Kemendikbudristek Gelar Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3, Bagian dari Kenduri Swarnabhumi 2024

Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 merupakan bagian dari rangkaian festival budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

oleh Tim News diperbarui 02 Sep 2024, 09:47 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2024, 18:18 WIB
Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 merupakan bagian dari rangkaian festival budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar oleh Kemendikbudristek.
Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 merupakan bagian dari rangkaian festival budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). (Ist)

Liputan6.com, Jakarta - Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 merupakan bagian dari rangkaian festival budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang digelar di Jembatan Jihan Desa Betung Bedarah Timur, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi pada Kamis 29 Agustus sampai Sabtu 31 Agustus 2024.

Pamong Ahli Budaya Utama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Siswanto mengatakan, festival ketujuh ini mengusung tema multikulturalisme mengajak masyarakat untuk merayakan dan menghargai keragaman budaya yang ada di Kabupaten Tebo.

"Festival ini adalah bukti nyata bagaimana keragaman budaya di Indonesia bisa disatukan dalam satu panggung yang harmonis. Kabupaten Tebo telah menunjukkan bahwa budaya lokal tidak hanya bisa bertahan, tetapi juga berlangsung sangat positif," ujar Siswanto, melalui keterangan tertulis, Minggu (1/9/2024).

"Melalui tema multikultur ini, kita semua diingatkan bahwa perbedaan adalah kekayaan yang harus kita jaga dan lestarikan," sambung dia.

Siswanto menyampaikan, Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 tidak hanya menjadi ajang bagi para pelaku budaya lokal untuk menampilkan tradisi mereka, tetapi juga menjadi platform untuk memperkenalkan berbagai kebudayaan dari seluruh pelosok Nusantara.

"Dengan pertunjukan seni, pameran kerajinan, dan kuliner khas dari berbagai daerah, festival ini berhasil menciptakan atmosfer kebinekaan yang kuat," tegas dia.

Direktur Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 Septian Azrianto menambahkan, dirinya menekankan pentingnya festival tersebut dalam memperkuat hubungan antarbudaya.

"Kami ingin festival ini menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai tradisi dan budaya setempat. Dalam suasana yang penuh kehangatan dan kebersamaan, pihaknya melihat pengunjung bisa merasakan betapa kaya dan beragamnya warisan budaya yang ditampilkan," ucap dia.

"Kenduri Swarnabhumi 2024, melalui festival ini, mengajak masyarakat untuk mengangkat kembali tradisi dan nilai adat yang berangsur hilang," sambung Septian.

 

Jadi Sarana Edukasi Generasi Muda

Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media kembali menggelar Kenduri Swarnabhumi untuk ketiga kalinya mulai Agustus hingga November 2024.
Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media kembali menggelar Kenduri Swarnabhumi untuk ketiga kalinya mulai Agustus hingga November 2024. (Istimewa)

Septian juga menyoroti bahwa Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga sarana edukasi bagi generasi muda.

"Harapannya mereka (generasi muda) akan support dan ikut langsung dalam melestarikan kebudayaan kita," terang dia.

Septian menyebut, Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3 mendapat dukungan penuh dari masyarakat Kabupaten Tebo.

Dia menjelaskan, Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3, sebagai bagian dari Kenduri Swarnabhumi 2024 menawarkan beragam kegiatan menarik, mulai dari pertunjukan seni tradisional hingga lokakarya budaya.

"Semua ini dirancang untuk memberikan pengalaman yang mendalam bagi pengunjung, sekaligus memperkuat rasa kebanggaan terhadap kebudayaan Indonesia yang beragam," ucap dia.

"Dengan semangat multikulturalisme yang diusung, festival ini diharapkan dapat terus menjadi simbol persatuan di tengah keberagaman, sekaligus mendorong masyarakat untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya yang dimiliki," tandas Septian.

 

Bisa Angkat Tradisi dan Kebudayaan Daerah

Festival Sidang Balai Panjang Tanah Periuk yang merupakan bagian dari rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2024 di Jambi.
Festival Sidang Balai Panjang Tanah Periuk yang merupakan bagian dari rangkaian Kenduri Swarnabhumi 2024 di Jambi. (Ist)

Menurut Septian, festival yang digelar di Kabupaten Tebo Provinsi Jambi ini merupakan satu dari 12 festival budaya Kenduri Swarnabhumi 2024 yang diharapkan menjadi katalis bagi upaya pelestarian budaya dan lingkungan di sepanjang DAS Batanghari serta membangkitkan kesadaran akan pentingnya menjaga warisan nenek moyang untuk generasi mendatang.

Sementara itu, Kepala Desa Betung Bedarah Timur, Jamhuri yang turut hadir dalam acara pembukaan acara, mengungkapkan rasa bangganya menjadi tuan rumah Festival Bumi Seentak Galah Serengkuh Dayung Jilid 3.

"Kami mengerahkan seluruh organisasi maupun komunitas untuk menyukseskan festival ini. Karena festival ini sangat berdampak untuk mengangkat kembali tradisi dan nilai budaya yang mulai ditinggalkan," kata Jamhuri.

Untuk diketahui, Kenduri Swarnabhumi sendiri akan digelar di daerah aliran sungai (DAS) Batanghari, yakni di 10 Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dan satu Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat dengan mengangkat narasi hubungan penting antara kebudayaan dengan pelestarian lingkungan, khususnya sungai, dan sebaliknya juga tentang pelestarian lingkungan untuk kebudayaan berkelanjutan.

Rangkaian pagelaran festival budaya yang akan diselenggarakan oleh masyarakat setempat ini, menjadi momentum memperkuat semangat kemandirian dalam mengangkat kearifan lokalnya.

Setiap festival yang digelar akan berkoordinasi dengan Direktur Festival dan Kurator Lokal serta didukung Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Infografis Tahap Pengajuan Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO
Infografis Tahap Pengajuan Kebaya Jadi Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya