Liputan6.com, Jakarta Koordinator Nasional Sahabat Anas Urbaningrum, Muhammad Rahmad angkat suara soal pernyataan Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bambang Widjojanto alias BW yang menagih janji Anas Urbaningrum loncat dari Monas jika dirinya terbukti terima suap korupsi Hambalang. Diketahui, saat itu Bambang Widjojanto ikut mengusut kasus korupsi yang menjerat Anas Urbaningrum.
"Anas tidak terbukti korupsi Hambalang. BW tentu tidak buta huruf dan bisa membaca putusan Peninjauan Kembali (PK) dengan baik," kata Rahmad melalui pesan singkat kepada Liputan6.com, Kamis (13/4/2023).
Baca Juga
Rahmad menilai, saat ini publik justru sedang bertanya tanya kepada BW dan Samad soal sprindik Anas yang bocor dan soal mentersangkakan Anas soal Hambalang. Sebab, berdasarkan Amar Putusan PK Anas di Mahkamah Agung (MA), Anas tidak terbukti korupsi Gratifikasi Toyota Harier yang dikaitkan dengan proyek Hambalang.
Advertisement
"Karena itu, BW Cs layak bertanggung jawab dunia akhirat," tegas Rahmad.
Rahmad lalu menyarankan kepada BW agar sering-sering membaca Al Quran pada surat Ali Imran ayat 54 yang dalam latinnya berbunyi 'Wamakaru wamakarallah wallahu khairul makirin'.
"Artinya, mereka membuat tipu daya dan Allah pun membalas tipu daya (mereka). Allah sebaik-baik pembalas tipu daya," dia menutup.
Sebelumnya BW mengatakan Anas sudah terbukti bersalah bahkan dihukum 8 tahun penjara. Sehingga sudah tidak relevan bila Anas melakukan pembelaan hanya untuk mencari panggung membersihkan namanya saat ini.
"Apa belum cukup persidangan 1, 2, 3 hingga PK untuk membuktikan itu. Sudahlah kita sudah tau ujungnya mau kemana," ujar dalam keterangan terpisah.
BW menyarankan Anas Urbaningrum untuk legowo menerima kesalahan. Dengan meminta Anas dan para loyalisnya berhenti melakukan pembelaan dengan menggalang opini debat terbuka.
"Sudah lah kita tahu ujungnya ke mana, kamu ingin membersihkan dirimu, tapi tidak seperti itu caranya. Itu kampungan banget cara seperti itu, stop lah dengan cara-cara kampungan kayak begitu," kata dia.
"Orang sudah paham, sudah mafhum kamu cari-cari panggung, mendingan terima kesalahan itu, dan banyak orang salah, jatuh hancur tapi bangkit kembali itu jauh lebih terhormat daripada mencari panggung," sambung dia.
Anas Sebut Ada Skenario Besar
Sebelumnya, Anas Urbaningrum menyampaikan kondisinya tetap baik setelah menjalani masa hukuman selama lebih dari 9 tahun di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Kota Bandung.
Ia menyampaikan bahwa semua itu tidak terlepas dari doa keluarga, kolega hingga simpatisan yang terus memberikan dukungan.
"Saya ingin meminta maaf. Maaf kalau ada yang berpikir saya di tempat ini mati membusuk, kalau ada yang berpikir saya menjadi bangkai fisik dan sosial, saya minta maaf itu alhamdulillah tidak terjadi," kata dia di hadapan simpatisannya, Selasa (11/4).
"Saya mohon maaf kalau ada yang berpikir saya lama disini, kalau ada yang berpikir dengan waktu (masa tahanan) yang lama itu bisa memisahkan saya dengan sahabat seperjuangan, (pikiran) itu seperti tidur di siang bolong," ia melanjutkan.
Anas menyampaikan bahwa ada skenario besar hingga dirinya harus menjalani hukuman penjara.
"Saya juga mohon maaf kalau ada yang menyusun skenario besar saya dimasukkan ke tempat ini, dengan waktu yang lama, yang berpikir Anas sudah selesai. Skenario boleh besar tapi sekuat apapun serinci apapun skenario manusia tidak akan mampu mengalahkan skenario Tuhan," tegas dia
"Dengan begini saya ingin mengatakan bahwa saya ingin berpikir ke depan. Sekaligus maaf kepada yang berpikir keluarnya saya melahirkan permusuhan, saya katakan tidak. Saya tidak ada kamus permusuhan. Andai ada yang merasa termusuhi, itu konsekuensi perjuangan keadilan," kata Anas lagi.
Advertisement