Dampak Positif Hadirnya IKN, Banyak Pihak Ikut Bersinar

Dirancang sejak 2017, Presiden Joko Widodo ingin IKN tak sekadar proyek memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur.

oleh Iwan Tantomi pada 30 Sep 2024, 16:47 WIB
Diperbarui 17 Okt 2024, 18:26 WIB
Presiden Jokowi meresmikan Taman Kusuma Bangsa yang terletak di kawasan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/8/2024)
Presiden Jokowi meresmikan Taman Kusuma Bangsa yang terletak di kawasan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin (12/8/2024). (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta “(Dulu) Orang luar nggak kenal dengan nama Sepaku.” Kalimat itu meluncur dari mulut Sri. Dia seorang wanita petani hidroponik asli Sepaku. Kecamatan ini berada di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Kecamatan yang kini menjadi kawasan Ibu Kota Negara (IKN).

Bercaping dan kaos hitam, Sri masih ingat betul perjuangannya sebagai warga Sepaku sejak tahun 1977. Dia harus menempuh perjalanan darat, sungai, dan laut selama berhari-hari hanya untuk sampai ke kota. Sampai di kota, Sri masih harus menghadapi kesulitan lain. 

Rupanya orang-orang di setiap kota yang disinggahinya tak mengenal nama daerah Sepaku. “‘Sepaku tuh di mana?’ Lihat di peta nggak ada,” kata Sri mengenang jawaban orang setiap kali diceritakan daerah asal usulnya.

Namun Sri kini tidak minder lagi. Tak perlu bicara panjang menjelaskan Sepaku. Begitu menyebut nama Sepaku,  “Oh yang IKN baru itu.” Begitu reaksi yang diperoleh Sri setiap kali memperkenalkan diri tanah kelahirannya.

Warga Kalimantan bukan satu-satunya yang ketiban berkah IKN. Kawasan ini sudah menjadi ladang rezeki bagi perantauan. Bahkan saat pembangunannya baru dimulai. Bekal kemampuan sebagai tukang atau pekerja kasar sudah cukup membuat dompet bertambah saban bulan. Uang agar dapur keluarga di kampung tetap mengepul.

Dengarlah kisah Miftahudin. Dia pekerja konstruksi di IKN. Berangkat dari Semarang, Jawa Tengah, Miftahudin rela jauh dari istri dan keluarga. Jangan ditanya soal rasa rindunya. 

“(Rasa kangen) banget. Biasanya video call,” ujar Miftahudin. “Memang sudah risikonya orang kerja, kita terima saja.”

Uang bukan semata yang dituju. Ada kebanggaan lain yang dirasakan Roni. Sikap nasionalisme pemuda asal Cilacap, Jawa Tengah ini bangkit ketika bekerja di IKN. Meski setiap hari digulung debu, tanah licin dan becek, dan capek, Roni merasa puas. Keringat dan tenaganya telah ikut berkontribusi dalam pembangunan IKN. “Membantu pemerintah lah,” ujarnya. 

Pembangunan hunian untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), atau rumah PNS dan TNI/Polri di Ibu Kota Nusantara (IKN). (Foto: Kementerian PUPR)
Pembangunan hunian untuk Aparatur Sipil Negara (ASN), atau rumah PNS dan TNI/Polri di Ibu Kota Nusantara (IKN). (Foto: Kementerian PUPR)

Tekad inilah yang ingin dibangun dari kehadiran IKN. Dirancang sejak 2017, Presiden Joko Widodo ingin IKN tak sekadar proyek memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Kalimantan Timur. Kawasan Nusantara dan provinsi sekitarnya harus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru Indonesia. Pesaing kota-kota di Jawa atau Sumatera yang sudah puluhan tahun mendominasi. 

Ide pemindahan ibu kota negara dari Jakarta bukan muncul dadakan. Sudah ada secara permanen sejak tahun 1957. Penggagasnya presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, Gagasan yang terus bergulir pada pemerintahan berikutnya. Baru pada 18 Januari 2022, ide itu mulai terlihat wujud lewat lahirnya Undang-Undang Nomor. 3 Tahun 2022 tentang Ibu Kota Nusantara.

Bukan rahasia bila Indonesia selama ini adalah Jawa. Intip saja data Badan Pusat Statistik (BPS) pada triwulan II-2024. Separuh sumber pertumbuhan ekonomi Indonesia, atau 57,04% berasal dari pulau Jawa. Disusul Sumatera dengan kontribusi 22,08%. Sementara pulau-pulau lain yang umumnya kaya sumber daya alam hanya berkontribusi di bawah 9%.’

Jawa juga jadi pusat konsentrasi penduduk Indonesia. Hampir 60% penduduk Indonesia mendiami Jawa. Sisanya tersebar di berbagai pulau besar dengan Sumatera yang dihuni 22% dari total penduduk Indonesia di tahun 2023. 

Kondisi inilah yang ingin segera dihapus. Cara memulainya dengan menghadirkan ibu kota negara di Kalimantan. Geliat ekonomi IKN terlihat ketika ratusan investor lokal dan mancanegara antre ingin berinvestasi di IKN. Nilainya mencapai triliunan rupiah. 

Presiden Jokowi di Rapat Paripurna Kabinet di Istana Presiden IKN pada 12 Agustus 2024 menyebut angka Rp56,2 triliun. Nilai itu diluar investasi yang digelontorkan pemerintah lewat APBN. Dana puluhan triliun itu mengucur lewat 55 proyek yang sudah groundbreaking. Kebanyakan proyek perkantoran dan bank sebanyak 14 proyek. Menyusul 10 proyek investasi sektor ritel dan logistik, hunian dan area hijau 9 proyek, dan perhotelan 8 proyek.

Otorita IKN juga sempat melaporkan 330 surat peminatan atau letter of intention (LOI) investasi. Sekitar 55% merupakan investor domestik. Adapun, Singapura, Jepang, Tiongkok, dan Malaysia menjadi empat negara yang paling banyak mengirimkan LOI.

Dari kantong pemerintah dananya juga tak kecil. Kementerian Keuangan telah merealisasikan anggaran pembangunan IKN dalam APBN sebesar Rp26,7 triliun pada 2023. Lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar Rp5,5 triliun. Ada pula anggaran sebesar Rp40,6 triliun yang disiapkan buat tahun depan.

Meski proyek IKN direncanakan baru kelar tahun 2045, efeknya mulai sedikit terasa. Setidaknya buat ekonomi kota-kota tetangga. Provinsi Kalimantan Timur, tempat berdirinya IKN, sekarang sedang menikmatinya. 

Jokowi Meresmikan Hotel Bintang 5 di IKN
Presiden Jokowi meresmikan hotel bintang 5 Swissotel di IKN, Kalimantan Timur. (Foto: Youtube Sekretariat Presiden)

Plt Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti menyatakan, pertumbuhan ekonomi provinsi Kalimantan Timur pada 2023 mencapai 6,22 persen. Pencapaian ini melewati pertumbuhan nasional. Melesatnya ekonomi provinsi berjuluk Benua Etam ini terutama ditopang aktivitas konstruksi yang meroket hingga 15,82 persen. 

Pertumbuhan ekonomi Kaltim ini berada di peringkat ketiga provinsi dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di 2023. Di bawah Maluku Utara dan  Sulawesi Tengah. “Ini karena, tentunya, adanya pembangunan berbagai infrastruktur di Ibu Kota Nusantara," ujar Amalia.

IKN sebagai magnet ekonomi baru juga dirasakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kaltim. Ini terlihat pada momen Lebaran tahun lalu. Perputaran uang di provinsi ini tumbuh double digit. 

Lebaran setahun yang lalu, BI Kaltim menyiapkan uang baru senilai Rp 4,19 triliun. Namun, pada Lebaran kemarin, uang yang disiapkan meningkat menjadi Rp4,77 triliun.

"IKN menjadi pusat daya tarik yang kuat dalam menggerakkan pertumbuhan ekonomi, dengan berbagai pembangunan dan proyek strategis nasional yang difokuskan di Kaltim," ujar Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim, Budi Widihartanto di Samarinda.

Nun jauh di Pulau Jawa, harapan menuai berkah dari IKN juga sudah mulai bermunculan. Salah satunya dari provinsi paling timur Pulau Jawa, Jawa Timur. Deputi Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan BI Jawa Timur, M. Noor Nugroho punya keyakinan itu. 

Merujuk data input-output 2016, Jatim dan Kaltim punya hubungan ekonomi yang cukup besar. Dengan kondisi Kaltim yang disuplai 17 provinsi di Indonesia, Jatim termasuk tiga besar pemasok barang kebutuhan di provinsi tersebut bersama Jawa Barat dan Daerah Khusus Jakarta.

“Dengan posisi Kaltim yang lebih dekat dari tiga daerah tersebut, peluang ekonomi Jatim untuk bertumbuh menjadi lebih besar,” kata Noor optimistis.

Mantan Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor bahkan sudah merasakan fenomena tersebut. Dia melihat banyak pengelola hotel di Kaltim yang kebanjiran tamu. Begitu pula dengan pemesanan tiket pesawat ke Samarinda hingga Balikpapan yang semakin sulit didapat.

"Ini ada dampaknya. Tidak pernah dalam sejarah Kaltim ini bisa pertumbuhannya bagus,” kata Isran Noor.

Konstruksi Embung Mentawir Rampung, Siap Pasok Air ke Persemaian di IKN 
(Foto:Dok.Ditjen SDA)

Jatim, provinsi tetangga, sampai investor dalam dan luar negeri boleh saja berharap kecipratan pembangunan IKN. Yang pasti, manfaat Ibu Kota Baru Indonesia ini sudah dirasakan rakyat semacam Kopan. Dia punya usaha penginapan bernama Wisma Kapon Jaya. Sebelum hadirnya IKN, Kopan cuma punya 3 kamar saja sewaan. 

Sejak proyek IKN dimulai, Kapon bak ketiban durian runtuh. Jumlah kamarnya bertambah sampai 6 kali lipat. Dia kini juragan properti dengan 19 kamar. Wisma Kapon I yang dikelolanya bahkan dikontrak perusahaan kontraktor pembangun IKN selama dua tahun. Nilai kontraknya mencapai Rp700 juta. 

“Alhamdulillah usaha saya sangat melejit sekali,” ujarnya bersyukur. 

Dengar pula pengakuan dari Marwan, pemilik Warung Makan Millenial. Dia berjualan di pinggir jalan Sepaku. Akses jalan yang kini menjadi lalu lalang kendaran dan pekerja proyek IKN. Marwan awalnya hanya penjualan makanan secara daring. Kini usahanya makin menjanjikan. 

Marwan sampai mengubah teras rumah menjadi warung. Meja, bangku, dan lampu hias menghiasi warung makannya.  “Semakin banyak orang makan di IKN, dibikinlah warung,” ujar dia.

Besarnya harapan IKN menjadi motor baru pertumbuhan ekonomi Indonesia juga selalu diucapkan Presiden Jokowi di berbagai kesempatan. Pemerataan ekonomi yang tak hanya berpusat di Jawa menjadi mimpi sang presiden. 

“Salah satu alasan kenapa ibu kota pindah, karena kita ingin pemerataan. Karena kita tahu 58 persen GDP ekonomi itu ada di Jawa, sehingga  kita ingin memeratakan untuk juga luar Jawa mendapatkan perputaran ekonominya,” harap Presiden.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya