Liputan6.com, Jakarta - Mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengklarifikasi soal pembelian mobil untuk anaknya Indira Chuanda Thita Syahrul. Mobil tersebut dibeli atas arahan ajudan Syahrul, Panji Harjanto bersumber dari uang urunan pejabat Eselon I di Kementerian Pertanian (Kementan).
Syahrul menegaskan, kalau seharusnya mobil yang diterima oleh Thita adalah mobil pinjaman saja. Tapi malah berkahir dibelikan oleh Panji berupa Toyota Venturer.
Baca Juga
Hal itu diungkapkan oleh SYL yang dihadirkan sebagai saksi mahkota di sidang lanjutan perkara gratifikasi dan pemerasan di Pengadilan Negeri (PN) Tipikor Jakarta Pusat.
Advertisement
Di persidangan, SYL memerintahkan ke Panji agar dicarikan mobil pinjaman untuk anaknya, Thita karena kerap kali mengikuti kegiatan organisasi sayap kanan partai NasDem, Garda Wanita (Garnita) Malahayati.
Hanya saja, perintah SYL disalahartikan. Panji justru membeli satu unit mobil baru untuk Thita. Lantas hal itu membuat SYL murka.
"Saya jelaskan Yang Mulia, saya minta kepada Panji 'kasih mobil ke Thita agar jangan pakai mobil dinas karena kadang-kadang dipakai Garnita. Oleh karen itu carikan mobil dimana untuk itu. Bukan untuk membeli. Sehingga pas saya tahu ketika itu dibeli saya marah sama Panji 'untuk apa, siapa mau pakai mobil itu'," tegas SYL di ruang sidang, Senin (24/6).
"Inisiatif untuk membeli mobil yang diserahkan ke Thita itu dari saudara atau Panji?" tanya hakim ketua, Rianto Adam Pontoh.
"Saya minta disiapkan mobil, kan di kantor masih banyak mobil Yang Mulia, cuman jangan pakai plat dinas atau pinjem dari mana untuk Thita karena ini kegiatan insidental aja. Selama ini kan dia (Thita) pakai mobil Pengawal di Wican itu. Mobil back up saya dipakai ke sana," ungkap Syahrul.
Marah tapi Tidak Disuruh Kembalikan
Meski demikian, fakta kalau mobil untuk Thita tetap ada, hakim kemudian menyindir SYL yang semestinya bisa segera mengembalikan mobil tersebut.
Sebab sumber dana dari pembeli mobil Toyota Venturer itu, berasa dari urunan pejabat Eselon I di Kementan.
"Jadi akhirnya dipake juga oleh anak saudara? Saudara marah tapi enggak ada usaha untuk mengembalikan atau sekalian dijual lagi mobil itu dan dikembalikan? Itu sharing dari para eselon I?" singgung Pontoh.
"Saya tidak tahu kalau itu sharing apalagi divendor-vendorkan dan saya terlalu sibuk marah dengan kegiatan yang lain. Karena saya tidak yakin sambil saya inget pasti saya minta itu dikembalikan dan itu waktu saya pikir marah saya begitu Panji akan teruskan. Ini dipersidangan, saya disumpah Yang Mulia," pungkas Syahrul.
Reporter: Rahmat Baihaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement