Liputan6.com, Jakarta - Sesuai prediksi, El Nino sudah mulai terjadi di Indonesia sejak Juli 2023. Meski masih lemah pada awal Juli, namun indeks El Nino pada pertengahan Juli semakin menguat menjadi moderat.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi puncak terjadinya El Nino di Indonesia pada Agustus-September 2023. Hal itu akan berakibat pada musim kemarau yang lebih kering dari kemarau saat tidak terjadi El Nino seperti pada 2020, 2021, dan 2022.
Baca Juga
BMKG pun mengingatkan semua pihak terkait dampak yang ditimbulkan fenomena El Nino yang mulai terasa. Jika kondisinya semakin kering, dampak lanjutnya adalah lahan dan hutan menjadi mudah terbakar.
Advertisement
"Itu yang harus diantisipasi, dicegah, jangan mudah membuang puntung rokok atau menyulut di lahan atau di hutan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati pada 20 Juli 2023.
El Nino juga berdampak ke petani karena air semakin kurang. Akibatnya sektor pertanian akan terganggu. BMKG pun sejak awal 2023 sudah melakukan persiapan.
Salah satunya dengan menggelar Sekolah Lapangan Iklim bagi petani agar dapat beradaptasi selama terjadinya El Nino, dengan menyesuaikan pola tanam. BMKG juga bekerja sama dengan dinas-dinas pertanian di berbagai daerah di Indonesia.
Seperti apa prediksi puncak El Nino di Indonesia pada Agustus-September 2023? Di mana saja potensi wilayah terdampak? Apa imbauan BMKG untuk masyarakat dalam menghadapi El Nino? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Prediksi Puncak El Nino di Indonesia Agustus-September 2023
Advertisement