U-20 Israel saat ini sudah dijadikan isu politik.
Menurutnya, partai atau pemimpin daerah yang menentang kehadiran timnas Israel hanya mencari muka dan ingin mendapatkan dukungan dari masyarakat yang selama ini mendukung kemerdekaan Palestina.
"Kelihatan sekali penolakan terhadap timnas Israel ini dipolitisasi. Saya melihat ada faktor kepentingan politik domestik oleh politikus di Indonesia. Terlihat sekali beberapa kepala daerah yang tak setuju dengan kehadiran timnas Israel dari parpol tertentu. Sebab yang selama ini lantang menentang Israel adalah PKS. Motif kepala daerah dan parpol tersebut hanya untuk mendapatkan dukungan serta menarik simpati masyarakat yang selama ini tak memilih partai tersebut. Jika mendukung kehadiran timnas Israel popularitas mereka akan jatuh," kata Tia.
Tia menjelaskan saat ini negara-negara Arab yang selama ini berkonflik langsung dengan Israel sudah menjalin hubungan diplomatik dan bisnis dengan mereka. Seperti Uni Emirat Arab dan Bahrain. Bahkan Saudi Arabia sudah mulai menjalin komunikasi diplomatik dengan Israel.
Menurut Tia, jika ingin mendukung isu kemerdekaan Palestina, seharunya disuarakan di Dewan Keamanan PBB. Bukan di event Piala Dunia U-20.
"Harusnya yang lantang menentang kehadiran Israel di Piala Dunia U-20 adalah negara Arab yang memiliki konflik dengan Israel. Jika Indonesia menolak kedatangan timnas Israel, tidak ada dampaknya terhadap kemerdekaan Palestina. Justru akan merugikan Indonesia. Masyarakat harusnya bijak mensikapi kehadiran timnas Israel ini. Kehadiran timnas Israel tak mengubah kebijakan politik Indonesia untuk kemerdekaan Palestina. Aneh dan lebai jika Indonesia menolak timnas Israel bertanding di Piala Dunia U-20," tandas Tia.
3. Pengamat Sepak Bola M Kusnaeni Sebut Indonesia Terancam Sanksi Lebih Berat dari 2015
Pengamat sepak bola M Kusnaeni menilai pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 membuat Indonesia rawan sanksi FIFA. Dia bahkan menilai Tanah Air bisa divonis hukuman lebih berat dari yang diterima pada 2015.
Saat itu, FIFA membekukan PSSI karena intervensi pemerintah. Akibatnya, kompetisi sepak bola lokal terhenti.
Tim nasional Indonesia dari berbagai umur juga dilarang mengikuti ajang internasional. Status Indonesia sebagai tuan rumah Piala AFF level usia turut dicoret.
FIFA mencabut hukuman ini setahun berselang, setelah pemerintah tidak lagi mengurusi masalah PSSI. Kini, Kusnaeni menilai Indonesia bakal mendapat hukuman lebih berat karena mengerecoki turnamen FIFA.
"Pembatalan drawing merupakan warning awal. Jika kita sampai gagal melaksanakan event tersebut, Indonesia dianggap menodai kepercayaan yang diberikan FIFA. Otoritas tertinggi sepak bola internasional itu dirugikan secara material dan inmaterial, karena pelaksanaan event mereka kacau balau," ungkap Kusnaeni.
"Kita berharap semoga FIFA tidak melakukan pembatalan penujukkan Indonesia sebagai tuan rumah. Pembatalan drawing merupakan peringatan awal, apa yang perlu lakukan? Segera konsolidasi dan bereskan PR yang ada. Karena saya melihat tak hanya masalah Israel saja yang jadi perhatian FIFA, tapi juga berkaitan dengan infrastruktur. Saya yakin FIFA juga ingin Indonesia sukses menjadi tuan rumah," sambungnya.
Kusnaeni berharap status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dicabut. Karena dampak yang dirasakan sepak bola Indonesia bakal terasa besar.
"Jangan sampai hal itu terjadi. Mimpi buruk buat sepak bola kita. Jangan bermain-main dengan kesepakatan yang sudah dibuat dengan FIFA. Kita jadi host didapat dengan mengajukan diri, bukan FIFA yang minta. Taati kesepakatan yang ada. Segera cari air untuk memadamkan kebakaran yang timbul," tutup Kusnaeni.
Advertisement
4. PSTI Nilai Pembatalan Undian Piala Dunia U-20 2023 Merupakan Teguran Keras FIFA kepada Indonesia
Keikutsertaan Israel di Piala Dunia U-20 2023 yang berlangsung di Indonesia pada 20 Mei sampai 11 Juni 2023 menimbulkan polemik besar di tanah air. Banyak yang menolak kehadiran timnas Israel untuk bertanding di Indonesia.
Derasnya penolakan terhadap timnas Israel yang dilakukan ormas, partai politik hingga gubernur (Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster) akhirnya membuat FIFA memutuskan membatalkan pelaksanaan undian Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya dilaksanakan 31 Maret di Bali.
Pembatalan tersebut menurut Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI) merupakan tindakan keras yang dilakukan FIFA terhadap polemik penolakan timnas Israel U-20. PSTI berharap pemerintah Indonesia untuk segera bertindak tegas untuk mengakhirinya.
Ketua Umum PSTI, Ignatius Indro menilai seharusnya segala sesuatunya sudah dipertimbamgkan secara matang ketika Indonesia mencalonkan diri menjadi tuan rumah, karena Israel adalah anggota FIFA yang mungkin saja lolos menjadi peserta pada event yang akan diselenggarakan FIFA.
"Seharusnya kita sudah memikirkan segala hal saat menyatakan kesiapan menjadi tuan rumah. Tapi polemik ini sekarang sudah menjadi bola liar, dan dengan dibatalkannya drawing, ini menjadi teguran keras buat Indonesia. Dimana kita seharusnya bisa memisahkan olahraga dan politik," ujar Indro.
Indro juga mengingatkan dengan kejadian ini harus dipertimbangkan tentang konsekuensi yang akan menimpa sepak bola Indonesia bila Indonesia akhirnya menolak kedatangan timnas Israel. Karena akan banyak kemungkinan terburuk yang akan terjadi.
"Kalau kita kekeh menolak Timnas Israel bermain di sini, maka kita harus siap menghadapi hukuman dari FIFA, mulai dari pemindahan tuan rumah yang otomatis kita tidak bisa ikut serta karena akan digantikan oleh tuan rumah hingga kita tidak bisa ikut serta dalam semua kalender FIFA dan itu membuat sepak bola kita juga sulit berjalan, karena Israel masuk ke turnamen ini lolos lewat kualifikasi dan bukan dari keputusan FIFA semata," tambah Indro.
Sementara itu Dewan Pembina PSTI, Ah Maftuchan berharap agar semua pihak bisa membedakan antara olahraga dan politik terkait masalah ini, apalagi Palestina sendiri melalui duta besarnya sangat mengerti dengan posisi Indonesia sebagai tuan rumah.
"Duta besar Palestina sendiri sudah menyatakan bisa mengerti kalau kita sebagai tuan rumah harus menerima Israel yang memang sudah lolos untuk ikut Piala Dunia U-20. Jadi sudah tidak alasan lagi kita untuk menolak. Karena event ini tentu tidak akan mengganggu hubungan kita dengan Palestina. Jadi semua pihak harus bisa mengerti dan meredam polemik ini," tutup Maftuh.
5. Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka Masih Tunggu Kabar Resmi PSSI
Adapun batalnya drawing Piala Dunia U-20 2023 juga menyita perhatian warganet. Warganet bahkan menanyakan kepada Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengenai kelanjutan Piala Dunia U-20 melalui platform Twitter.
Hal ini mengingat Stadion Manahan Solo, menjadi salah satu lokasi penyelenggaraan Piala Dunia U-20. Stadion Manahan Solo, salah satu enam lokasi yang disiapkan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 di Indonesia yang akan digelar pada 20 Mei-11 Juni 2023.
“Jadinya piala dunia U20 gimana lanjutannya mas wali @gibran_tweet?Saya udah ijin atasan mau ambil cuti bulan Mei, buat nonton bola di Solo. Udah nunggu luncuran jadwal pertandingan. Kalau acara di Bali batal, FIFA tetep jadi inspeksi stadion minggu ini gak?, tulis @rio_xxxxxxxxx.
Gibran pun merespons pertanyaan dari warganet tersebut
"Inspeksinya udah kemarin Sabtu. Untuk kelanjutannya kita tunggu saja berita resmi dr fifa dan pssi," tulis dia dikutip dari @gibran_tweet, Senin (27/3/2023).
Unggahan Gibran tersebut pun direspons warganet. Warganet meminta agar Gibran selamatkan sepakbola Indonesia.
“Mas wali tlung selamatkan sepakbola Indonesia, jangan sampe d banned fifa lg,” tulis @Jokoxxx.
“Waduh padahal pengen main ke Solo liat penutupan di Solo bareng ayang:) Please Mas Wali, tolong diusahakan. Gak cumin Pildunnya yang batal, tapi kencanku bisa batal ini, kasihanilah rakyatmu yang LDR ini,” tulis @MatunXXXX.
“Masih bisa diselamatkan gak si Pildun di Indonesia,” tulis @ThiisReallyxx.
“Tolong mas wali ajukan Solo jadi venue drawing..jangan sampai batal mas Piala dunia kali ini..banyak sekali kerugiannya mas,” tulis @ade_praxxxxxx.
"Mas wali mohon diusahakan nggeh.sayang bgt perjuangan bertahun2 kalo gag jd," tulis Supriningxxxx.
"Semiga tetap lanjut dan lancar. Banyak dampak yang positif bagi Indonesia jika Pildun tetap terselenggara," tulis @Pagxxxx.
Advertisement
6. Argentina Tawarkan Diri Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023
Pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia semakin di ujung tanduk. Adanya penolakan terhadap salah satu tim peserta, Israel, membuat FIFA telah membatalkan undian Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya berlangsung 31 Maret nanti di Bali.
FIFA memutuskan membatalkan undian pada Sabtu 25 Maret 2023. Langkah ini diambil setelah semakin panasnya gelombang penolakan kehadiran timnas U-20 Israel di Indonesia.
Tak cuma ormas dan partai politik, dua gubernur (Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster) yang menjadi lokasi penyelenggaraan telah menyatakan tidak mau menerima Israel.
Dibatalkannya undian membuat kelanjutan pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 menyisakan tanda tanya besar. Muncul kekhawatiran bila aksi penolakan terus berlanjut, FIFA bisa memindahkan lokasi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dari Indonesia.
Posisi Indonesia semakin terjepit. Sudah ada negara yang mengajukan diri sebagai pengganti kepada FIFA. TyC Sports pada Senin (27/3/2023) dini hari melaporkan Argentina menawarkan diri kepada FIFA untuk menggantikan Indonesia.
Argentina sendiri sebenarnya tidak lolos ke putaran final Piala Dunia U-20 2023. Mereka kalah bersaing degan Brasil, Kolombia, Ekuador dan Uruguay yang menjadi wakil zona CONMEBOL di Piala Dunia U-20 2023.
Dengan menjadi tuan rumah, Argentina mengincar tiket gratis menggantikan posisi Indonesia sebagai salah satu peserta putaran final Piala Dunia U-20 2023.
Seorang jurnalis di media olahraga TyC Sport, Gaston Edul menyebut bahwa Federasi Sepak Bola Argentina siap menggantikan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20 2023.
"Piala Dunia U20 akan berlangsung di Indonesia dan harus mulai dimainkan pada Mei. Untuk alasan non-sepak bola (politik), pengundian ditunda. Jika tidak bisa dilakukan di Indonesia, AFA telah menominasikan Argentina sebagai tempat yang memungkinkan."
FIFA sendiri hingga saat ini masih menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 meski undian sudah dibatalkan.
7. Media Israel Soroti Situasi Indonesia usai Pembatalan Drawing Piala Dunia U-20 2023
Media Israel turut menyoroti situasi penolakan terhadap Timnas Israel U-20 di Indonesia yang berbuntut pada dibatalkannya undian (drawing) untuk Piala Dunia U-20 2023.
Seperti diketahui, Indonesia telah diberi kepercayaan untuk menjadi tuan rumah ajang FIFA World Cup U-20 edisi ini. Federasi sepak bola dunia secara khusus juga menunjuk Bali sebagai lokasi penyelenggaraan drawing.
Peristiwa tersebut langsung menuai sorotan dari media Israel. One.co.il melalui pemberitaannya mengeklaim bahwa situasi penolakan terhadap Timnas Israel jelang Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia sudah berada di level baru.
"Penolakan terhadap partisipasi timnas muda Israel di Piala Dunia mulai memasuki babak baru. Di saat yang sama, muncul keprihatinan serius tentang penyelenggaraan turnamen di Indonesia setelah Gubernur Bali melarang tim Israel untuk bermain di daerahnya," tulis One.co.il.
"(Sikap itu) memberikan alasan jelas mengapa FIFA memutuskan untuk membatalkan drawing bagi ajang tersebut, yang sebenarnya dijadwalkan berlangsung pada Jumat (31/3/2023) ini," sambung mereka melalui pemberitaannya yang diunggah Minggu 26 Maret 2023.
Media Israel lainnya, Times of Israel, turut memaparkan potensi sanksi yang bisa diterima Indonesia sebagai buntut dari sikap penolakan berujung pembatalan drawing Piala Dunia U-20 2023 di Bali.
Menurut penuturan mereka, federasi sepak bola Tanah Air berisiko mendapat skorsing dari FIFA. Alhasil, Timnas Indonesia tak akan bisa ikut serta dalam kualifikasi zona Asia untuk Piala Dunia 2026 mendatang.
"Jika Indonesia gagal menyelesaikan masalah tuan rumah atas Israel, federasi sepak boala nasional berisiko diskors FIFA. Sanksi itu dapat menghapus (keikutsertaan) Indonesia dari kualifikasi Asia untuk Piala Dunia 2026 yang dimulai pada Oktober," tulis Times of Israel.
Advertisement