Sahbirin Noor Resmikan Jalan Bebas Hambatan Banjarbaru-Batulicin, Bukti Nyata Pembangunan Infrastruktur

Dua periode di bawah kepemimpinan Sahbirin Noor, ruas jalan di Kalimantan Selatan mencapai 120 kilometer dan sembilan jembatan baru telah dibangun.

oleh Fachri pada 29 Agu 2024, 13:55 WIB
Diperbarui 29 Agu 2024, 14:20 WIB
Turdes.
Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor saat melakukan Turdes di jalan bebas hambatan Banjarbaru-Batulicin. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Banjarbaru Pembangunan infrastruktur di Kalimantan Selatan selama 10 tahun terakhir konsisten dilakukan. Hal itu terlihat bagaimana dua periode di bawah kepemimpinan Sahbirin Noor, ruas jalan di Kalimantan Selatan mencapai 120 kilometer dan sembilan jembatan baru telah dibangun.

Terbaru, ruas jalan bebas hambatan Banjarbaru-Batulicin yang menjadi proyek strategis dan menghubungkan Kabupaten Barito Kuala serta Banjar serta Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Balangan diresmikan.

Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor menilai, proyek tersebut merupakan salah satu proyek infrastruktur terbesar di Kalsel, yang memiliki sejarah panjang dalam perencanaan dan pembangunannya.

“Perjalanan dari Banjarbaru ke Batulicin yang sebelumnya memakan waktu lima sampai enam jam, kini ditempuh hanya dalam waktu sekitar 2 jam dan ini merupakan efisiensi waktu yang luar biasa dan akan membawa dampak positif bagi mobilitas masyarakat serta arus logistik di wilayah Banua,” ujarnya.

Sahbirin pun mengungkapkan, dampak strategis yang bisa dirasakan dari pembangunan jalan itu, yakni terhubungnya dua kawasan industri nasional yang sangat vital, Jorong dan Batulicin dengan pusat perdagangan dan jasa di wilayah metropolitan Banjarbakula secara lebih efektif dan efisien.

“Saya ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pemangku kepentingan yang telah memberikan komitmen luar biasa, sehingga pembangunan jalan Banjarbaru-Batulicin ini dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.

Permudah Akses Masyarakat

Sahbirin Noor.
Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor saat meresmikan jalan bebas hambatan Banjarbaru-Batulicin. (Foto: Istimewa)

Salah satu warga Mantewe (Tanah Bumbu), Rusli, mengaku bangga dan bersyukur dengan hadirnya jalan bebas hambatan ini karena mempermudah aksesnya menuju Banjarbaru.

“Jalan ini sudah mudah ke Banjarbaru, jadi sangat bermanfaat sekali,” ucapnya.

Selaras dengan itu, pendamping siswa SMAN 1 Mantewe, Ari, berterima kasih atas inisiasi Gubernur Sahbirin Noor, karena jalan yang dibangun dapat memudahkan akses siswa mengikuti perlombaan di luar kota.

“Selama ini jalan itu rusak, akhirnya sudah diperbaiki. Dulu itu jalan sampai Sungai Alut saja, kini telah terhubung ke kota,” ujarnya.

Sebagai informasi, jalan bebas hambatan Banjarbaru-Batulicin memiliki panjang 104 kilometer dan mulai dikerjakan pada tahun 2019. Rampungnya jalan ini, menjadi bukti nyata upaya pemerintah dalam mewujudkan infrastruktur berkualitas untuk kemajuan Kalsel.

Jalan yang kemudian diberi nama jalan Gub Sahbirin Noor ini diresmikan pada 24 Agustus 2024 di jembatan Awang Bangkal, Kabupaten Banjar, dalam rangkaian Kirab Merah Putih bersama Korem 101/Antasari, SKPD Pemprov Kalsel, Forkopimda, Ulama, dan komunitas/ masyarakat umum.

Dipimpin oleh Gubernur dan Ketua TP PKK, Raudatul Jannah, rombongan Kirab Merah Putih melintasi jalan sejauh 194 kilometer, dimulai dari Kodim 1022 Tanah Bumbu dan berakhir di Alam Roh 24, Kiram, Kabupaten Banjar.

Rutin Turun ke Masyarakat

Sahbirin Noor.
Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor saat meresmikan jalan bebas hambatan Banjarbaru-Batulicin. (Foto: Istimewa)

Menilik ke belakang, selama menjabat sebagai Gubernur sejak 2016 hingga kini, Sahbirin Noor yang akrab disapa Paman Birin ini, secara rutin turun ke masyarakat melalui program Turdes “Turun ke Desa”. Tercatat, sampai dengan Juli kemarin, Paman Birin telah 10 kali melaksanakan Turdes “Menembus Batas” bersama Forkopimda dan perangkat daerah Pemprov Kalsel.

Turdes menjadi ajang Paman Birin untuk bertemu sekaligus menampung aspirasi masyarakat, yang kemudian direalisasikan ke dalam pembangunan daerah. Kondisi jalan dan kesejahteraan masyarakat menjadi perhatian utama, maka tidak heran, banyak ruas jalan dibangun di masa kepemimpinannya.

Di sisi lain, saat Turdes “Menembus Batas ke-9” tahun lalu, Paman Birin juga memberikan fasilitas internet satelit di Desa Kuala Lupak, Barito Kuala, sebagai respons terhadap sulitnya akses informasi bagi warga setempat.

Hal ini menunjukkan Paman Birin menyadari betul bahwa konektivitas dan aksesibilitas tidak terbatas pada pembangunan infrastruktur, tetapi juga akses komunikasi.

“Dengan adanya jaringan internet ini, diharapkan potensi desa bisa terbuka lebih luas, sehingga kesejahteraan masyarakat bisa meningkat,” kata Paman Birin melalui Kepala Dinas Kominfo Kalimantan Selatan, M. Muslim.

Sukses Entaskan Daerah Tertinggal

Sahbirin Noor.
Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor dalam acara Turdes. (Foto: Istimewa)

Pembangunan infrastruktur yang menyeluruh, menjadi pondasi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi ketimpangan antar daerah. Dengan segala pembangunan yang telah Ia lakukan, Sahbirin Noor, berhasil mengentaskan desa tertinggal dan sangat tertinggal di Kalsel dua tahun lebih cepat dari target yang ditetapkan.

Keberhasilan ini diganjar dengan penghargaan yang diberikan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi RI bertepatan dengan Hari Jadi ke-74 Kalimantan Selatan pada 14 Agustus lalu di Siring 0 Kilometer Banjarmasin.

Berdasarkan data Dinas Pemberdayaan Desa (PMD) Kalsel, pada tahun 2016 lalu jumlah desa tertinggal dan sangat tertinggal di Kalsel mencapai 1.438 desa. Pada 2024 ini, angka tersebut menjadi nol, sehingga menjadikan 88 persen desa di Kalsel berkategori maju dan mandiri.

Sementara sisanya berstatus desa berkembang. Capaian ini merupakan salah satu perwujudan dari visi Gubernur “Kalsel Maju” (Mandiri, Sejahtera, dan Berkelanjutan).

“Semua masyarakat berhak mendapatkan akses yang sama terhadap pembangunan dan kesejahteraan, karena dengan status desa sangat tertinggal dan desa tertinggal sudah tidak ada lagi di Banua,” ujar Sahbirin.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya