Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 18 Oktober 2023: Dominan Berawan dan Potensi Hujan Petir di Sebagian Wilayah

BMKG mengungkap cuaca berkabut pagi ini terjadi di wilayah Bengkulu, Pontianak diguyur hujan lebat, Pangkal Pinang dan Ambon hujan petir, sedangkan langit Kota Palembang dan Banjarmasin berasap.

oleh Maria Flora diperbarui 19 Okt 2023, 06:51 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 07:25 WIB
Awan tebal di langit Kalimantan Selatan Kalsel beberapa hari lalu
Awan tebal terjadi di langit Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu. (Liputan6.com/Aslam Mahfuz)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca cerah dan cerah berawan mendominasi sebagian kota besar di Indonesia hari ini, Rabu (18/10/2023). Meski cuaca cenderung cerah, ada sejumlah wilayah yang dilaporkan BMKG berpotensi hujan petir dan hujan lebat.

BMKG juga mengungkap ada sebagian kota yang diselimuti cuaca berkabut, asap hingga awan tebal.

Cuaca berkabut pagi ini akan terjadi di wilayah Bengkulu, Pontianak diguyur hujan lebat, Pangkal Pinang dan Ambon hujan petir, sedangkan langit Kota Palembang dan Banjarmasin berasap. 

Siang nanti, Banjarmasin diprediksi BMKG hujan disertai petir, sementara Ambon dan Pekanbaru diselimuti awan tebal. Sedangkan Kota Banda Aceh, Gorontalo, Pangkal Pinang, Tanjung Pinang, Ternate, Kota Jayapura, dan Kendari hujan ringan. 

Ada pun kondisi cuaca di Indonesia pada malam nanti, BMKG menyebutkan mayoritas kota diselimuti langit berawan dan awan tebal. Wilayah mana saja yang berawan tebal, yakni Pontianak dan Pangkal Pinang. Sementara, Kota Medan turun hujan lebat.  

Berikut informasi prakiraan cuaca Indonesia selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG:

 Kota   Pagi   Siang  Malam
 Banda Aceh  Berawan  Hujan Ringan  Berawan
 Denpasar  Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Serang  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Bengkulu  Kabut   Cerah   Cerah Berawan
 Yogyakarta  Cerah Berawan  Cerah  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
Gorontalo  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jambi  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan
Bandung Cerah Berawan Cerah Cerah Berawan
Semarang Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Surabaya  Cerah Cerah Cerah
Pontianak Hujan Lebat Berawan Berawan Tebal
Banjarmasin Asap Hujan Petir Hujan Ringan
Palangkaraya  Berawan Berawan Hujan Ringan
Samarinda Berawan Berawan Cerah Berawan
Tarakan  Hujan Ringan Cerah Berawan Cerah Berawan
Pangkal Pinang Hujan Petir Hujan Ringan Berawan Tebal
Tanjung Pinang Hujan Ringan Hujan Ringan Berawan
Bandar Lampung Cerah Cerah Berawan Cerah
Ambon Hujan Petir Berawan Tebal Berawan
Ternate  Cerah Berawan Hujan Ringan Berawan 
Mataram Cerah Cerah Berawan Cerah Berawan
Kupang Cerah Cerah Cerah
Kota Jayapura Berawan Hujan Ringan Berawan
Manokwari  Berawan Berawan Berawan
Pekanbaru Berawan Berawan Tebal Berawan
Mamuju Cerah Berawan Cerah Berawan Hujan Ringan
Makassar Cerah Berawan Berawan Berawan
Kendari Berawan Hujan Ringan Berawan
Manado  Cerah Hujan Ringan Cerah Berawan
Padang Cerah Berawan Cerah Berawan Berawan
Palembang Asap Berawan Asap
Medan  Berawan Berawan Hujan Lebat

Cuaca Panas Landa Jakarta, Fenomena El Nino Diprediksi Bertahan Hingga Akhir 2023

Jakarta cuaca panas
Kondisi El Nino moderat dan IOD positif, diprediksi terus bertahan hingga akhir tahun 2023. (merdeka.com/Imam Buhori)

Masyarakat Jakarta dan sekitarnya dalam beberapa hari terakhir ini tengah dilanda cuaca panas dan gerah. Adapun melansir dari Merdeka.com Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan sejumlah wilayah di Jakarta cerah berawan.

Senior Forecaster BMKG Laode Nurdiansyah menyampaikan kepada wartawan pada Rabu (27/9/2023). Suhu udara maksimum di Jabodetabek terpantau mencapai suhu 36 hingga 37 derajat Celcius.

"Suhu udara maksimum di wilayah Jabodetabek terpantau mencapai 37-37 derajat Celcius. Kondisi ini merupakan hal yang biasa dan normal terjadi pada periode peralihan musim (pancaroba) seperti saat ini," ujarnya.

Selain itu ia juga mengungkapkan cuaca panas di Jakarta dipengaruhi oleh beberapa faktor mulai dari sinar matahari yang cukup optimal pada pagi hingga menjelang siang dan siang hari. Adapun faktor lainnya terkait minimnya pertumbuhan awan yang bisa mengurangi intensitas sinar matahari langsung ke bumi.

"Kondisi cuaca cerah dengan tingkat pertumbuhan awan yang minim turut memicu optimalnya pemanasan sinar matahari. Seperti diketahui bahwa pertumbuhan awan dapat menghalangi sinar matahari langsung ke permukaan bumi," pungkasnya.

Saat ini para masyarakat Jakarta juga terpantau mulai menggunakan payung untuk menghindari panasnya terik matahari. Selain itu kondisi El Nino moderat dan IOD positif diprediksi terus bertahan hingga akhir tahun 2023. 

Apa Itu Fenomena El Nino?

Waspada, Cuaca Jakarta Memanas
Warga beraktivitas menggunakan payung saat suhu udara mencapai 35 derajat Celcius di Kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta, Selasa (22/10/2019). (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah) Event

Melansir laman resmi BMKG, El Nino adalah fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normalnya. Fenomena El Nino tersebut terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah.

Jika suhu muka laut terus meningkat, maka meningkat pula potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. Dampaknya, curah hujan akan semakin berkurang khususnya di wilayah Indonesia.  

Sederhananya, El Nino merupakan fenomena yang memicu terjadinya kondisi kekeringan untuk wilayah Indonesia secara umum. Fenomena ini berpengaruh kuat terhadap iklim yang ada di Indonesia.

El Nino memberikan dampak serius terhadap kehidupan masyarakat. Dikutip dari laman jurnal "El Nino, La Nina dan Dampaknya terhadap Kehidupan di Indonesia" karya Sani Safitri, El Nino adalah peristiwa penyimpangan suhu yang terjadi karena pemanasan global dan terganggunya keseimbangan iklim.

Pada saat-saat tertentu, air laut yang panas dari perairan Indonesia bergerak ke arah timur. Kemudian air laut yang panas akan menyusuri garis khatulistiwa (garis khayal yang membagi dua bumi) sampai ke pantai barat Amerika Selatan.

Bersamaan dengan itu, air laut panas dari pantai Amerika Tengah bergerak ke arah Selatan sampai pantai Per-Equador. Kemudian, terjadilah pertemuan antara air laut panas dari Indonesia dengan air laut panas dari Amerika Tengah.

Pertemuan itu mengumpulkan massa air laut panas dalam jumlah yang besar di daerah yang luas. Permukaan air laut yang panas itu kemudian menularkan panas ke udara yang berada di atasnya.

Oleh karena itu, angin yang berembus dari menuju ke Indonesia hanya membawa sedikit uap air akibat penularan panas tadi. Volume uap air hanya sedikit yang terbawa ke Indonesia maka terjadilah musim kemarau yang panjang.

Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan?
Infografis Vaksin Covid-19 Berdampak pada Kesuburan Pria dan Perempuan? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya