Industri Pariwisata Bali Sampaikan Aspirasi Soal Pungutan Wisman ke Pj Gubernur Bali

Selain kejelasan mekanisme pemungutan, dia juga memberi masukan tentang penggunaan dana yang terkumpul. Diharapkan olehnya, dana yang terkumpul nantinya dialokasikan pula untuk kegiatan yang dampaknya dirasakan langsung oleh wisatawan.

oleh stella maris diperbarui 03 Jan 2024, 11:18 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2024, 09:58 WIB
Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya
Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya (kiri) saat bertemu dengan Ketua GIPI Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana (kanan) bersama perwakilan asosiasi pariwisata, Selasa (2/1)/Istimewa.

Liputan6.com, Denpasar Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali Ida Bagus Agung Partha Adnyana menyambangi kantor gubernur Bali pada Selasa (2/1). Kedatangannya disambut langsung oleh Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya. 

Selain membicarakan sejumlah isu di bidang pariwisata, pertemuan yang berlangsung di Ruang Adi Sabha Kantor Gubernur Bali itu juga membahas mekanisme pungutan wisatawan mancanegara (wisman) yang mulai diberlakukan pada 14 Februari 2024. Tokoh yang akrab disapa Gus Agung itu menyatakan,  pemberlakuan pungutan pada 14 Februari 2024 perlu dipersiapkan dengan baik. 

Selain kejelasan mekanisme pemungutan, dia juga memberi masukan tentang penggunaan dana yang terkumpul. Diharapkan olehnya, dana yang terkumpul nantinya dialokasikan pula untuk kegiatan yang dampaknya dirasakan langsung oleh wisatawan.

"Kalau di Perda, secara khusus memang sudah disebutkan pemanfaatannya yaitu untuk penanganan sampah dan penguatan budaya. Itu masih agak abstrak dan belum ada dampak langsung bagi wisatawan mancanegara," ujarnya. 

Jika memungkinkan, ia menyarankan revisi Perda hingga dapat mengakomodir peruntukan lain seperti asuransi. Karena dari informasi yang diperoleh dari Bali Medical Tourism Association, ada sejumlah kasus dimana wisman tak bisa membayar biaya pengobatan ketika sakit atau mengalami kecelakaan saat liburan di Bali.

 

Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya (4 dari kiri) berfoto bersama pengurus GIPI Bali dan perwakilan asosiasi industri pariwisata.
Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya (4 dari kiri) berfoto bersama pengurus GIPI Bali dan perwakilan asosiasi industri pariwisata/Istimewa.

"Karena tidak semua wisman tercover asuransi dan bila memungkinkan, dana pungutan wisman disisihkan juga untuk mengcover biaya itu," kata Ida Bagus yang akrab disapa Gus Agung. 

Sementara itu, Gus Agung yang hadir bersama pimpinan asosiasi industri pariwisata yang tergabung dalam GIPI menyampaikan optimisme terhadap perkembangan pariwisata Bali di tahun 2024.

"Sebagaimana sudah diketahui bersama, perekonomian daerah Bali banyak bertumpu pada sektor pariwisata dan secara umum saat ini sudah baik. Saya optimis di tahun 2024 ini, tapi tetap harus berhati-hati," ujarnya. 

Lebih lanjut Gus Agung juga mengatakan bahwa pariwisata yang merupakan sektor rentan harus mewaspadai isu seperti dukungan infrastruktur dan situasi global yang masih diwarnai ketegangan. Menanggapi usulan GIPI, Pj. Gubernur Mahendra Jaya sepakat akan adanyatrend positif perkembangan pariwisata Bali. Ia yakin, seluruh komponen memberi perhatian serius pada sektor pariwisata karena sebagaimana diketahui Bali tak memiliki sumber daya alam berupa tambang seperti daerah lain.  

Soal pungutan wisman, Pemprov mengupayakan mekanisme terbaik agar tak mengganggu kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Pulau Dewata. Untuk mekanisme pemungutan, Pemprov Bali telah menetapkan tiga alternatif. Alternatif pertama, Pemprov Bali mendorong wisman melakukan pembayaran sebelum tiba di Bali melalui aplikasi Love Bali. Alternatif kedua, Pemprov juga memfasilitasi pembayaran di bandara.

"Alternatif ketiga yang akan kita intensifkan adalah pembayaran yang dilakukan ketika tamu tiba di tempat mereka menginap. Tentunya dalam pelaksanaannya akan terus kita lakukan evaluasi," katanya. 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya