Liputan6.com, Jakarta- Pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 di Indonesia semakin di ujung tanduk. Adanya penolakan terhadap salah satu tim peserta, Israel, membuat FIFA telah membatalkan undian Piala Dunia U-20 2023 yang seharusnya berlangsung 31 Maret nanti di Bali.
FIFA memutuskan membatalkan undian pada Sabtu (25/3/2024). Langkah ini diambil setelah semakin panasnya gelombang penolakan kehadiran timnas U-20 Israel di Indonesia. Tak cuma ormas dan partai politik, dua gubernur (Ganjar Pranowo dan I Wayan Koster) yang menjadi lokasi penyelenggaraan telah menyatakan tidak mau menerima Israel.
Dibatalkannya undian membuat kelanjutan pelaksanaan Piala Dunia U-20 2023 menyisakan tanda tanya besar. Muncul kekhawatiran bila aksi penolakan terus berlanjut, FIFA bisa memindahkan lokasi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 dari Indonesia.
Advertisement
Posisi Indonesia semakin terjepit. Sudah ada negara yang mengajukan diri sebagai pengganti kepada FIFA. TyC Sports pada Senin (27/3/2023) dini hari melaporkan Argentina menawarkan diri kepada FIFA untuk menggantikan Indonesia.
Argentina sendiri sebenarnya tidak lolos ke putaran final Piala Dunia U-20 2023. Mereka kalah bersaing degan Brasil, Kolombia, Ekuador dan Uruguay yang menjadi wakil zona CONMEBOL di Piala Dunia U-20 2023.
Dengan menjadi tuan rumah, Argentina mengincar tiket gratis menggantikan posisi Indonesia sebagai salah satu peserta putaran final Piala Dunia U-20 2023.
FIFA sendiri hingga saat ini masih menetapkan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 meski undian sudah dibatalkan.
Gara-Gara Gubernur Bali
PSSI menduga keputusan FIFA membatalkan undian Piala Dunia U-20 2023 diambil karena sikap pemerintah setempat.
“Kemarin (Sabtu) kami sudah dapat informasi dari FIFA ke LOC (panitia lokal). Dalam pemberitahuan belum ada surat resmi, tapi sudah jelas bahwa drawing Piala Dunia U-20 2023 telah dibatalkan FIFA. Keputusan berasal dari mereka," kata anggota Komite Eksekutrif PSSI Arya Sinulingga pada jumpa pers, Minggu (26/3/2023).
"Ini kami maklumi karena Gubernur Bali yang menolak kedatangan Israel di mana mereka tidak diperbolehkan mengikuti drawing. Sehingga mungkin hal ini menjadi dasar keputusan membatalkan pelaksanaan drawing,” terang Arya.
Menurut Arya, surat Gubernur Bali I Wayan Koster ke Menpora yang beredar luas diduga menjadi dasar keputusan FIFA.
“Gubernur Bali telah meneken government guarantee, bersepakat dan setuju saat Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 dan sekarang mereka menolak. Wajar kalau FIFA akhirnya memutuskan membatalkan drawing di sana,” ungkapnya.
Advertisement
Lobi FIFA
Arya mengungkapkan, status Indonesia sebagai tuan rumah tak bisa diprediksi. Sebab, FIFA belum lagi bersurat pasca mengumumkan pembatalan drawing.
“Kemudian mengenai kapan waktu drawing dan di mana, kami belum dapat informasi dari FIFA. Saat ini kami sedang memikirkan cara bagaimana indonesia, khususnya sepak bola, tidak dikucilkan," katanya.
Arya menyebut Ketua Umum PSSI yang juga Ketua LOC, Erick Thohir, tengah melakukan konsolidasi dengan pemerintah.
“Pak Erick Thohir sedang koordinasi dengan Kemenlu sebagai penanggung jawab diplomasi dan Kemenpora yang berpayung menjadi INAFOC sebagai penyelenggara event. Demikian juga beliau akan melaporkan ke Presiden RI Joko Widodo. Proses-proses ini dan mencari solusi yang terbaik untuk menyelamatkan sepak bola indonesia yang kita cintai."
“Kita belum berani berbicara persentase karena dengan dibatalkannya drawing ini kemunduran atau sebagainya. Penetapan grup sudah berubah. Kita tidak tahu bagaimana kondisi terkini. Pastinya, Pak Erick akan lakukan diplomasi pendekatan ke FIFA.”