Liputan6.com, Jakarta - Situasi memanas di Sudan. Perang saudara berkecamuk antara tentara Sudan dengan pasukan paramiliter Rapid Support Forces atau RSF sejak Sabtu 15 April 2023. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, lebih dari 400 warga sipil Sudan menjadi korban tewas dalam konflik bersenjata tersebut.
Ribuan warga asing pun terlantar akibat pertempuran di ibu kota Sudan, Khartoum. Termasuk, kalangan diplomat maupun para pekerja bantuan internasional.
Baca Juga
Banyak negara berebut mengeluarkan diplomat dan warga negara masing-masing dengan selamat. Mengirim bala bantuan berupa pesawat hingga kapal untuk mengangkut mereka keluar dari situasi pertempuran perang saudara di Sudan.
Advertisement
Sejumlah proses evakuasi di Sudan melibatkan orang-orang dari berbagai negara. Proses evakuasi berjibaku dengan waktu saat gencatan senjata selama 72 jam sejak Senin malam 24 April 2023.
Pada Rabu pagi 26 April 2023, Pangkalan Angkatan Laut Raja Faisal di Kota Jeddah, menerima evakuasi terbesar dari Sudan. Kerajaan Arab Saudi menyambut kapal yang membawa para warga negara asing atau WNA dari Sudan.
Totalnya, ada 1.678 WNA yang tiba di Jeddah pada Rabu pagi. Banyak pula dari mereka yang merupakan warga negara Indonesia atau WNI di Sudan. Dilaporkan Arab News, mereka tiba di King Faisal Naval Base sebelum pukul 05.00 pagi waktu setempat.
Mereka adalah 46 warga Amerika, 40 orang Inggris, 11 orang Jerman, 4 orang Prancis, 560 orang Indonesia, 239 orang Yaman, 198 orang Sudan, dan 26 warga Turki. Para WNA itu naik kapal Amana yang berbendera Arab Saudi.
Apa penyebab perang bersaudara berkecamuk di Sudan? Bagaimana ragam tanggapan misi penyelamatan dan evakuasi WNI dari Sudan? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Ramai-Ramai Ungsikan Warga Negara dari Perang Saudara di Sudan
Advertisement
Infografis Penyebab Perang Bersaudara Berkecamuk di Sudan
Infografis Ragam Tanggapan Misi Penyelamatan dan Evakuasi WNI dari Sudan
Advertisement