Ahok Cerita Pengalaman Tertibkan Jukir Liar di Jakarta, Ungkap Ada Oknum Pemda

Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menceritakan pengalamannya menertibkan juru parkir (jukir) liar di sejumlah fasilitas umum saat menjabat gubernur DKI Jakarta.

oleh Winda Nelfira diperbarui 18 Mei 2024, 09:05 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2024, 09:05 WIB
Eks Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat diwawancarai di Kupang (Liputan6.com/Ola Keda)
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menceritakan pengalamannya menertibkan juru parkir (jukir) liar di sejumlah fasilitas umum saat menjabat gubernur DKI Jakarta.

Menurut Ahok, penertiban juru parkir liar di Jakarta sulit dilakukan karena adanya oknum pemerintah daerah atau pemda yang terlibat. Oknum pemda itu, kata Ahok, kerap menolak usulan terkait rencana penertiban jukir liar.

Hal ini disampaikan Ahok saat ditanya soal kondisi Tanah Abang yang saat ini cenderung tidak teratur atau semrawut dan bagaimana cara Ahok dulu untuk menertibkannya, termasuk maraknya parkir dan jukir liar.

"Seperti di Waduk Melati (Tanah Abang), saya usul beberapa kali (ditertibkan), mereka ada oknum di pemda yang tidak mau. Saya kira ada pembagian uang yang banyak sekali di parkir-parkir liar ini," kata Ahok melalui siaran YouTube Panggil Saya BTP, dikutip Sabtu (18/5/2024).

Ahok menegaskan pernyataannya ini bukan tanpa alasan. Sebab, Ahok telah menemui para jukir untuk melihat langsung kondisi kehidupan sehari-harinya yang jauh dari kata mewah.

"Sebenarnya juru-juru parkir itu saya temui mereka kok. Mereka juga enggak jadi kaya raya kok, tukang terima setorannya yang jadi kaya saya kira. Juru parkir mah miskin-miskin aja, biasa-biasa aja, pas-pasan," ucap Ahok.

Selanjutnya, Ahok juga bercerita terkait upayanya menertibkan parkir liar di kawasan Sabang, Jakarta Pusat. Kala itu, Ahok membuat kebijakan bayar parkir non tunai atau cashless.

"Dengan parkir cashless itu tukang parkir kita gaji bagus semua kok, bisa gaji lebih baik dan penghasilannya banyak banget. Itu sehari bisa puluhan juta satu jalan," kata Ahok.

Solusi Ahok Ditolak Oknum Pemda

Menurut Ahok, memperbanyak gedung-gedung parkir bisa menjadi salah satu opsi menertibkan parkir liar di Jakarta. Lokasi parkir, kata Ahok bisa dibangun di atas tanah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta, termasuk di atas sungai-sungai.

Cara ini, kata Ahok, juga pernah coba diusulkan, namun tak terealisasi karena ada penolakan dari oknum pemda. Ahok berujar, oknum pemda juga sering kali ikut mempengaruhi warga agar tidak menyetujui rencananya.

"Mereka bilang 'enggak boleh Pak di atas sungai, pelanggaran'. Saya kadang-kadang ini memang kekeliruan kalau di kampung saya. Kadang ada oknum pejabat di DKI yang sengaja nakut-nakutin dan enggak boleh, enggak boleh karena takut setorannya hilang kan," ujar Ahok.

Viral Parkir Liar di Sekitar Masjid Istiqlal Dipatok Rp150 Ribu

Seorang sopir dimintai uang Rp150 ribu usai parkir di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta. Kapolsek Sawah Besar Kompol Dhanar Dhono Vernandhie pun angkat bicara.
Seorang sopir dimintai uang Rp150 ribu usai parkir di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta. (Instagram @romansasopirtruck)

Sebelumnya, viral sebuah rekaman video aksi pungutan liar yang terjadi di sekitar lingkungan Masjid Istiqlal, Jakarta. Dalam video tersebut salah seorang pengendara mobil mengaku diminta bayaran Rp150 ribu untuk jasa parkir liar di luar Masjid Istiqlal.

Terlihat dalam video yang diunggah akun Instagram @info_jakartapusat, perekam video memperlihatkan tiga orang pria yang diduga melakukan praktik pungli.

Perekam video yang juga pemilik kendaraan mobil mempertanyakan harga yang dipatok parkir liar sebesar Rp150 ribu.

Korban terlihat saling beradu mulut dengan tiga orang pria yang merupakan pelaku pungli.

Seorang juru parkir liar yang mengenakan jaket putih menjelaskan alasannya mematok harga Rp150 ribu tersebut.

"Biasanya ada uang kebersihan, lalu uang segala macemnya, ini (uang) bersih pak," kata pria berjaket putih seperti dalam video tersebut.

Dirasa alasan pelaku yang tidak cukup masuk akal, lantas pemilik mempertanyakan peraturan daerah (perda) soal pungli tersebut.

"Bapak cari aja di google. Ini parkir liar pak," saut pria lainnya yang mengenakan kaos hitam.

Sementara itu, pria yang berjaket putih kembali menjelaskan perihal parkir liar itu. Ia menyebut kalau lahan parkir di sekitar Masjid Istiqlal ada yang bertanggung jawab.

Jukir Liar di Istiqlal yang Patok Rp150 Ribu Ditangkap Polisi

Seorang sopir dimintai uang Rp150 ribu usai parkir di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta. Kapolsek Sawah Besar Kompol Dhanar Dhono Vernandhie pun angkat bicara.
Seorang sopir dimintai uang Rp150 ribu usai parkir di kawasan Masjid Istiqlal, Jakarta. (Instagram @romansasopirtruck)

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan, juru parkir (jukir) liar di sekitar Masjid Istiqlal yang mematok biaya parkir Rp150 ribu kepada pengendara telah ditangkap oleh kepolisian Jakarta Pusat.

"Jadi untuk parkir liar di sekitar istiqlal kemarin rekan-rekan dari Polres Jakpus sudah lakukan tindakan, dan sudah diamankan yang bersangkutan. Memang benar dalam video tersebut itu adalah yang bersangkutan dan diamankan oleh rekan-rekan dari Polres Metro Jakpus," kata Syafrin kepada wartawan, Senin (13/5/2024).

Menurut Syafrin satu orang jukir liar di sekitar Masjid Istiqlal sudah ditangkap atas kejadian tersebut. Jukir liar yang ditangkap itu masih dalam proses penyelidikan oleh kepolisian Jakarta Pusat.

"Satu orang yang diamankan. Itu sedang dalam penyelidikan, kita tunggu hasilnya," ucap Syafrin.

Syafrin menyebut, penindakan terhadap jukir liar, khususnya yang berada di minimarket tengah dipersiapkan.

Syafrin bilang juga bakal dibentuk tim gabungan bekerja sama dengan jajaran Satpol PP, kepolisian, kejaksaan hingga pengadilan negeri untuk menindak jukir liar. Dengan demikian, dia berharap penertiban jukir liar bakal optimal.

"Kami harapkan ini bisa beri efek jera sehingga pembinaan yang selama ini dilakukan secara persuasif ini bisa ditindaklanjuti dengan pemberian sanksi karena itu bagian dari tindak pidana ringan, itu yang akan kita jalankan," kata dia.

Saat ini, lanjut Syafrin, jadwal penindakan sedang dibahas bersama pihak terkait. Jadwal bakal disampaikan usai pembahasan rampung dilakukan.

"Minggu ini kita akan sepakati jadwalnya karena ini seluruh instansi, setelah itu baru kita sampaikan jadwal pelaksanaannya," ujar dia.

Polisi Telusuri Beking Jukir Liar di Sekitaran Masjid Istiqlal

Harga Parkir Liar Motor di Daerah Masjid Istiqlal Bikin Pengunjung Kesal
Harga Parkir Liar Motor di Daerah Masjid Istiqlal Bikin Pengunjung Kesal (Instagram/@jktnewss)

Polisi mengungkap ada sejumlah kelompok yang diduga turut melindungi atau ‘bekingi’ juru parkir (jukir) liar yang viral mematok tarif Rp150 ribu kepada pengendara di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.

"Intinya siapa bekingnya. Hasil pemeriksaan yang dilakukan Polsek Sawah Besar bahwa mereka ini ada beberapa kelompok yang melakukan operasinya di sini," kata Kapolsek Sawah Besar Kompol Dhanar Dhono Vernandhie saat jumpa pers, Senin (13/5/2024).

Namun demikian, Dhanar mengaku terkait kelompok yang 'bekingi' jukir liar itu masih didalami. Diketahui, kalau polisi telah menangkap total dua juru parkir liar inisial AB (49) dan J (26) yang viral di media sosial.

"Ini masih kami dalami siapa yang nanti melakukan pengendalian di kegiatan dia. Tapi Sementara ini kami dalami kelompok-kelompoknya terlebih dahulu,” ujar Dhanar.

Adapun dugaan kelompok yang 'bekingi' AB dan J, ungkap Dhanar, didapat dari sistem kerja mereka yang sistematis memakai pola shifting atau bergantian. Dimana hasil uang dari parkir liar akan dibagi sebagian ke kelompok di belakangnya.

"Sementara ini, bahwa dia ada Kelompok-kelompok lain yang tugasnya shift-shift-an. Tetapi ini yang terus kami dalami, sampai sejauh mana peran dan keterlibatan kelompok yang lain," ujarnya.

"Hasil penyelidikan yang kami dapat, dia bagi ke kelompok-kelompok itu. Nah ini yang sedang kami dalami terus ke mana saja alirannya," kata Dhanar.

Dhanar pun mengimbau kepada masyarakat yang pernah menjadi korban dari tindakan jukir liar untuk melapor ke polisi. Karena, laporan itu bisa berguna untuk mendalami kelompok yang ada di balik para juru parkir liar.

"Masalahnya, kalau ada yang merasa menjadi korban kemudian melaporkan akan lebih mudah bagi kami untuk melakukan pengungkapan yang lebih besar," kata dia.

Infografis Geger Skandal Pungli Rutan KPK Rp 6,1 Miliar. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Geger Skandal Pungli Rutan KPK Rp 6,1 Miliar. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya