Sekelumit Cerita Warga yang Rela Bermacet-Macetan Ria di Puncak Bogor

Puncak Bogor macet parah pada Senin 25 Desember 2023. Kemacetan sudah terjadi sejak di kawasan Simpang Gadog.

oleh Muhammad AliTim News diperbarui 26 Des 2023, 07:23 WIB
Diterbitkan 26 Des 2023, 07:23 WIB
FOTO: Ribuan Kendaraan Arah Puncak Terjebak Penutupan Sistem One Way
Kendaraan wisatawan terjebak penutupan jalur Puncak akibat sistem satu arah di Tol Jagorawi, Pandansari, Bogor, Jawa Barat, Minggu (19/9/2021). Penutupan jalur sejak siang tadi menyebabkan ribuan kendaraan arah Puncak terjebak kemacetan hingga beberapa kilometer. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Meski sudah mengetahui kawasan puncak Bogor macet pada saat libur Natal 2023, tak menyurutkan niat warga untuk tetap berlibur ke tempat yang terkenal dengan kesejukan udaranya. Kondisi arus lalu lintas yang mandek pun dianggap sebagai resiko perjalanan.

Hal itu dirasakan Oting Supriadi (39). Ia bersama istri dan anak, sengaja ingin berlibur ke Puncak, meskipun sadar pasti akan terjadi kemacetan parah, terlebih libur panjang Natal dan Tahun Baru 2024.

"Memang kita sudah tau di Puncak bakal macet, jadi nikmatin saja. Karena itu seninya," ujar Oting kepada merdeka.com, Senin 25 Desember 2023.

Oting mengaku memilih berlibur ke Puncak hanya sekedar menikmati kepenatan keseharian bekerja di Jakarta dengan kualitas udara yang tidak sehat. Ditambah anaknya saat ini sedang libur sekolah.

Oting berangkat dari rumah sekitar pukul 07.00 WIB, Sabtu (23/12/2023) menuju vila kawasan Cipendawa, Jawa Barat. Waktu yang dibutuhkan pun terbilang sangat lama terlebih saat di kawasan Simpang Gadog sudah terjadi kemacetan parah.

"Sampai Cipendawa jam 12 siang kita sampai vila itu enggak bisa ke mana-mana. Jadi dari vila Cipendawa coba ke Factory Outlet itu aja satu jam setengah sampai. Padahal kalau normal cuma 15 menit," ucap Oting.

Hal serupa juga terjadi saat dirinya akan pulang ke Jakarta. Sudah tiga jam berlangsung, kendaraannya 'stuck' di sekitar Masjid Atta'Awun.

"Puncak punya daya tarik tersendiri karena saya juga bingung kenapa. Walaupun macet-macetan kita senang daerah sini karena mungkin cuacanya, udaranya, daripada di Jakarta," tuturnya.

Di tengah kemacetan dan hujan, Oting bersama keluarga juga masih tetap dapat menikmati liburan.

"Hiburan di mobil kita paling bercanda sama anak, istri. Lihat sekeliing terus kita bahas yang lucu, sambil kita sediain cemilan," ujar dia.

 


Niat Mau Refreshing Jadi Lelah di Jalan

Berbeda dengan Oting, Zintan yang niatnya berlibur bersama rekan sesama mahasiswanya mengaku tidak dapat menikmati selama berwisata di Puncak. Alhasil ia hanya dapat menikmati berswafoto di kebun teh dekat Masjid Atta'Awun.

"Kan tadinya saya mau ke Curug, mas. Terus pindah ke taman Matahari pada penuh, ya sudahlah kita ke kebon teh aja sambil ngopi-ngopi di warkop dekat situ," kata Zintan.

Bukannya ingin menghibur diri dari tumpukan skripsi yang sudah lama ia kerjakan, justru berubah menjadi lelah akibat macet total yang dirinya tidak akan tahu akan pukul berapa tiba di rumah.

Sebetulnya berlibur ke kawasan Puncak jadi alternatif Zintan, mengingat budget yang murah serta lokasi yang terjangkau.

"Kurang lebih sudah empat jam mau pulang ini mas, enggak gerak-gerak sama sekali, sudah telanjur capek jadi males buat liburan. Kan niatnya mau refreshing otak, soalnya saya lagi ngerjain skripsi," keluhnya. 

Infografis Kesiapan dan Strategi Urai Kemacetan Saat Periode Libur Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Kesiapan dan Strategi Urai Kemacetan Saat Periode Libur Nataru. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya