Dirut BPJS Kesehatan Beberkan Capaian Sukses Program JKN di Oxford University

Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyebut bahwa Indonesia telah memiliki jaminan sosial yang terintegrasi khususnya jaminan kesehatan sejak tahun 2014.

oleh Fachri pada 30 Jun 2023, 14:30 WIB
Diperbarui 01 Jul 2023, 15:52 WIB
Dirut BPJS Kesehatan.
Direktur BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti saat menjadi pembicara di Green Templeton College, University of Oxford, Kamis (29/6/2023).

Liputan6.com, Jakarta BPJS Kesehatan mampu menjaga Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) tetap berjalan hingga kini. Di tengah dinamika serta kompleksitas yang terjadi, program JKN pun kerap sukses meraih beberapa capaian, salah satunya adalah jumlah kepesertaan.

Berkaitan dengan itu, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti menyebut bahwa Indonesia telah memiliki jaminan sosial yang terintegrasi khususnya jaminan kesehatan sejak tahun 2014.

"Indonesia merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar keempat di dunia dan memiliki lebih dari 17.000 pulau, sehingga menambah kompleksitas dan tantangan untuk mencapai jaminan kesehatan semesta atau Universal Health Coverage (UHC)," sebutnya.

Ghufron juga memaparkan bahwa hingga Juni 2023, jumlah cakupan kepesertaan Program JKN telah mencapai 256.649.313 jiwa atau 92 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Ia mengungkapkan, upaya pemerintah juga berperan penting untuk terus meningkatkan jumlah cakupan kepesertaan demi menyandang predikat cakupan semesta.

“Target UHC yang sudah ditetapkan pada Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu 98 persen penduduk Indonesia," paparnya.

"Meski tampaknya sudah di depan mata, namun proses untuk mencapai jumlah tersebut membutuhkan kerja keras dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah, tenaga medis, fasilitas kesehatan hingga masyarakat itu sendiri,” jelas Ghufron.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Perluasan Mitra Kesehatan

Iuran BPJS Kesehatan Naik
Petugas BPJS Kesehatan melayani warga di kawasan Matraman, Jakarta, Rabu (28/8/2019). Menkeu Sri Mulyani mengusulkan iuran peserta kelas I BPJS Kesehatan naik 2 kali lipat yang semula Rp 80.000 jadi Rp 160.000 per bulan untuk JKN kelas II naik dari Rp 51.000 menjadi Rp110.000 per bulan. (merdeka.com

Ghufron menjelaskan, belum genap 10 tahun penyelenggaraan Program JKN, jumlah cakupan kepesertaannya sudah mencapai 92 persen. Berdasarkan jurnal Lancet tahun 2012, dirinya menyebut negara di Eropa rata-rata membutuhkan waktu puluhan tahun untuk mencapai UHC.

"Di Jerman misalnya, membutuhkan waktu 127 tahun untuk mendapatkan predikat UHC. Selain itu, di Asia, Jepang menghabiskan 36 tahun untuk mendaftarkan seluruh warganya ke jaminan sosial, sementara di Kosta Rika, membutuhkan 48 tahun untuk menjamin 87 persen populasi penduduknya," jelasnya.

Dengan jumlah kepesertaan Program JKN yang kian meningkat, Ghufron menyebut perluasan mitra fasilitas kesehatan juga dibutuhkan. Menurutnya, perluasan kerja sama fasilitas kesehatan perlu dilakukan sebagai upaya untuk menghadirkan kemudahan bagi peserta dalam mengakses layanan kesehatan.

“BPJS Kesehatan juga terus berupaya untuk memperluas kerja sama dengan fasilitas kesehatan. Bukan hanya itu, kami juga terus mendorong mitra fasilitas kesehatan untuk meningkatkan kualitas layanan demi menghadirkan kemudahan bagi peserta mengakses layanan di fasilitas kesehatan," sebutnya.

"Hal ini juga sejalan dengan langkah BPJS Kesehatan yang sedang menggaungkan upaya transformasi mutu layanan,” imbuh Ghufron.


Transformasi Mutu Layanan

Iuran BPJS Kesehatan Naik
Suasana pelayanan BPJS Kesehatan di Jakarta, Rabu (28/8/2019). Menkeu Sri Mulyani mengusulkan iuran peserta kelas I BPJS Kesehatan naik 2 kali lipat yang semula Rp 80.000 jadi Rp 160.000 per bulan untuk JKN kelas II naik dari Rp 51.000 menjadi Rp110.000 per bulan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Saat ini, BPJS Kesehatan tengah melakukan upaya transformasi mutu layanan. Langkah tersebut diambil sebagai upaya untuk menghadirkan wajah baru pelayanan bagi peserta yang semakin mudah, semakin cepat dan semua peserta diperlakukan setara.

Hadirnya inovasi berbasis digital juga dapat membantu peserta dalam merasakan kemudahan akses layanan di seluruh fasilitas kesehatan.

Keberhasilan BPJS Kesehatan dalam mengelola jaminan kesehata mendapatkan atensi banyak negara. Pelaksanaan Program JKN yang berkembang pesat ini bahkan membuat China, Thailand, dan India mulai melirik pola jaminan kesehatan di Indonesia.

Sementara itu, penyelenggaraan Program JKN juga menjadi atensi bagi dunia internasional. Program yang diselenggarakan BPJS Kesehatan itu mendapat apresiasi penuh dari civitas academica University of Oxford.

Pro-Vice Chancellor for Educatuon University of Oxford, Martin Williams memberikan apresiasi kepada BPJS Kesehatan atas keberhasilannya dalam menyelenggarakan Program JKN. Berkat komitmen yang ditunjukkan dalam upaya peningkatan kualitas layanan, pihaknya melihat potensi kerja sama yang dilakukan dengan BPJS Kesehatan. Untuk itu, ke depan, pihaknya akan membangun kerja sama di bidang pengembangan kompetensi bagi manajemen dan seluruh Duta BPJS Kesehatan.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya