Cuaca Besok Jumat 10 Mei 2024: Langit Pagi Jabodetabek Cerah Berawan

Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Jumat 10 Mei 2024 diprakirakan keseluruhannya cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 09 Mei 2024, 08:15 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2024, 08:15 WIB
Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Jumat 10 Mei 2024 diprakirakan keseluruhannya cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.
Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Jumat 10 Mei 2024 diprakirakan keseluruhannya cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.(merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Langit pagi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) besok, Jumat 10 Mei 2024, diprakirakan keseluruhannya cerah berawan. Demikianlah prediksi cuaca besok.

Berdasarkan laporan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), langit Jakarta siang harinya diprakirakan berawan, tanpa terkecuali.

Lalu di malam hari, cuaca Jakarta seluruhnya diprediksi cerah berawan, kecuali Jakarta Barat berawan.

Wilayah penyangganya yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat juga pada siang hingga malam hari diprakirakan cerah berawan.

Sementara itu di Kota Tangerang, Banten langit siangnya diprediksi cerah berawan dan malam hari berawan.

Berikut informasi prakiraan cuaca Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi  Siang   Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan  Berawan  Berawan
 Jakarta Pusat   Cerah Berawan  Berawan   Cerah Berawan
 Jakarta Selatan   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu   Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Depok   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Kota Bogor   Cerah Berawan  Cerah Berawan  Cerah Berawan
 Tangerang  Cerah Berawan  Cerah Berawan  Berawan

Indonesia Tidak Diterjang Gelombang Panas, Ini Penjelasan BMKG

Teknologi Modifikasi Cuaca
Meski berat, sejumlah daerah mulai merasakan turun hujan dalam dua hari terakhir. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan bahwa cuaca panas yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini bukanlah akibat gelombang panas atau heat wave.

Dia menjelaskan, berdasarkan karakteristik dan indikator statistik pengamatan suhu yang dilakukan BMKG, fenomena cuaca panas tersebut tidak dapat dikategorikan sebagai gelombang panas.

"Memang betul, saat ini gelombang panas sedang melanda berbagai negara Asia, seperti Thailand dengan suhu maksimum mencapai 52°C. Kamboja, dengan suhu udara mencapai level tertinggi dalam 170 tahun terakhir, yaitu 43°C pada minggu ini," ungkap Dwikorita kepada wartawan, Senin 6 Mei 2024.

"Namun, khusus di Indonesia yang terjadi bukanlah gelombang panas, melainkan suhu panas seperti pada umumnya,"  sambung dia.

Dwikorita menerangkan, kondisi maritim di sekitar Indonesia dengan laut yang hangat dan topografi pegunungan mengakibatkan naiknya gerakan udara.

"Sehingga dimungkinkan terjadinya penyanggaan atau buffer kenaikan temperatur secara ekstrem dengan terjadi banyak hujan yang mendinginkan permukaan secara periodik. Hal inilah yang menyebabkan tidak terjadinya gelombang panas di wilayah Kepulauan Indonesia," papar dia.

Penyebab Suhu Panas yang Terjadi

Cuaca Ekstrem Melanda Jakarta
Suasana saat hujan deras mengguyur kawasan Jalan Thamrin, Jakarta, Selasa (31/5/2022). Kecepatan angin maksimum mencapai 20 kt dan tekanan udara minimum 1005,8 mb. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Suhu panas yang terjadi, kata Dwikorita, adalah akibat dari pemanasan permukaan sebagai dampak dari mulai berkurangnya pembentukan awan dan berkurangnya curah hujan.

"Sama halnya dengan kondisi 'gerah' yang dirasakan masyarakat Indonesia akhir-akhir ini," ucap dia.

Hal tersebut, kata dia, juga merupakan sesuatu yang umum terjadi pada periode peralihan musim hujan ke musim kemarau, sebagai kombinasi dampak pemanasan permukaan dan kelembaban yang masih relatif tinggi pada periode peralihan ini.

"Periode peralihan ini umumnya dicirikan dengan kondisi pagi hari yang cerah, siang hari yang terik dengan pertumbuhan awan yang pesat diiringi peningkatan suhu udara. Kemudian terjadi hujan pada siang menjelang sore hari atau sore menjelang malam hari," paparnya.

Sedangkan pada malam hari, kondisi gerah serupa juga dapat terasa jika langit masih tertutup awan dengan suhu udara serta kelembaban udara yang relatif tinggi.

"Selanjutnya, udara berangsur-angsur dirasakan mendingin kembali jika hujan sudah mulai turun," tandas Dwikorita.

Hasil Pantauan Suhu Udara di Indonesia

Waspada Cuaca Ekstrem di Jabodetabek Hingga April 2022
Arus kendaraan melintas saat hujan disertai angin kencang terjadi di Jalan Raya Casablanca, Jakarta Selatan, Selasa (8/3/2022). BMKG memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang akan terjadi hingga April ini di wilayah Jabodetabek. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menyampaikan, suhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu 37,8°C pada 23 April lalu.

"Suhu udara maksimum di atas 36,5°C juga tercatat di beberapa wilayah lain, yaitu pada tanggal 21 April di Medan, Sumatera utara yang mencapai 37,0°C, dan di Saumlaki, Maluku mencapai suhu maksimum sebesar 37.8°C, serta pada tanggal 23 April di Palu, Sulawesi Tengah mencapai 36,8°C," ucap dia.

Berdasarkan hasil pantauan jaringan pengamatan BMKG, kata Ardhasena, hingga awal Mei 2024 menunjukkan bahwa baru sebanyak 8% wilayah Indonesia (56 Zona Musim atau ZOM) telah memasuki musim kemarau.

Wilayah yang telah memasuki periodemusim kemarau tersebut meliputi sebagian Aceh, sebagian Sumatera Utara, Riau bagian utara, sekitar Pangandaran Jawa Barat, sebagian Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku Utara.

Pada periode hingga satu bulan ke depan, terdapat beberapa wilayah yang akan memasuki musim kemarau seperti sebagian Nusa Tenggara, sebagian Pulau Jawa, sebagian Pulau Sumatera, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Maluku, serta Papua bagian Timur dan Selatan.

"Meskipun demikian, sekitar 76 % wilayah Indonesia lainnya (530 ZOM) masih berada pada periode musim hujan," jelas Ardhasena.

Infografis BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem
Infografis BMKG Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya