Soal Keluarga Harus Satu Parpol, PDIP: Kalau Anak Pisah KK, Maka Bukan Keluarga Inti

Ketua Bappilu DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menyatakan, tak ada kewajiban anggota keluarga kader PDIP harus masuk di satu partai yang sama.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 25 Sep 2023, 13:36 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2023, 13:33 WIB
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul
Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto atau Bambang Pacul saat Rakernas II 2021 di Sekolah Partai PDIP. (Dokumentasi PDIP).

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Bappilu DPP PDIP Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul menyatakan, tidak ada kewajiban anggota keluarga kader PDIP harus masuk di satu partai yang sama. Menurut dia, aturan tersebut tidak ada dalam AD/ART PDIP.

"Siapa yang mewajibkan? kau baca AD/ARTnya gue liat, mana gue bacanya. AD/ART persoalan internal kita kan, internal partai masing-‘masing toh. Nah itu ada apa enggak? Jangan asumsi kira-kira," kata Pacul di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (25/9/2023).

Menurut Pacul, yang ada adalah aturan keluarga inti harus satu partai. Namun dengan catatan adalah keluarga inti yang masih dalam satu Kartu Keluarga. Sementara anak yang sudah dewasa dan pisah KK bukan bagian dari keluarga inti.

"Yang namanya keluarga inti tuh kalau sudah tua ya bukan keluarga inti. Keluarga inti itu suami, istri dan anak, kan gitu. Tapi kan kalau sudah gede anaknya bikin kartu keluarga sendiri," kata Pacul.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menanggapi santai masuknya putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep yang bergabung ke PSI.

"Tentu saja setiap warga negara dijamin konstitusinya untuk berserikat dan berkumpul,” kata Hasto di DPP PDIP, Senin (25/9/2023)

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


PDIP Bantah Hubungan Megawati dan Jokowi Rengang

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama bakal calon presiden Ganjar Pranowo, serta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri bersama bakal calon presiden Ganjar Pranowo, serta Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta dalam agenda konsolidasi untuk Pemilu. (Foto: Dokumentasi PDIP).

Hasto juga membantah kabar bahwa masuknya Kaesang bukti kerenggangan hubungan Ketum Megawati Soekarnoputri dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ibu Mega, Pak Jokowi itu krek, punya emosional bonding, punya desain masa depan,” kata Hasto.

"Jadi politik itu jangan melihat apa yang tampak dipermukaan, lihat hubungan batinnya. Komitmen terhadap masa depan, komitmen terhadap rakyat," sambungnya.

Menurut Hasto, spekulasi arah dukungan Jokowi di Pilpres sudah jelas ke Ganjar, bukan ke sosok lain. Pernyataan Hasto itu untuk menjawab isu masuknya Kaesang sebagai sinyal keluarga Jokowi mendukung Prabowo Subianto.

"Melihat presiden jokowi, ibu mega, pdi perjuangan itu dalam satu nafas sejarah yg panjang dan itu yang akan dilakukan. Jadi pilpres itu selalu membawa kejutan tetapi kejutannya itu apa, bahwa yg melanjutkan kepemimpinan presiden jokowi adalah sosok yang baik dan bijaksana, bijaksana dan baik," pungkas Hasto/

Infografis Megawati dan Hasto Bicara Bursa Cawapres Pendamping Ganjar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Megawati dan Hasto Bicara Bursa Cawapres Pendamping Ganjar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya